ERLADEWI

Erladewi, Tanjungbalai Karimun Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Rau...

Selengkapnya
Navigasi Web
SENSASI ATAU MOTIVASI DALAM PAGUYUBAN KELAS

SENSASI ATAU MOTIVASI DALAM PAGUYUBAN KELAS

Mendengar kata "Sensasi" maka semua orang akan berkonotasi negatif. karena menurut orang banyak bahwa sensasi adalah mencari perhatian orang lain tetapi apa yang ditampilkan/dilakukan oleh orang yang bersangkutan tidak ada apa-apanya. Contoh zaman sekarang banyak penyanyi pendatang baru yang ingin ngetop di dunia hiburan sering membuat sensasi dengan tujuan ingin cepat terkenal dengan cara instan tanpa memperhatikan kualitas diri.

Mendengar kata "Sensasi" maka semua orang akan berkonotasi negatif. karena menurut orang banyak bahwa sensasi adalah mencari perhatian orang lain tetapi apa yang ditampilkan/dilakukan oleh orang yang bersangkutan tidak ada apa-apanya. Contoh zaman sekarang banyak penyanyi pendatang baru yang ingin ngetop di dunia hiburan sering membuat sensasi dengan tujuan ingin cepat terkenal dengan cara instan tanpa memperhatikan kualitas diri.

Sebaliknya ketika berbicara motivasi maka yang terfikir dalam diri kita adalah bahwa kita melakukan sesuatu karena kita ingin menjadi lebih baik. Artinya melaksanakan suatu kegiatan yang belum pernah kita coba, yang biasanya hanya kita lihat dengan mata kepala dan kita dengar dari pembicaraan stake holder seperti kepala sekolah yang selalu bercerita bahwa keberhasilan sekolah mereka tidak lepas dari peran paguyuban, dan saat ini kita diminta untuk melakukannya sebagai anggota paguyuban suatu sekolah, maka kita termotivasi dengan asumsi bahwa siapaun orang yang memang mempunyai niat dan kemauan yang kuat serta mau bekerja keras maka semua angan-angan yang diwujudkan dalam sebuah impian dan semua impian itu bisa terjadi dengan izin Allah.

Sebaliknya ketika berbicara motivasi maka yang terfikir dalam diri kita adalah bahwa kita melakukan sesuatu karena kita ingin menjadi lebih baik. Artinya melaksanakan suatu kegiatan yang belum pernah kita coba, yang biasanya hanya kita lihat dengan mata kepala dan kita dengar dari pembicaraan stake holder seperti kepala sekolah yang selalu bercerita bahwa keberhasilan sekolah mereka tidak lepas dari peran paguyuban, dan saat ini kita diminta untuk melakukannya sebagai anggota paguyuban suatu sekolah, maka kita termotivasi dengan asumsi bahwa siapaun orang yang memang mempunyai niat dan kemauan yang kuat serta mau bekerja keras maka semua angan-angan yang diwujudkan dalam sebuah impian dan semua impian itu bisa terjadi dengan izin Allah.

Nah, mungkin para pembaca berfikir apa hubungan antara sensasi dan motivasi daalm t

Pada pembagaian hasil belajar tengah semester Ganjil tahun Pelajaran 2017, oleh Kepala SMP Negeri 2 Tebing Karimun mengundang semua orang tua dari seluruh siswa kelas VIII. Agenda kegiatannya adalah pemberian motivasi kepada orang tua tentang pentingnya Pendidikan Keluarga di sekolah. Materi disampaikan oleh Bu Riza dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Saya adalah salah seorang dari orang tua yang berada di sekolah ini. Salah satu hal yang dismapikan oleh Bu Riza adalah jika berbicara pendidikan maka selama ini fokus pembicaraan kita hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan.Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga.

Banyak penelitian menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah, meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah, meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan

Bertolak dari hal diatas tentang pentingnya peranan orang tua dalam menentukan kualitas pendidikan, maka saya termotivasi untuk menggerakkan pendidikan keluarga di sekoalah ini. Kebetulan sekali wali kelas putri saya Pak Taufiq yang akrab disapa dengan Mr. T karena beliau mengajr Bahasa Inggris adalah guru yang ditunjuk oleh sekolah untuk mewujudkan Pendidikan Keluarga di SMP Negeri 2 Tebing Binaan Karimun.

