Alarm Kematian
Tagur 7
Tantangangurusiana
Alarm Kematian part 7
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, buk Dewi bak terdakwa duduk di kursi yang agak jauh jaraknya dari dokter, maklum karena masih pandemi.
Sambil menunduk seakan menunggu keputusan pak hakim dan mengetuk palu, buk Dewi hanya bisa diam dan menunduk.
" Buk , Ibuk saya rujuk ke rumah sakit propinsi ya " kata dokter memecah keheningan, kebekuan itu seketika mencair dengan kata kata dokter tersebut. " Memangnya sakit saya parah ya pak " timbal buk Dewi. " Ibuk harus melakukan operasi jantung lanjut dokter". Bak geluduk di tengah hari, brakkk , jantung buk Dewi berdegup kencang.
Dengan sedikit keberanian yang tersisa buk Dewi bertanya memangnya jantung saya kenapa pak ? ". Sejenak dokter itu terdiam dan seakan menyusun kata kata buat menjawab pertanyaan buk Dewi. Melihat dokter masih terdiam buk Dewi kembali bertanya apa tidak bisa minum obat saja dok ?.
Tidak buk jawab dokter itu, jalan satu satunya adalah operasi. Baiklah sok saya pikir dulu dan saya bicarakan dulu sama keluarga saya dok. Baiklah tapi jangan lama lama ya buk, sambil menyerahkan resef obat.
Buk Dewi keluar ruangan, dengan langkah gontai menuju apotik buat menebus obatnya, ruang apotik yang dekat , begitu jauh dirasakan buk Dewi, padahal ia ingin cepat pulang dan menumpahkan sesak di dadanya .
Sampai di rumah, ia lansung menuju kamar, dan seketika air mata itu tumpah tak tertahankan lagi, air mata yang sudah sejak tadi dia simpan, karena buk Dewi tidak ingin kegundahan hatinya di lihat sama orang lain.
Kamar dia kunci, karena buk Dewi tak ingin anak anaknya masuk dan memergokinya sedang menangis, karena kalau hal itu terjadi, akan banyak pertanyaan yang lahir yang takkan mampu di jawabnya.
Ya Allah, kalau aku harus menjalani operasi, bagaimana dengan anak anakku, ibuku serta adikku lirih buk Dewi, terbayang wajah wajah yang sangat membutuhkan dirinya. Anak anaknya masih kecil, ibu yang sudah tidak bisa mengurus dirinya sendiri serta seorang adik yang harus ditanggung sama buk Dewi karena mengalami keterbelakangan mental
Bagaimana nasib mereka ya Allah. Bagaimana aku bisa pergi meninggalkan rumah buat pergi berobat jauh, sedangkan berobat sekarang saja tidak seorangpun diantara mereka yang tau.
Bagaimana aku bisa menjelaskan pada mereka ya Allah, bagaimana kalau aku pergi buat selama lamanya. Saking lelahnya buk Dewi sampai dia tertidur .
Apa yang akan terjadi setelah buk Dewi terbangun ? Apa keputusan buk Dewi ? Ataukah ini hanya sebuah mimpi kita sambung besok ya pemirsa
Solok 28 Oktober 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga ada jalan terbaik untuk buk Dewi, tuhan akan memberikan ujian ke hambanya berarti mampu
Alhamdulillah..makasih bun atas kunjunbannya
Kisah yang sangat inspiratif bunda. Luar biasa
Makasih pak
Makasih pak
Terima kasih admin
Kasihan bu dewi ya
Adakah dialam nyata seperti itu bun
Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Bu Erasanti
Aamiin..makasih bun