Tagur 5

Tantangangurusiana

Alarm Kematian part 5

Hari berlalu begitu cepat, seminggu sudah buk Dewi memikirkan penyakit yang di beritahukan oleh dokter. Antara percaya dan tidak, tapi harus dijalani oleh buk Dewi.

Hari ini merupakan jadwal cek lagi, dengan berat hati buk Dewi pergi ke rumah sakit, sambil menunggu namanya di panggil, pikiran buk Dewi melayang jauh ke depan, " andai saja penyakitmu begitu parah, terus aku meninggal, bagaimana dengan anak anak ku, mereka masih kecil, sementara mereka hanya punya aku, ya Allah buk Dewi mendesah berat, dan melepaskan nafas berat dan panjang sekali."

Melihat tingkah buk Dewi, seorang Ibuk separoh baya menyapa dengan sedikit berbisik, kenapa buk ?. Ndak apa apa buk balas buk Dewi.

Tapi Ibuk itu terus bertanya lagi walau buk Dewi belum menjawab pertanyaannya.

" Ibuk sakit apa ?, Kalau saya sakit jantung yang sudah kronis buk, lanjut Ibuk tadi, saya sudah bertahun tahun makan obat buk lanjutnya, seakan mau berbagi penderitaannya pada buk Dewi,

Sementara buk Dewi juga sedang larut dengan masalah penyakit yang dia derita, sehingga ia tidak begitu focus dengan masalah Ibuk tadi, tapi karena nggak enak, buk Dewi tetap melayani curhatan Ibuk tadi, " sabar ya buk, segala sesuatu pasti ada hikmahnya" buk Dewi bertutur ringan seakan tak punya beban.

Tiba tiba buk Dewi mendengar namanya dipanggil, " maaf ya buk saya duluan kata buk Dewi , sambil berlari menuju pintu dan masuk ke ruang praktek dokter.

" Bagaimana buk, apa yang Ibuk rasakan ? Tanya dokter, tidak ada dok jawab buk Dewi, tapi jantung Ibuk harus di periksa lebih detail lagi, besok Ibuk datang pagi pagi, tidak perlu ambil antrian lagi, dokter berkata Tampa lihat buk Dewi, bahkan sibuk dengan menulis resef dan memperhatikan hp seakan akan seperti pelajar yang sedang belajar online.

Ada sedikit keraguan di hati buk Dewi, apa dokter ini serius dengan tugasnya ? Sambil berlalu keluar setelah diberikan kertas resef yang akan ditebus.

Bagaimana ya hasil pemeriksaan dokter besok, kita tunggu ya..