Erna Hikmati Hidayah

Guru Geografi SMA negeri 2 Bontang, Kalimantan Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web

METODE 5AYO DALAM PENDIDIKAN KELUARGA

Fenomena remaja pergi malam pulang pagi sudah bukan rahasia lagi. Mereka berkumpul, berjalan tanpa arah, minum-minuman bahkan mencoba obat-obat terlarang di keremangan jalanan bersama teman-temannya. Miris sekali kalau kita pernah menyaksikan hal seperti itu. Kita sebagai orang lain tak kuasa mengingatkan mereka agar kembali pulang ke rumah. Siapa kita? Orang yang tak mereka kenal, yang akan mengurangi kenyamanan mereka bergaul bersama teman

Belajar malam tak dipedulikannya lagi, apalagi mengerjakan tugas dari sekolah. Di pagi harinya mereka berangkat ke sekolah dalam keadaan mata kuyu, badan loyo, pikiran tidak tenang. Bahkan tak jarang akhirnya mereka ditegur guru lantaran kondisinya itu. Teguran akhirnya membuat mereka merasa tidak nyaman di sekolah. Kadang mereka tidak melawan dengan peringatan guru, karena di hati kecil mereka, sesungguhnya masih membutuhkan naungan institusi sekolah.

Dalam suasana BDR (Belajar Dari Rumah) saat ini, seolah siswa lupa dan acuh terhadap korona. Aktifitas kumpul-kumpulpun mulai lagi setelah dicanangkan kehidupan New Normal katanya. Nampak di café-café, di tempat wisata, bermunculan sekelompok remaja bercengkerama walau sesungguhnya mereka sedang asyik di dunia maya melalui android masing-masing. Pertemuan semu.

Bagi remaja, baik menginjak remaja maupun sudah usia remaja, adalah masa-masa mencari identitas diri. Orang tua, saudara serumah, lingkungan sekolah, tetangga, teman bermain, merupakan lingkungan remaja yang tidak dapat dihindari. Namun, ketika mereka bermasalah dengan salah satu lingkungan, maka secara nurani akan mencari lingkungan yang bisa menerima kondisi mereka apa adanya. Akhirnya mereka ingin menjadi lebih akrab di dalamnya. Di situlah kemudian mereka mulai menemukan bibit-bibit kenyamanan. Namun parahnya, jika lingkungan yang menerima mereka adalah lingkungan yang tidak mendidik. Hal ini yang perlu diwaspadai oleh setiap orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Anggota keluarga terutama orang tua wajib mencari strategi atau cara agar anak senantiasa merasa nyaman di rumah. Dan segera bertindak jika anak merasa tidak mau berbaur dengan anggota keluarganya, bahkan sering keluar rumah. Waspada bukan berarti curiga sebab seorang remaja yang dicurigai, justru dia merasa risih dan bahkan akan melakukan apa yang dicurigakan kepadanya.

Mengapa remaja mencari kenyamanan di luar rumah?

Dalam tulisan ini , menurut penulis ada 4 faktor pendorong yang menyebabkan remaja merasa tidak nyaman di rumah, kemudian mencarai kenyamanan di luar rumah:

1. Orang tua terlalu dominan

Kadang saking penginnya anak menjadi baik, orang tua terlalu banyak nasehat. Baik nasehat baru maupun nasehat yang diulang-ulang. Hal tersebut ternyata membuat remaja kita kebanyakan bosan bahkan jengkel, bahkan justru suka melanggar nasehat. Kita bisa mendeteksi kejengkelan remaja terhadap nasehat kita adalah pada ekspresi mimik wajah maupun fisik. Jika remaja sudah menunjukkan kejengkelan mendengarkan nasehat, usahakan hentikan nasehat kita. Berpikirlah untuk mencari strategi lain agar dia mau mendengarkan.

2. Tidak ada komunikasi di antara anggota keluarga. Ada peribahasa “diam adalah emas”. Tetapi menghadapi anak yang menginjak remaja, perlu komunikasi agar mereka merasa berada di dalam keluarga yang hidup. Komunkasi dalam hal ini bukan berupa kata-kata dengan setiap hari ngobrol. Tetapi komunikasi mata, komunikasi mimik wajah, komunikasi menanyakan kabar, dan sebagainya.

