Curahan Hati

SK kenaikan pangkat dari IIId ke IVa sudah berada ditangan Oktober 2010 lalu, berarti sampai saat ini sudah delapan tahun status kepegawaianku berada di golongan IVa saya jalani. Sudah terlalu lama memang, dan harusnya tidak perlu terjadi tetapi inilah kenyataannya. Sebenarnya ingin sekali saya naik pangkat tapi syaratnya belum terpenuhi sampai hari ini. Kekurangannya di dalam DUPAK adalah pada unsure utama tetapi bukan di bagian pendidikan maupun pembelajaran/ bimbingan dan tugas tertentu tetapi karena di bagian tugas mengajarnya, tetapi di bagian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), tepatnya bagian Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif. Sebenarnya di sekolah kami tidak hanya saya yang kondisinya seperti ini, banyak teman guru yang kondisinya sama, berhenti ditempat pada golongan IVa. Kepala Sekolah kami saat ini prihatin dan peduli bahkan sangat peduli dengan kondisi saya dan teman-teman yang senasib saya, karena beliau paham betul kendala apa yang saya dan teman-teman hadapi sehingga sampai betah berlama-lama di IVa. Beliau adalah tim penilai PAK di kabupaten Kudus tahu poin mana yang masih kurang sehingga kondisinya seperti sekarang ini. Beliau mencoba mengurai kendala-kendala tersebut dengan melakukan terobosan-terobosan jitu tepat sasaran, antara lain memberikan bimbingan pelatihan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan sendiri dan dibimbing langsung oleh beliau, salah satu pesertanya adalah saya. Tetapi apa yang terjadi…penelitian sudah saya laksanakan…semua siklus sudah terlampaui…data sudah terkumpul…tinggal menyusun laporan saja tidak terealisasi samapi hari ini…ya Allah…kandaslah PTK…

Sebagai terobosan berikutnya sebulan yang lalu tepatnya tanggal 7 – 8 Juli beliau membawa kami untuk bergabung di pelatihan SAGUSABU yang dibimbing langsung oleh para pakar penyusun sampai penerbitan buku…Media Guru. Disana diberikan cara bagaimana menyusun buku step by step, mulai bagaimana langkah-langkah menulis dari awal sampai akhir, trik dan tip menyusun kata dan kalimat agar alur tidak terputus sampai menyusun prakata. Dari pelatihan tersebut disepakati bahwa setiap peserta diberi kesempatan untuk menyusun satu buku selama satu bulan, tulisan minimal 50 halaman. Apa yang sudah saya lakukan selama batas waktu tersebut? Pertanyaan tersebut memang saya lontarkan pada diri saya sendiri, karena sampai hari ini dibatas waktu yang tinggal beberapa jam lagi buku yang harusnya sudah tersusun dan terkirim ke Media Guru belum terwujud. Apakah kesempatan ini harus kandas lagi? Hati kecil saya menjawab tidak. Insyaallah tetap berusaha…Harapan dan permohonan saya semoga pihak Media Guru masih mau memfasilitasi untuk proses selanjutnya jika tulisan yang saya susun sudah siap menjadi sebuah buku, sehingga dapat saya manfaatkan untuk kenaikan pangkat yang sempat lama tertunda. Aamiin…..

Ayo semangat!