Diklat literasi dengan tema “Sagu Sabu”. Seminggu sudah berlalu. Tapi, aku belum nulis apa-apa. Sedangkan mereka sudah banyak menulis. Iya, mereka. Teman-teman diklatku. Aku gemes dengan diruku ini. Ketika di ruangan itu aku dihipnotis sedemikian rupa. Selama 2 hari, orang-orang hebat itu tepat di depanku. Tim Media Guru Indonesia, kalian kereeeennnn. Semangatku membara. Pokoknya harus “Sebulan Satu buku”. Aku harus berani menulis. Aku harus terbitkan satu buku. Satu bulan, harus.

Tapi... apa yang terjadi kawan. Setelah usai diklat, aku kembali menjalani rutinitasku. Aku bertemu kembali dengan anak-anak dengan sejuta cita-cita. Setiap ide menulis muncul saat itu juga suara hatiku berkata, “Nanti saja ditulis sekarang fokus ke murid”. Walhasil...ya gak jadi nulis. Benar kata pepatah, “jika kau menunda suatu pekerjaan yang terjadi adalah sebuah kegagagalan”. Itulah yang terjadi padaku. Hmmmm....

Gurusiana....kau jadi virus dahsyat yang merasuki guru-guru Pamekasan. Dalam waktu dua hari sudah banyak guru Pamekasan terpapar. Super cepat, kalah virus covid-19. Klasternya adalah Tim Media Guru Indonesia. Yang parah lagi...Hp ku bentar-bentar bunyi gara-gara temen-temen upload tulisan di Gurusiana. Kenapa kalian begitu mudahnya menulis? Kenapa kalian banyak ide? Kenapa kalian sempat menulis? Kenapa aku tidak seperti kalian? Kapan aku bisa seperti kalian? Semakin gemes diriku....

Oke kawan....aku mau nulis. Mau nulis apa? Ya...nulis aja. Apa yang aku rasakan. Taraaaa...ini dia tulisan perdanaku. Alhamdulillah...akhirnya aku bisa nulis. Semoga, ini awal yang bagus. Semoga virus nulis di Gurusiana berkembang bagus di diriku. Sehingga aku akan menulis lagi lagi dan lagi.