Pada peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2017, sekolah mengundang sebagian orang tua hadir di sekolah. Pada saat itu saya bertemu dengan orang tua Nilam yang tahun kemaren adalah ketua OSIS SMP Negeri 2 Tebing dan saat ini dilanjutkan kepengurusannya oleh putri saya Bening Putri Nabila. Dalam diskusi ini kami tergerak hati untuk membentuk paguyuban yang sangat gencar dicanangkan oleh pemerintah. Maka setelah upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional, maka saya dengan mama NIlam menjumpai Bu Raja Hernawati, yang yang lebih akrab disapa Bu Erna sebagai kepala sekolah. Dalam peretmuan tersebut kami menyampaikan keinginan kami untuk membentuk paguyuban pada setiap kelas. Akhirnya disepakati bahwa kami akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan lima orang tua setiap kelas pada hari Rabu, 2 Oktober 2017. Untuk memperkuat dan mempertajam pengetahuan saya tentang paguyuban dalam Pendidikan keluarga maka saya menjelajah melaui dunia maya mencari dan menggali informasi serta payung hukum tentang paguyuban.

Berikut ini adalah hasil pencarian saya (Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan masyarakat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Jakarta Januari 2016 )

Kemitraan pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.

Tujuan program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat untuk: (1) Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh; (2) meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan (3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan di masyarakat.

Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut.

1. Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai

Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat terjalin secara dinamis dan harmonis apabila semua unsur yang terlibat memiliki kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai sesuai dengan peran dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan sukarela dari semua pihak untuk terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kemitraan.

2. Semangat Gotong Royong dan Kebersamaan

Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan. Prinsip ini akan terjadi jika semua pihak merasakan ada kebutuhan dan kepentingan yang sama terkait dengan pendidikan anak atau peserta didik. Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua pihak untuk berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dapat memberi pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik.

3. Saling Melengkapi dan Memperkuat

Pihak sekolah tak mungkin mampu melayani semua kebutuhan belajar peserta didiknya. Sekolah juga memiliki keterbatasan. Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat sehingga tercipta kolaborasi pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat sesuai perannya masing-masing.

4. Saling Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh

Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat mewujudkan terjadinya proses berbagi pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan lainnya. Serta terjadi proses saling belajar antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang baik bagi peserta didik.

Pengorganisasian program kemitraan dapat diawali dengan kegiatan yang dikemas secara informal agar orang tua/wali dan masyarakat merasa nyaman dan tergerak untuk berpartisipasi secara aktif. Secara perlahan pola kemitraan diarahkan kepada bentuk kegiatan yang formal.

Media organisasi yang dapat dikembangkan di sekolah, di antaranya:

1. Paguyuban Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas

Paguyuban orang tua/wali di tingkat kelas dibentuk agar semua orang tua/wali peserta didik dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemitraan. Melalui media paguyuban ini pihak sekolah berfungsi sebagai inisiator, fasilitator, dan pengendali kemitraan untuk dapat:

1.mensosialisasikan program dan kegiatan kemitraan kepada semua orang tua sehingga mereka dapat memahaminya dan tergugah untuk berpartiispasi aktif;

2.mengidentifikasi orang tua mana yang aktif dan tidak dengan berbagai alasannya, sehingga

3.dapat mendiskusikan dengan orang tua lain yang aktif untuk mencari solusinya;

4.memulai program dan kegiatan kemitraan dan berkomunikasi dengan orang tua tentang

5.perkembangan peserta didik;

6.membangun komunikasi agar terjadi keselarasan dalam pola pendidik, pengasuhan, pengarahan, motivasi antara sekolah dengan keluarga/orang tua; dan

7.mendiskusikan untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam belajar, baik pihak sekolah maupun orang tua.

