ERI FARIHAH

Guru pada MTsN 3 Sukabumi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Stop Menyisakan Makanan

Stop Menyisakan Makanan

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis oleh The Economist Intelligence Unit dinyatakan bahwa terdapat hampir satu miliar orang yang mengalami kelaparan di belahan dunia ini. Mirisnya banyak di antara kita yang justru membuang makanan sisa.

Di Indonesia kebiasaan tidak menghabiskan makanan, seolah menjadi hal yang lumrah. Dan menyebabkan Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara terbesar penghasil sisa makanan.Hal tersebut perlu disikapi dengan memberikan pengertian untuk hanya membeli atau memesan makanan sesuai dengan kebutuhannya.

Kebiasaan lapar mata dan gengsi untuk membawa pesanan yang tersisa merupakan budaya yang harus segera dihilangkan. Kebiasaan lapar mata dan tidak menghabiskan makanan biasanya terjadi ketika menghadiri pesta, entah karena gengsi, malu karena takut disebut doyan atau kelaparan atau karena sudah kenyang piring alas makan di pesta selalu dihiasai oleh makanan-makanan sisa.

Begitu pula dengan kebiasaan memesan makanan dengan jumlah yang banyak, kemudian tidak dihabiskan. Ironiskan ketika banyak diantara kita menahan lapar karena himpitan ekonomi. Oleh karena itu budaya tersebut harus segera diminimalisir. Salah satu cara meminimalisirnya yaitu dengan mengambil makanan atau memesan makanan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.Selain itu tidak ada salahnya kalau kita membawa pesanan makanan yang tidak habis ke rumah.Biasanya beberapa restoran selalu menyiapkan wadah untuk pesanan makanan yang masih tersisa untuk di bawa pulang.

Begitupun dengan makanan rumahan yang tidak habis, banyak di antara kita selalu membuang makanan sisa tanpa terlebih dahulu mencoba untuk mendaur ulangnya. Terkesan jijik namun alangkah lebih baiknya kalau kita coba sebijak mungkin memilah makanan yang layak d daur ulang ataupun di buang. Misalnya saja nasi sisa semalam yang terkadang karena kalau dihangatkan hanya sedikit disatukan dengan nasi baru juga takut mempengaruhi rasa dan kualitasnya, tak jarang langsung saja kita buang.

Merubahnya menjadi masakan lain tentu akan lebih menarik. Misalnya nasi, dengan ditambah tepung tapioka bumbu dan air panas kemudian di goreng akan berubah menjadi cemilan enak. Cireng nasi kriuk. Atau ayam yang sudah dua kali dihangatkan bisa kita potong kecil-kecil dan dimasukan campuran nasi goreng pasti akan langsung habis tak bersisa.

Marilah kita mulai dari diri sendiri untuk menghilangkan kebiasaan ini. Bukankah membuang makanan itu termasuk perbuatan mubadzir. Ingatlah begitu berlikunya proses dari beras hingga menjadi nasi. Dan begitu banyaknya pengorbanan yang telah diberikan hingga menjadi sesuap nasi yang kita makan.

#Tagur 17

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

19 Feb
Balas

Sepakat. Menyisakan makanan menyia nyiakan makanan

19 Feb
Balas

Setujuuuu....Betul sekali. Terima kasih Ilmunya. Semangaaaat

19 Feb
Balas



search

New Post