#T4MGI

Ilmu VS Tulisan

Perbincangan sore dalam sebuah obrolan di taman kota yang hijau dan asri.

"Dan akhirnya saya dikeluarkan dari grup karena ngaku nge-share 😅😩 materi" aku menghela nafas berat.

"Group mana?" Tanya sahabatku Siti. "Group nulis juga" jawabku sambil menatap jalan raya yang sudah ramai karena banyak orang kantor yang mau pulang ke rumah.

"Mungkin kita beda visi dan misi" aku tertunduk.

"Biarkan. Kita juga boleh bebas menentukan apa yang kita mau. Kita manusia bebas" jawab Siti.

Aku menoleh ke arahnya "Maaf kalau saya salah melanggar akad perjanjian karena saya punya pandangan yg berbeda tentang ilmu 🙏. Saya telah menshare materi itu di grup intern.

Menurut saya, 1. Ada hadist yang berisi, Sampaikan ilmu pengetahuan itu walau 1 kalimat.

2. Ilmu pengetahuan menjadi berkah jika mengajarkannya lagi.

3. Ketika saya nge-share saya katakan ini copas (kutipan) bukan tulisan saya artinya saya tidak plagiat.

4. Ketika kita membayar pendaftaran, hak kita menerima ilmu dan mendapat pelayanan. Sedangkan mereka yg tidak membayar bisa dapat ilmu tetapi tidak dapat pelayanan khusus/konsultasi etc.

5. Seperti resep yang bertebaran di google. Boleh jadi 1 resep digunakan 1000 orang tetapi Apakah hasilnya sama ? Apakah resep yang dishare itu akan mengurangi ilmu nya penulisnya? Mana yg lebih bermanfaat resep itu dibagikan dan akan punah. Atau dibagikan hingga bermanfaat.

6. Ilmu pengetahuan yang diambil dr membaca buku/naskah/materi itu adalah intisari/kuncinya.

Sedangkan buku/materi/naskah itu adalah produknya.

Ketika saya membeli produk maka saya punya hak pada produk itu. Mau saya simpan atau berikan lagi pada orang lain, terserah saya.

Sedangkan ilmu pengetahuan dr buku yg saya beli-dibaca adalah kunci bagi saya mendapatkan keberkahan.

Saya ingin berbagi kunci (ilmu pengetahuan) itu agar hidup saya lebih bermakna dan bermanfaat makanya saya menulis.

Saya sadar, badan saya cuma 1. Dalam 1 waktu berapa orang yg mampu saya ajarkan misalnya 500 orang. Dalam sehari saya bisa mengisi 5 pertemuan berarti hanya 2500 orang.

Beda dengan buku yang bisa hadir dimana saja, kapan saja. Dalam satu waktu bisa berada di beda benua. Walau cuma lewat foto copian (seperti masa kuliah dulu) beberapa halaman saja. Namun ilmu pengetahuan difahami dan diajarkan kepada banyak orang. Dalam 1 detik bisa 1 juta lebih orang mengambil manfaatnya. Itulah alasan saya untuk berbagi ilmu ". Aku mengungkapkan uneg-uneg yang penuh di dadaku.

Rasanya aku belum cukup mengungkapkan rasa kesalku , aku memuntahkan lagi padanya " Bagaimana jika buku anda di bajak orang ? Padahal pekerjaan seorang penulis mencari nafkah dr buku. Jelas kejadian seperti itu sudah diatur undang-undang.

Bagaimana konsekuensinya bagi plagiator atau pembajak? Karena buku suatu produk ada nilai royalti dari jumlah exemplar yang terjual.

Bagaimana kalau tidak terjual? Apakah dpt royalti?

Bagaimana buku itu menjadi best seller? Karena buku itu byk disukai/dibaca/diambil manfaatnya. Buku itu menemui takdirnya.

Rugi dong penulis kalau buku best seller nya dibajak! Jelas rugi Krn buku yg dibajak tdk termasuk hitungan royalti.

Tetapi ilmu yang telah tersampaikan dan diambil manfaatnya melalui buku itu menjadi nilai pahala yg mendatang keberkahan hidup apakah bisa dikatakan kita rugi?

Hay.. kalau hitungannya hanya royalti/harta yg kita dapatkan itu bisa hilang dalam sekejap.

Tetapi kalau hitungannya kebermanfaatan dan keberkahan yg kita dapatkan tak kan bisa di ukur dgnb nb on materi.

Ilmu yg bermanfaat akan terus mengalir pahalanya ke penulis sampai dunia pecah.

Apakah Buchori Muslim, Avicienna , Albert einsten dtt pernah berhitung brp royalti yg di dapatkan ?

Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggal nama".

Sahabatku menatapku dan tersenyum "Say, Saya pernah dibully gegara ini. Ketika ada teman yang statusnya viral sampai dibuat video oleh orang lain. Ilmu dan pencerahan dapat bagi orang lain tapi dia tidak terima alasan itu. Mau ditabok pake buku katanya".

" Wow memangnya kenapa?" Tanyaku

"Salahnya saya dimana. Lah itu status. Bukan buku. Buku aja yang pake isbn bisa dibajak apalagi cuma status".

" Oh gitu. Banyak orang lupa bahwa ide yg mereka dpt kan dr Alloh. Dan harus dikembalikan lagi kepada Alloh" aku berusaha memahaminya.

"Nah... Makanya untuk mereka yg begitu kita buat sekat transparan. Mereka bisa lihat kita juga sebaliknya tapi mereka ga bisa sentuh kita".

"Sekat transparan, apa maksudnya?

"Di dunia maya yang malah kelihatan nyata ini bikin kita perlu buat standar ganda".

Aku tertawa sinis "Ribet!!".

"Biar aja mereka dengan semua opini dan pendapatnya. Kalau menurut dia bagus biar aja dilakukan. Kata dokter saya kita kudu banyak makan ikan "cuek"😃😃 katanya sambil tertawa.

" Hahaha"

"Cuek maksudnya. Biar jantung kita tetap sehat dan tekanan darah stabil. Begitu kata dokter tercintah".

"Kamu tahu, Padahal aku ngetik panjang itu dari malam buat aku share di group itu tetapi komentar di group itu tidak mendukung jadi aku membiarkan kekerdilan hati dan ilmu. Semoga kita sehat selalu karena suka berbagi".

"Yup. Keluasan hati dan jiwa seseorang itu bisa dinilai dari situ".

"Iya. Merek picik ".

"Mungkin mereka memandang rejeki cuma yang zahir. Padahal rejeki pahala tidak terlihat dari pencerahan kita barangkali itu yang membawa kita ke surga. Wallahu a'lam".

" Aamiin. Semoga Alloh menyadarkan mereka yang arogan dengan ilmu" aku menutup pembicaraanku sambil berdiri untuk bersiap untuk pulang. Dan sesak di dadaku sudah lebih ringan rasanya. ***

Ernae Lovie Surga Qt