2. Membentuk Jaringan Komunikasi dan Informasi

Komunikasi dan informasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalin kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Karena itu, perlu dirancang media-media yang dapat dimanfaatkan sebagai jaringan komunikasi antara ketiga pihak tersebut. Media komunikasi dan informasi yang perlu dibentuk, di antaranya:

a. Dokumen RAPK;

b. Buku penguhubung antara pihak sekolah dengan orang tua;

c. Pertemuan tatap muka antara pihak sekolah dengan orang tua:

1) Pertemuan yang melibatkan semua orang tua, jika ada informasi yang perlu diketahui oleh semua orang tua.

2) Pertemuan antara guru/wali kelas atau kepala sekolah dengan orang tua tertentu, jika ada permasalahan khusus menyangkut seorang peserta didik.

d. Surat menyurat dan/atau surat edaran;

e. Leaflet, booklet, banner, dan lainnya; dan Media sosial: Facebook, pesan pendek, Whatsapp, Twitter.

Setelah saya mempelajari bahwa salah satu bentuk program kemitraan adalah Paguyuban maka pada hari Rabu, 2 Oktober 2017 saya bersama mama Nilam mengadakan pertemuan dengan lima orang perwakilan masing-masing kelas. Sekolah ini terdiri dari 14 kelas yaitu 5 kelas VII, 5 kelas VIII dan 4 kelas IX. Berdasarkan hasil musyawarah mufakat, maka disepakati bahwamasing-masing kelas siap membentuk paguyuban kelas.

Untuk kelas 8.4 saya ditunjuk sebagai ketua paguyuban kelas . Dengan profesi saya sebagai pengawas sekolah dan Pembina sekolah adiwiyata, maka saya termotivasi dan harus berjuang keras karena disamping memng tanggungjawab profesi pada pekerjaan tetapi yang lebih penting lagi bahwa putri saya Bening sebagai ketua OSIS tentu mengharapkan sekali kehadiran, dukungan dan support dari saya sebagai orang tua. Saya selalu menekankan pada semua orang dalam setiap kegiatan saya bahwa keberhasilan suatu kegiatan adalah karena adanya tim work yang solid. Saya didampingi dengan semua orang tua yang berjumlah 28 orang mersa sangat terbantukan dan sangat berterimakasih karena mereka selalu hadir karena awalnya apa yang mereka lakukan adalah untuk putra dan putri mereka. Tim work saya yang berjumlah 28 orang ini selalu memberikan motivasi kepada kami semua bahwa apa yang kita lakukan ini adalah untuk kepentingan bersama.

Banyak hal yang ada dalam angan-angan saya ingin saya wujudkan dalam paguyuban kelas ini. Tapi itu tentu tidak mungkin dilaksnakan dalam waktu yang singkat. Maka untuk saat ini kami memperioritaskan kegiatan kami di dalam kelas karena kelas adalah rumah kedua bagi anak-anak kami sehingga jika ruangan kelas mereka menyenangkan tentu mereka akan sangat senang sehingga juga akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran mereka.

Hal pernata kali yang saya laukan adalah melakukan analisa kebutuhan sekolah. Berikut ini hasil diagnosis :

ANALISIS KEBUTUHAN KELAS 8,4

NO

URAIAN

KELEMAHAN

KEKUATAN

RENCANA AKSI

1.

CAT DINDING

SEBAGIAN BERSIH

SEBAGIAN KOTOR

MENGECAT DINDING

2.

PERLENGKAPAN ADMINISTRASI KELAS

BELUM ADA PERANGKAT ADMINISTRASI KELAS

MEMBUAT PERANGKAT ADMINISTRASI KELAS

3.

STOP KONTAK

STOP KONTAK RUSAK

MEMPERBAIKI STOP KONTAK

4.

AC

TIDAK BISA DIGUNAKAN KARENA DAYA RENDAH

MENAIIKAN DAYA

MENGGANTI DENGAN KIPAS ANGIN

5.

MEJA

ADA SEBAGIAN MEJA YANG SUDAH RUSAK

MEMPERBAIKI MEJA YANG RUSAK

6

ALAS MEJA

ADA SEBAGIAN ALAS MEJA SUDAH RUSAK

MENCUCI DI LAUNDRY MENGGANTI BAGIAN ATAS ALAS MEJA YANG RUSAK

7.

