ERMA WINDU SUSANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
IHH....NGERINYA RIBA

IHH....NGERINYA RIBA

IHH...NGERINYA RIBA

Oleh Erma Windu S

Alhamdulillah pukul 05.30 pagi ini, tugas memasakku sudah rampung, seperti biasa aku memasak yang praktis dan ringan biar kegiatan memasak ini cepat selesai, karena pastinya tugas lain sudah menunggu. Namun tiba-tiba aku terkejut dengan bunyi kriiinggg......yang tiba-tiba saja berbunyi saat aku masih menyapu di dapur, hati bertanya-tanya sepagi ini siapa ya yang telefon. Belum sempat aku angkat bunyi Hpku sudah berhenti setelah kulihat ternyata adikku yang di Cilacap menelfonku. Langsung saja aku telfon balik, aku takut kalau ada kabar yang penting tentang mamaku. Karena memang mamaku setelah di tinggal bapak sering sedih dan menangis sendiri, dan adikku suka meminta tolong aku untuk menghiburnya. He..he.. ya banyak yang bilang aku ini orang nya banyak bicara alias cerewet, lebih parah lagi ada yang bilang seperti prenjak..ih.. malu rasanya. Ingin rasanya aku merubah sifatku yang satu ini, sungguh bikin kadang tidak bisa mengontrol kata-kata, dan jatuhnya seringnya jadi menghibah. Waduh..kalau ingat ruginya menghibah, bisa-bisa aku jadi orang yang bangkrut nantinya. Iya bangkrut karena amalnya berpindah ke orang yang dihibahi kita..rugi kan??.tapi banyak juga yang senang jika berbicara sama aku, katanya aku orangnya lucu dan gayanya juga lucu, jadi banyak juga yang terhibur kalau dah ngobrol sama aku. Termasuk juga mamaku, beliau suka sekali di telpon aku, hampir-hampir setiap hari aku menelfon beliau. Bisa menjadi penghibur hati katanya, syukurlah.

Hallo...Assalamu’alaikum wr.wb, bagaimana ada kabar apa? Tanyaku, wa’alaikusalam wr wb,kabar baik mbak, jawab adikku. Syukurlah lega rasanya kalau ternyata kabarnya semua sehat dan baik-baik saja. Sedang sibuk mbak? Sudah selesaikah yang memasak? Adikku bertanya, aku jawab sudah dengan enthengnya. Dan sekarang juga sedang santai-santai biar melegakan hatinya. Walaupun disana sini masih ada yang harus diberesi tapi santailah, karena bibi yang suka membantu aku di rumah hari ini tidak ijin, sehingga pekerjaan rumah biasanya akan beres berkat bantuan nya.

Aku dan adikku pun bercerita panjang lebar tentang hal-hal yang ringan sambil melepas kerinduan dan kekangenan karena beberapa hari ini memang tidak menelfon. Buat adikku yang utama adalah mama, asal setiap hari aku sudah menelfon mama, adikku sudah sangat senang dan ayem. Jadi hanya kadang-kadang saja aku berkomunasi di telfon kalau ada waktu senggang.

Entah mengapa hari ini banyak pelajaran berharga dari cerita adikku yang hari ini bercerita tentang sahabatnya. Entah darimana mulainya sampai juga dengan cerita-cerita yang bisa di jadikan ibroh pembelajaran buat hidup kita. Memang adikku sering sekali dimintai teman-teman dan sahabatnya untuk memberikan nasehat dan petuah, yang memang kadang aku sendiri mengakui nasehat yang diberikan sungguh membuat hati ini lebih tenang dan ayem. Gaya bahasa dan cara penyampaiannya yang tegas dan yakin membuat kita yang mendengarnya juga hanya bisa mengangguk-angguk alias setuju dan membenarkannya.

