Mendung Kelabu di bulan Juli

            Berita menggelegar aku terima dari Cu ill, tubuhku gemetar air mataku mengalir aku terkejut karena diluar dugaanku sama sekali. Bayangan yang ada di kepalaku begitu sehat dinda wan saat video call malam itu, betapa gagahnya duduk tanpa slang segar bugar berbicara panjang lebar tentang bunda kami yang semenjak 1 Ramadhan 1442 H sakit sudah di tempat tidur semua, anak-anak dan isterinya demam. Bangun tidur yang aku khawatir sekali adalah anak-anak dan isteri adikku yang sedang isoman di rumah. Makanya pertama kali aku lihat adalah watshap Rara apakah obat-obatan yang aku kirim sudah dimanfaatkan. Tiba–tiba aku dapat berita adik bungsu Drs. Hardiwan. M, Si berpulang untuk selama-lamanya di Rumah Sakit Duren Sawit pukul 04.45 WIB Rabu 7 Juli 2021. Adikku bertugas terakhir  sebagai Ketua Satuan Pelaksana (Kasatlak) kecamatan Duren Sawit dan Cakung. Orangnya ramah penyayang apalagi kalau melihat ibu-ibu, serasa melihat aku kakak perempuan satu-satunya dan bunda kami. Perasaan ingin membantu atau menolong muncul dengan sendirinya. Perlakuan dan kasih sayangnya terhadap bunda kami tertanam dengan baik. Alhamdulillah sepeninggal adikku, anak-anak dan isterinya melanjutkan apa yang sudah dicontohkan dulu.

Aku menangis sedih sekali apa yang harus aku perbuat, terbayang anak-anak yang sedang isoman menerima berita ini. Rara dengan suaminya Rizki, Akil, Qilal, Chaca dan mamanya bermusyawarah dengan anak menantu. Semuanya berangkat ke Rumah Sakit Duren Sawit. Rara, Rizki dan Akil mengurus dan ikut pemulasaran jenazah ayahnya. Chaca, Qilal dan mamanya menunggu di mobil, Aku yakin selera makan anak-anak dan isteri adikku hilang, khawatir nanti tidak kuat saat pemakaman. Aku video call minta tolong  Qilal untuk membeli makanan dan minuman serta memakannya. Bersyukur sekali pada Allah Subhanawata’ala walaupun sanak keluarga berjauhan kita bisa melihat kondisi anak-anak di mobil dan di Rumah Sakit. Dalam keadaan normal insya Allah ramai sekali orang akan datang menghibur. Tetapi situasi pandemi Covid-19, tetangga keluarga teman sejawat terhalang datang ke rumah untuk menghibur keluarga yang sedang berduka.

Karena adikku terkonfirmasi Covid-19 maka penyelenggaraan jenazah sesuai dengan Proses pemulasaraan dan pemakaman jenazah akibat Covid-19. Adapun prosedur pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 adalah sebagai berikut. Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 angka 7, pemulasaraan jenazah harus dilakukan oleh petugas medis dengan protokol kesehatan. Dengan demikian, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Tim pemulasara memakai APD lengkap (gaun lengan panjang sekali pakai dan kedap air, sarung tangan nonsteril (satu lapis) dan sarung tangan yang menutupi manset gaun, pelindung wajah atau kacamata, masker bedah, dan sepatu tertutup dengan shoes cover).

 Alhamdulillah karena semua anggota keluarga adikku terpapar Covid-19, jadi Rara, Rizki Hamdani, Akil diperbolehkan mengikuti pemulasaran jenazah ayahnya (adikku). Ikut serta dalam menyolatkan jenazah ayahnya. Aku mohon dokumentasikan dan live acara pemberangkatan jenazah dari Rumah Sakit dan acara pemakaman di Rorotan. Merasa bersyukur keluarga di Sumatera Barat dapat mengikuti penyelengaraan jenazah adikku didepan layar kaca. Semoga anak-anak dan isteri almarhum kuat, diberi keikhlasan dan ketabahan menghadapi semua ini. Pulang ke rumah hanya 6 orang saja anak dan menantu.