‘CAK MAU’

#epiardi anam

Perjalanan kehidupan memang sudah tergaris dan tertulis olehNYA. Sebagai insan yang bersyukur dan berfikir tentu diberikan kuasa dan kemampuan untuk bisa menjadi lebih baik melalui ikhtiar ‘full’ dan Doa diujung karsa.

Setiap insan punya kelebihan dan kekurangan, itu sudah pasti. Namun kekurangan yang telah melekat itu tak menjadikan ‘sosok’ ini berpangku tangan, menerima apa adanya dan pasrah. Hal demikian tidak ada pada dirinya, dia selalu semangat dalam menyonsong mentari pagi, bergerak kesana kemari mecoba menggaet masa depan yang tersisa.

Komunikasi yang tidak mampu dilakukan dengan panca indera ‘bicara’, tidak membuatnya ‘minder’ apalagi ‘keder’. Bahasa isyarat (dengan gerak tangan dan mimik wajah) telah mampu menjadikannya sosok yang dipercaya.

Setiap acara apapun di kampung ini, dia selalu ada meskipun tak ada undangan menyapanya. Sipat sosial yang tinggi, jiwa membantu dan peduli sesama tetangga sudah tertanam kuat dalam sanubarinya. Bahkan acara yang ditaja oleh Pengurus Masjid tempat dia domisili, setiap sore ramadhan menjelang berbuka, dia telah bergerak menyusun kursi dan meja untuk tempat hindangan takjil gratis bagi jamaah dan para musafir yang singgah.

Meskipun tak mampu mengeluarkan ‘aksara’ melalui mulutnya, namun gerak tangan dan gerak raga darinya mengandung makna yang melebihi suara orang biasa.

Dialah yang dikenal dengan panggilan ‘Om Bisu’, dialah yang bernama Muhammad Syahrum, lahir di Medan, asal kampung Palupuh, Agam.

_____IkrammasjidArrahim1445H____