Adikku cerita tentang sahabatnya, yang mereka semua mempunyai kesuksesan dengan usahanya. Omsetnya perbulan juga sampai ratusan juta, semua mereka lakukan dengan semangat saat mereka memulai usahanya. Entah kenapa berjalannya kurun waktu 10 tahun usaha yang mereka jalani yang kelihatan sukses dan berhasil ini ternyata didalamnya bergulat dengan setumpuk masalah. Ternyata usaha yang selama ini mereka rintis dengan modal yang mereka pinjam dari Bank. Dan tanpa pikir panjang yang penting dapat pinjaman dan usaha bisa terus berjalan mereka pun selalu memberikan tanda tangan sebagai bentuk persetujuan dari berkas kerjasama yang di sodorkan dari Bank. Inilah yang kadang kala kita juga tidak sempat membaca semua perjanjian yang mereka tulis dari pihak bank sebagai dasar akad kerjasama hutang. Dan ternyata ada poin-poin yang kadang sangat merugikan kita sebagai pihak berhutang, salah satunya bisa dengan menghargai jaminan yang kita berikan jauh dari harga standar.

Tidak heran setelah perjanjian mereka jalani beberapa bulan, beberapa tahun, baru terasa mereka merasa berat untuk mengangsur bulan-bulan berikutnya. Karena dari pinjaman itu mereka harus juga membayar bunganya, yang cukup besar dengan jumlah pinjaman yang besar juga. Yang saat itu mereka merasa bank adalah menjadi dewa penolong bisa memberikan pinjaman untuk usahanya, ternyata dibalik itu mereka menjerat dengan cekikkan yang mengerikan. Kemanisan yang mereka berikan di awal berubah menjadi cenkeraman yang tidak bisa dilawan. Mau tidak mau, susah tidak susah kita harus tetap terus mengangsur beserta dengan bunganya.

Teman adikku pun menangis merasa hidup ini sudah sempit, terhimpit, angsuran bulanan semakin susah untuk di dapat, tak terelakkan motor yang baru sebulan di beli pun harus rela untuk dijual demi untuk menutup angsurannya. Tidak tahu untuk yang bulan depan harus apa lagi yang dia harus jual untuk hanya sekedar bisa membayar angsuran yang jumlahnya juga sungguh sangat besar,kasihan mendengarnya.

Tidak cukup disitu teman adikku pun bercerita kalau mahligai rumah tangganya nya juga sudah mulai goyah. Ingin rasanya untuk bisa berpisah, suami tidak mau memahami kesulitan yang dihadapi baik kebutuhan rumah tangga dan juga angsuran-angsuran bank yang terus menggrogotinya. Dia selalu meminta di mengerti namun tidak mau mengerti, mereka suami kadang berdalih kamu istri harus tunduk dan patuh pada suami, tapi mereka lupa dengan kewajiban yang harus dilakukan suami.

Sebetulnya antara suami dan istri harus saling memahami hak dan kewajiban sebagai pasangan suami istri agar rumah tangga ini menjadi sakinah mawadah warohmah. Sungguh mewujudkannya menjadi keluarga yang samawa memang bukanlah hal yang gampang untuk di wujudkan tapi harus diperjuangkan dengan cucuran keringat, pengorbanan hati dan perasaan karena memang pasangan suami istri adalah dua manuasia dengan watak, sifat dan karakter juga budaya kebiasaan yang berbeda yang dijadikan satu dalam ikatan pernikahan. Maka mau tidak mau manusia yang berada dalam wadah satu ikatan pernikahan itu harus berjuang untuk tetap bertahan dan tetap berlayar agar kapalnya tidak karam.

Sebuah ikatan pernikahan tidaklah cukup hanya dengan bermodalkan cinta, harta dan kecukupan, tapi sebaik-baik ikatan yang kuat dalam jalinan rumah tangga adalah agama. Ya... betul agama..., selama kita bisa memahami agama Insya Alloh semua permasalahan dan problema rumahtangga berujung kepada yang maha besar dan kuasa yaitu Alloh SWT. Yakinlah bahwa Alloh tidak akan menurunkan cobaan kepada hambanya di luar batas kemampuannya. Begitu pula dengan rumahtangga tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang luput dari cobaan. Karena pada dasarnya harta, kedudukan, anak, suami dan istri adalah cobaan.