KURSI

SEBAGIAN KURSI PLASTIK DAN SEBAGIAN KURSI KAYU

MENGGANTI MENJADI KURSI PLASTIK MENGGUNAKAN SARUNG KURSI

8.

GORDEN

SEBAGIAN MASIH BAGUS DAN SEBAGIAN HILANG

MENCUCI GORDEN MENGGANTI GORDEN YANG HILANG

9.

LEMARI PENYIMPANG ALAT PEMBERSIH

MASIH BERUPA RAK YANG BELUM DICAT

MEMPERINDAH DENGAN CARA MENGECAT

10.

LEMARI

BELUM ADA LEMARI/LOCKER

MEMBUAT/MEMBELI LEMARI

11.

MADING KELAS

BELUM DIKELOLA DENGAN BAIK

MENGELOLA MADING KELAS

12.

HIASAN KELAS

BELUM ADA HIASAN KELAS

MEMBUAT HIASAN KELAS DARI BAHAN BEKAS

13.

TAMAN KELAS

BELUM ADA TAMAN KELAS

MEMBUAT TAMAN KELAS

14.

POJOK LITERASI

BELUM ADA POJOK LITERASI

MEMBUAT POJOK LITERASI

Setelah melakukan analisis kebutuhan, maka dipilih dan dipilah mana yang penting yang harus dilakukan. Akhirnya disepakati bahwa pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan adalah: (1) Mengecat dinding kelas; (2) Memperbaiki jaringan listrik; (3) Memperbaiki laci meja; (4) Mencuci AC ; (5) Mengganti kursi plastik; (6) Memperbaiki jendela

Setelah tu kami siap melakukan aksi tindak lanjut yaitu pada hari Sabtu dan Minggu, 10 dan 11 Desember 2017, kami semua orang tua hadir ke sekolah melaksanakan gotong royong. Sebagian orang tua mengecat ruangan., sebagian lagi memperbaiki laci meja. Satu hal yang saya perhatikan adalah antusias orang tua bekerjasama supaya ruangan kelas anaknya kelihatan rapid dan bersih.

Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan bahwa uang bukan penentu segalanya, tapi niat yang ikhlas dari semua orang tua untuk terlibat langsung dalam kegaiatan sekolah menunjukkan bahwa komitmen yang kuat dari kita semua orang tualah yang menjadi pemicu semua itu bisa menjadi kenyataan.

Akhirnya pada hari Kamis, 14 Desember 2017, apa yang kami impikan yaitu kelas yang nyaman akan segera terwujud. Impian yang menjadi kenyataan karena semua pihak terlibat langsung dalam kegiatan aksi membuat kelas menjadi nyaman dan indah.

Pada pembagian rapor besok Sabtu, 16 Desember 2017, sebagian orang tua yang tidak sempat hadir bersama kami dalam melaksanakan kegiatan royong bisa akan bisa melihat perbedaan dan perbandingan antara kelas ketika mereka hadir pada saat pembagian hasil tengah semester dengan kelas yang sudah diutak atik oleh orang tua pada pembagian hasil rapor.

Satu motto yang ingin saya sampaikan bahwa “BERSAMA KITA BISA”

Saya mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bu Raja Hernawati, S.Pd (Kepala Sekolah) yang telah memberikan keleluasaan kepada kami untuk menata ruangan kelas anak-anak kami, Pak Taufiq selaku wali kelas, bapak dan ibu majelis guru, ayahnda dan ibunda dari Haikal Pranata, Yosi Prasetya, Siti Raudah, Ananda Dita, Siti Eldiani, Suci Ramadhani, Suciyati Amanda, Selvi Ayu Dwi, Hanny Aqilah, Rindi Apriliani, David Yudha, Akbar Rizki, Paras Gemilang, Dita Maharani, Dian Fahira, Vivi Indriani, Mutiara Fatiha, Kukuh Nurhidayat, Andi Regina, Amelia Fitri, Hibatul Haqqi, Andree Marco, Sasya, Syarifah Mesisy, Alya Syafika, Henda

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post