Diujung Rindu 7
DIUJUN RINDU (7) “pandangan pertama”
#TantanganGurusiana hari ke-7#
Hujan…..
Hujan….mengingatkan Ega pada sosok Yuda cowok yang setia. Waktu pertama kali berkenalan denganYuda Tepatnya satu setengah tahun yang lalu tanpa sengaja saat itu Ega dan temannya murni pulang dari Pasar malam mereka berjalan kaki karena tempat lokasi pasar malam tak jauh dari rumahnya . Mereka menelusi trotor lampunya yang remang-remang membuat kurang jelas pandangan.
Dengan arah yang berlawanan Ega melihat ada dua orang cowok yang berpapasan jalan dengannya.
“Hai Hen….!” Spontan Ega menyapa cowok itu . Cowok yang memakai baju kaos hitam oblong itu berhenti , dengan sedikit bengong ia menoleh kearahku”eh ..maaf saya salah orang” sambung Ega yang merasa malu yang ia kira cowok itu adalah si Hen tetangganya yang juga suka memakai baju yang sama.
“Oh, nggak apa-apa. Oh ya….namaku Yuda “ sambil mengulurkan tangannya. Cowok yang memakai baju kaos hitam dengan setelan jelana jeannya yang sepanjang lutut menampakan aura modisnya itu cepat-cepat memanfaatkan situasi untuk mengajak berkenalan dibawah remang-remang cahaya lampu namun masih kentara wajah gantengnya.
“Ega “ balasku yang masih tersipu menahan malu. Mengapa tidak! Untung saja lampu jalan trotor ini remang-remang sehingga tidak terlihat jelas wajah merah jambu Ega menahan malu. Egapun tak bisa mengelak saat cowok itu mengajaknya berkenalan, apa lagi ditambah bersalaman dengan cowok itu. Aduh, detak jantung di dada setasa tak menentu.
“ ini Indra” kata Yuda sambil memegang bahu sahabatnya itu.Indra tersenyum dan mengulurkan tanganya. Badan Indra lebih pendek dari Yuda dengan rambut keritingnya yang gondrong melebihi bahu.
“ini temanku murni “ Ega juga memperkenalkan temannya .Murni adalah teman silat Ega yang tinggal satu rumah dengannya, ia mengotrak dengan kakaknya di kontrakan rumah Ega.
“Kalian tinggal dimana?” Tanya Yuda ingin tahu lebih lanjut tentang Ega.
“Diseberang parit besar jalan ini !” kali ini Murni yang menjawab pertanyaan Yuda
“Oh orang sini rupanya!” Indra menanggapi ucapan Murni. Ia juga mnjelaskan bahwa mereka anak kampung sebelah dan hendak pergi ke pasar malam.
Disaat Ega dan murni berpamitan hendak pergi, Yuda meminta ketemuan lagi .
“ Ega, sabtu besok jam 7 malam bisa nggak kita ketemuan lagi dekat jembatan rel kereta api ” Pinta Yuda. lokasi rel kereta api yang dimaksud tidak jauh sekitar sepuluh langkah dari tempat mereka berdiri.”Bisakan! Ulang Yuda lagi . Ega tidak menggubris permintaan Yuda dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
HUJAN.... diksi2 dari satu kata itu selalu menuai rasa pelangi. Manis, asam, asin bagaikan permen nano nano... Mantap Bund ceritanya... Smg sukses selalu.
Aamiin terima kasih bunda motivasinya Semoga sukses selalu
Keren Bu. Ceritanya membuat penasaran. Sukses selalu dan salam literasi
Aamiin. Terima kasih pak motivasinya ......semoga sukses selalu. Salam literasi
mantul bu tulisannya seperti novel
Terima kasih pak.. Insyaallah dalam proses kelas menulis novel.
Keren Bu. Sukses selalu
Aamiin. Terima kasih pak... Sukses selalu
Nak komen punya kawanpun masih susah sinyal