3. Orang tua hanya melihat keburukan anak/ remaja

Ketika orang tua hanya melihat keburukan remaja, dan mengharapkan remajanya bertindak seperti anak orang lain yang lebih baik, maka dalam otak orangtua yang ada hanyalah kemarahan. Mengapa kamu tidak begini begitu.....coba kamu seperti si Anton yag baik, pintar, selalu membantu orangtua, dan lain-lain. Jika orang tua membandingkan antara idealita dengan realita yang ada, maka hasilnya adalah marah. Marah yang terus menerus akan membuat remaj tidak nyaman dalam keluarga.

4. Dibiarkan meninggalkan kewajiban agama.

Meninggalkan ibadah wajib bagi pemeluk agama adalah dosa. Bagi muslim tentunya adalah sholat. Ketika remaja kita dibiarkan meninggalkan solat, maka tidak ada kesempatan mereka untuk meminta kepada Sang pencipta yaitu Alloh. Remaja akan merasa nyaman karena tidak disuruh, tetapi kenyamanan tersebut adalah semu dan menyesatkan. Bagi orang tua, kewajiban utama adalah mengajak remaja menegakkan solat minimal 5 waktu. Agar doa orang tua untuk anaknya tersambung , ibarat benang penghubung, yang semakin kuat antara ruh anak dengan ruh orangtua.

5. Remaja dimanja dengan bebas pekerjaan di rumah.

Membebaskan remaja dari pekerjaan rumah bukanlah pilihan bijak. Remaja tetap harus diberikan peluang untuk merasakan beban pekerjaan di rumah. Itu bukti tanggung jawab remaja sebagai anggota keluarga.

Bagaimana peran keluarga dalam pendidikan?

Pendidikan yang baik adalah yang melibatkan 3 elemen, yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Usaha membangkitkan dan menguatkan kembali peran keluarga bervariasi. Tiap orang memiliki sudut pandang berbeda. Penulis dalam hal ini memiliki pendapat yang mungkin berbeda tentang pelibatan keluarga dalam pendidikan, yaitu dengan metode 5Ayo. Ayo diskusi, ayo komunikasi, ayo ubah yang buruk, ayo solat, ayo kerja.

Ayo diskusi berarti orangtua seharusnya melibatkan anak dalam memecahkan suatu masalah. Walaupun orang tua sudah tahu jawabannya, tetapi tidak ada salahnya jika membuaka kesempatan berunding dengan anak.

Ayo komunikasi artinya jangan ciptakan suasana mati di dalam rumah dengan asyik bermain hape masing-masing anggota keluarga. Ciptakan suasana hidup dengan keceriaan, saling menyapa, makan bersama, masak bersama, dan lain-lain.

Ayo ubah yang buruk, maksudnya kita harus membuka mata bahwa keadaan buruk yang ada pada anak adalah sesuatu yang mungkin juga pernah terjadim pada diri orangtua di waktu kecil. Pemikiran seperti ini akan mengundang permakluman pad diri dan kemudian berusaha mencari solusi agar menjadi baik. Manusia tidak sempura. Biasakanlah melihat kebaikan ketika kita sedang galau dengan keburukan anak. Agar usaha mencari solusi membuahkan hasil baik.

Ayo solat karena solat menurut keyakinan seorang muslim adalah amalan yang pertama kali dihisab. Namun bisa juga anak diajak berpikir bahwa solat merupakan salah satu bentuk syukur kita atas segala kenikmatan yang diberikan. Bentuk kenikmatan bukanlah harta yang banyak, wajah yang cantik atau ganteng, otak yang cerdas, dan sebagainya. Yakinkan bahwa kenikmatan itu bisa dengan tubuh yang sempurna, sehat, bisa melihat, bisa berjalan dengan baik, dan sebagainya.

Ayo kerja merupakan semangat yang harus selalu ditanamkan ke dalam diri anak agar selalu semangat manatap masa depan. Sekecil apapun beban kerja yang kita berikan kepada anak, akan melatih tanggung jawab dan empatinya kepada keluarga.

Uraian di atas, bolehlah pembaca menganggap sebagai hal biasa. Namun demikian, penulis yakin jika pembaca mencoba menerapkannya, maka rasakan sensasi hasilnya. Selamat mencoba 5Ayo.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post