Dra. Enung Kartini, M. Pd.

Sebagai guru adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus saya jaga keamanahannya. Guru BK adalah tugas yang saya emban. SMP Negeri 2 Cileunyi Kab. Bandung menj...

Selengkapnya
Navigasi Web
JAMBU AIR ENIN (Bag. 4)

JAMBU AIR ENIN (Bag. 4)

JAMBU AIR ENIN (Bag. 4)

Oleh: Enung Kartini

Pohon jambu di belakang rumah Enin sudah mulai berbunga, semakin hari semakin banyak. Ketika bunga itu sudah berubah menjadi buah dan buah semakin besar dan merah, perasaanku semakin tersiksa. Untuk melupakan itu aku pulang ke rumah Ibu tapi tidak pernah lama, kembali ke rumah Enin dan kembali memandang buah-buah jambu yang ranum itu. Suatu hari aku tidak tahan ingin makan dan jualan jambu. Hari itu Aki dan Enin kerja di kebun sampai waktunya dzuhur. Selepas shalat dzuhur, aku mengendap ngendap mengintip Aki dan Enin di beranda depan ruang makan yang ada bale-bale tempat ngaso. Aman. Aki dan Enin sedang istirahat biasanya aki suka tidur dibale-bale itu sampai waktunya shalat ashar dan Enin biasanya melanjutkan menjahit pakaian. Dirasa keadaan sudah aman mulailah aku beraksi. Kunaiki satu persatu anak tangga bambu yang selalu menyandar di pohon jambu dengan hati-hati. Baju atasan aku masukkan kedalam celana panjang yang aku pakai agar nanti bisa dijadikan tempat menyimpan jambu yang kupetik. Sampai di anak tangga terakhir aku sangat bersemangat menapakkan kaki di dahan pohon jambu yang lebih tinggi dan banyak terdapat buah jambu yang memerah. Saking semangatnya sebelah kakiku yang belum sempat menapak di dahan pohon menendang ujung tangga bambu sehingga tangga bambu tersebut terjatuh ke tanah. Aku belum sadar apa yang akan terjadi dengan jatuhnya tangga bambu tersebut. Kupetik buah jambu pertama yang paling besar warnanya merah kehitaman dan langsung aku makan dengan lahap, manis berair banyak. Setelah merasa kenyang barulah aku memetik yang banyak untuk aku jual besok di sekolah. Aku masukkan jambu ke dalam baju sampai perutku menggelembung oleh buah jambu. Karena jambu untuk dijual sudah banyak, aku bermaksud untuk turun. Tapi....ya Allah aku menjerit dalam hati karena tangga untuk turunnya tidak ada, sudah tergeletak di tanah. Aku ingin nangis tapi tidak boleh nangis apalagi kalau sepupu-sepupuku tahu, bukankah aku yang selalu melarang mereka nangis, dan aku sebut mereka pengecut kalau nangis. Aku mulai menyesal dengan kenekadan yang aku lakukan. Aku mulai sadar apa yang aku lakukan adalah dosa, melanggar hukuman Aki. Allah juga pasti marah karena aku mencuri jambu nenek. Aku memetiknya tanpa izin, namanya mencuri. Selain perasaan bersalah, perasaan lain yang menyiksaku kemudian adalah perasaan gatal dan sakit di perut karena digigiti semut yang keluar dari bagian buah jambu yang ada rambutnya itu. Hampir saja aku menjerit. Sungguh saat itu aku sangat bingung. Dalam keadaan bingung, takut, gatal, sakit karena gigitan semut ditambah sakit perut yang melilit karena terlalu banyak makan buah jambu, aku ingat Ibu. Kata ibu Allah itu sangat senang kalau manusia berdoa dan meminta kepadaNya. Tapi aku tidak mau meminta, aku malu, aku ini anak “nakal”. Membuat mesin jahit Enin rusak, membuat Emi sepupuku sakit tangannya, mencuri jengkol dan sekarang mencuri jambu. Aku malu untuk meminta pertolongan kepada Allah. Tapi aku berjanji kepada Allah kalau aku bisa turun dari pohon ini aku tidak akan sekali kali lagi membuat Ibu, Enin dan Aki marah. Tiba-tiba aku mendengar suara Ibu dari dalam rumah Enin. Rupanya ibuku yang datang menanyakan keberadaanku kepada Enin yang sedang menjahit. Tidak lama kemudian aku melihat Ibu dan Enin keluar dari pintu dapur. Aku senang sekali melihat mereka. Tapi aku tidak berani meminta tolong, aku takut. Ibu melihat ke kiri dan ke kanan. Enin menuju pohon jambu dan mendapati tangga bambu tergeletak, kemudian enin menyimpannya di dekat lesung tempat Enin menumbuk padi. Duuuh semakin jauh tangga bambu dariku.

Bersambung …

Ket:

Enin = Nenek dalam Bahasa Sunda

Aki = Kakek dalam Bahasa Sunda

Salam literasi…..

Bandung, 08 April 2021

Gambar diambil dari: https://review.bukalapak.com/food/manfaat-jenis-jambu-air-112379

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu Enung, makin mengalir ceritanya, sehat dan semangat selalu

08 Apr
Balas

Cerita kehidupan yang keren bunda. Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal.Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.

08 Apr
Balas

Semakin menarik nih. Sehat dan sukses selalu Bu cantik

09 Apr
Balas

Apa yang selanjutnya terjadi? Ditunggu kelanjutannya, Ibu. Bagus ceritanya, Bu.

09 Apr
Balas

Heheheh apa yang terjadi selanjutnya? Akankah ada pertolongan untuknya? Semoga sehat selalu buat Ibu Dra Enung Kartini

08 Apr
Balas

Ceritanya menarik, dan menawan, Bunda. Salam sehat dan sukses Bunda.

08 Apr
Balas

Cerita sederhana namun elegan. Keren banget. Barokallah

08 Apr
Balas

Keren ceritanya bucan, salam silaturahmi

08 Apr
Balas

Waduh, padahal tinggal teriak saja, Ibu... Enin... tolong... tapi sudah ketakutan duluan, hahaha... Seru sekali cernaknya, Bu.

08 Apr
Balas

Kisah yang menarik bunda. salam Pembelajaran. Salam sukses selalu.

09 Apr
Balas

Cerita yang mendidik dan menghibur juga Bu. #Salam Ramadhan Kareem dan Salam Literasi

13 Apr
Balas

Cakep ceritanya Bunda, salam sukses selalu

08 Apr
Balas

Cerita yang bagus bu Kartini. ikut masuk dalam cerita. dilanjut Bu..

08 Apr
Balas

Cerita anak yang keren, semoga sehat selalu

08 Apr
Balas

Cerita yang menarik... Ikut berimajinasi dengan cerita yang keren ini

08 Apr
Balas



search

New Post