Adikkupun mulai dengan memberi nasehatnya kepada sahabatnya itu, setelah semua yang diceriakannya itu, cobaan yang bertubi-tubi tiada henti-hentinya membuat mengerucut kepada satu kesalahan yang kita anggap entheng dan ringan tapi sebetulnya itu besar disisi Alloh AWT, yaitu RIBA. Semua berawal karena pinjaman di bank yang membuahkan bunga yang harus di bayar dan itu adalah RIBA. Selama ini kita merasa ringan untuk melakukannya itu dan tanpa beban apa-apa. Setiap kita membutuhkan dana dengan ringannya langkah kita menuju bank untuk mengajukan pinjaman. Ternyata semua itu berujung dengan banyaknya cobaan dan petaka. Karena memang perbuatan RIBA sebanding dengan berbuat zina dengan ibu kandungnya. Ya Alloh sungguh sangat besar dosanya. Maka tinggalkanlah RIBA untuk kemasyalahatan yang lebih baik, jangan ikuti keinginan karena manusia jikalau diberi satu bukit emas dia akan meminta bukit emas satu lagi, dan akan berhenti meminta setelah jasadnya di tenggelamkan ke bumi. Itulah manusia, maka ingatlah tujuan hidup kita yang hakiki, yaitu tidak lain untuk beribadan dan bersujud kepada Alloh SWT.

Jangan coba-coba untuk berhubungan dengan RIBA, mari kita jauhkan diri dari itu semua, bagi kita yang sekarang masih memiliki hutang dan dalamnya mengandung RIBA segeralah untuk meninggalkannya, dengan cara apapun, baik menjual aset atau barang kesukaan kita, Insya Alloh akan Alloh ganti yang jauh lebih baik. jika kita meninggalkan sesuatu karena Alloh SWT maka Alloh pun akan memberi jalan untuk mendapatkan yang jauh lebih menentramkan dan menenangkan batin ini.

Dengan hati yang lega dan lemas, teman adikkupun tersadar dan akan memulai dengan tekad yang kuat untuk berusaha melunasi hutangnya walau dengan menjual asetnya itu. Dan ingat akan janji Alloh pasti akan diganti dengan yang jauh lebih baik. Dan semoga dengan meninggalkan RIBA ini, kehidupan rumahtangganya dan semua cobaan yang menderanya akan mendapat petunjuk dan pertolongan dari yang maha segalanya Alloh SWT.

Tak terasa sudah satu jam lamanya aku mengobrol di telfon dengan adikku, tambah satu pelajaran hidup, yaitu jangan dekati RIBA, karena RIBA akan membunuhmu secara berlahan dan masuk kedalam jurang kegelapan. Semoga kita semua bisa terhindar dari perbuatan itu, Aamiin. Makasih ya adikku sayang, semoga ada pelajaran-pelajaran baru dari setiap nasehat yang kau berikan, dan berbuah kebaikan buat kamu dan keluargamu. Sudah dulu ya..kusiap-siap untuk berangkat kerja, dan wassalamu’alaikum wr wb.

Genting, 25 Mei 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa panjangnya tulisan ibu, terimakasih telah berbagi, Barokallah

25 May
Balas

Mksh bpk Ahmad...sdh memberikan komentar...

25 May

Mantap tulisan kolomnya. Salam literasi & selamat lebaran. Sudah like & follow

25 May
Balas

Terimakasih pak Sugiharto..mohon masukkannya biar tulisan bsk lebih baik...

25 May

Salam literasi juga dan met lebaran bapak

25 May

Mantap Bu Er....semoga kita terhindar dari ribaDi tunggu tulisan berikutnya

25 May
Balas

Mksh..bunda Rikanah..ok...insyaalloh...

25 May

Mantap Bu Er....semoga kita terhindar dari ribaDi tunggu tulisan berikutnya

25 May
Balas



search

New Post