ERLIEN RETNOVIYANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KULTUR SEKOLAH

KULTUR SEKOLAH

Oleh: Erlien Retnoviyanti

Peningkatan mutu pendidikan tidak cukup hanya pada aspek proses pembelajaran, kepemimpinan, dan manajemen. Satu aspek yang juga mempengaruhi keberhasilan pendidikan di sekolah adalah kultur sekolah. Kultur sekolah yang baik diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang tidak hanya memiliki nilai akademik tetapi juga bernilai afektif.

Istilah kultur dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kultur atau budaya (cultural) diartikan sebagai pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan. Dalam pemakaian sehari-hari, disinonimkan dengan pengertian tradisi (tradition). Dalam hal ini, tradisi diartikan sebagai ide-ide umum, sikap dan kebiasaan masyarakat yang tampak dari perilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok dalam masyarakat tersebut. Berdasarkan definisi ini, suatu sekolah dapat saja memiliki sejumlah kultur yang disepakati dan dilaksanakan serta diyakini dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi sekolah dalam mencetak lulusan yang cerdas, baik intelektual, spiritual, emosional, maupun sosial.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki peran penting dalam melahirkan generasi bangsa yang cerdas, secara intelektual, spiritual, emosional, dan sosial. Untuk memwujukannya perlu dilakukan berbagai upaya. Salah satunya melalui pelaksanaan kultur sekolah meliputi budaya santun, budaya disiplin dan kerja keras, serta budaya hidup bersih.

1. Budaya Santun

Budaya santun berkaitan dengan upaya menumbuhkan sikap ramah, menghargai orang lain, dan membiasakan bertutur sopan kepada lawan bicara. Sebagaimana peribahasa “Bahasa menunjukkan bangsa” yang berarti tutur kata seseorang menunjukkan kepribadian orang tersebut. Agar berkepribadian baik, warga sekolah dituntut bertutur santun menggunakan bahasa yang baik. Budaya santun dapat diterapkan melalui program 6S, yaitu Syukur, Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun. Melalui budaya santun ini diharapkan dapat tertanam kebiasaan senantiasa bersyukur, bertutur baik, bersikap ramah, dan menghargai orang lain.

2. Budaya Disiplin

Kedisiplinan merupakan kunci kesuksesan. Rasanya kalimat tersebut tepat sebagai motivasi untuk menanamkan kebiasaan positif pada warga sekolah, khususnya para peserta didik. Disiplin berarti patuh pada aturan. Sejatinya, sejak manusia lahir di muka bumi ini tidak lepas dari aturan yang sudah ditetapkan oleh yang Maha Kuasa. Sebagaimana peribahasa “Di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung”. Artinya bahwa di mana pun kita berada, kita diikat oleh aturan. Entah di rumah, di sekolah, di jalan raya, maupun di kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan menaati aturan di mana pun kita berada maka hidup kita akan tenang karena tidak dikejar masalah akibat melanggar aturan.

Disiplin juga dapat dikaitkan dengan kemampuan mengatur waktu. Seseorang yang pandai mengatur waktu dan menaatinya untuk melakukan hal-hal positif berarti telah merencanakan hidup sukses. Hidup di dunia yang singkat ini sangat sayang dilewatkan jika hanya untuk melakukan aktivitas tak bermakna. Jadi, manfaatkan setiap detik dalam hidup yang singkat ini dengan melakukan hal- hal bermakna agar hidup tak sia-sia.

Upaya yang dilakukan sekolah untuk menanamkan budaya disiplin di kalangan warga sekolah adalah dengan menetapkan dan memberlakukan tata tertib, baik kepada peserta didik, maupun kepada guru serta karyawan. Melalui penegakan disiplin diharapkan dapat tercipta lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat mewujudkan visi sekolah dan mendukung peningkatan mutu pendidikan pada umumnya.

3. Budaya Belajar atau Kerja Keras

Tiada keberhasilan tanpa perjuangan. Kalimat tersebut juga mengandung motivasi untuk memberikan semangat kepada warga sekolah, khususnya para peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik dimotivasi untuk terus belajar dengan giat agar dapat meraih cita-cita sesuai yang diharapkan. Untuk mengembangkan potensinya, peserta didik tidak hanya mengikuti pembelajaran intrakurikuler tetapi juga dapat mengikuti program pembelajaran ekstrakurikuler. Kegiatan ekskul yang ada di sekolah meliputi bidang olahraga, seni, akademis/leadhership.

Melalui usaha gigih para peserta didik mengikuti berbagai program pembelajaran tersebut diharapkan mereka mendapatkan pengalaman belajar yang benar-benar bermakna. Pengalaman belajar disertai kerja keras ini diharapkan dapat menjadi bekal peserta didik dalam menjalani masa depan yang gemilang.

4. Budaya hidup bersih

Kebersihan pangkal kesehatan. Semboyan yang sering kita dengar ini tidak dapat disangkal lagi kebenarannya. Dengan membudayakan hidup bersih maka kita akan selalu sehat. Di dalam tubuh yang sehat juga terdapat jiwa yang kuat. Tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat menjadi modal kita beraktivitas dengan maksimal.

Hidup bersih di sekolah diterapkan dengan membentuk dan memaksimalkan piket kebersihan di setiap kelas. Selain itu, juga melalui program kerja bakti bersama secara insidental serta lomba K5 antarkelas. Melalui kebiasaan hidup bersih itulah diharapkan tercipta kondisi sekolah yang nyaman sebagai tempat untuk belajar sehingga mendukung terwujudnya visi sekolah dan meningkatnya prestasi sekolah.

Demikianlah, empat kultur sekolah yang dapat dikembangkan di sekolah. Pengembangan kultur sekolah ini menjadi prioritas yang juga penting demi mewujudkan visi sekolah. Oleh karena itu, semua warga sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kultur sekolah yang pada akhirnya dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu. Sekolah yang berhasil membangun kultur yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, baik akademik maunpun nonakademik. Artinya, kultur sekolah harus menjadi komitmen bagi warga sekolah dan menjadi kepribadian sekolah. (ER/19/1/19)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, Bu Erlien sudah mau menulis lagi. Lanjutkan, Bu. Di sini kita bisa saling berbagi ilmu.

20 Jan
Balas

Siap, bpk. Slm Literasi... :)

20 Jan



search

New Post