Ernawati Sulistiyaningsih

Ernawati Sulistiyaningsih, biasa dipanggil Erna. Lahir di Purwokerto, 01 Januari. Kini mengajar di SDN POndok Bambu 01 Pagi, Jakarta Timur. Tinggal di daerah Pu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal Lebih Dekat dengan Pentigraf
Mediaguru Indonesia

Mengenal Lebih Dekat dengan Pentigraf

Mengenal Lebih Dekat dengan Pentigraf

Webinar V Mediaguru Indonesia

Mediaguru Indonesia kembali mengadakan Webinar V mengusung tema yang sedang viral di kalangan gurusianer yaitu “ Meneroka Dapur Pentigraf”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juni 2020. Tak berbeda jauh dengan pelaksanaan Webinar sebelumnya, peserta Webinar V yang umumnya berasal dari kalangan guru dan praktisi pendidikan sangat banyak, namun yang membedakan peserta wajib mendaftar secara resmi untuk dapat mengakses link zoom meeting.

Webinar V menghadirkan sosok humble dalam mengembangkan karya sastra dan telah mendunia, beliau adalah Prof. Tengsoe Tjahjono, penemu, penggagas pertama karya sastra Pentigraf. Tokoh yang lahir di Jember, 3 Oktober 1958 merupakan penyair sekaligus Dosen di Universitas Negeri Surabaya, dan pernah mengajar di Hankuk University Of Foreign Studies Korea. Beliau juga Satrawan Berprestasi yang pernah mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur pada tahun 2012.

Selain Pentigraf, Prof. Tengsoe juga mempopulerkan karya satra Cerita Tiga Kalimat (TATIKA) dan Puisi Tiga Bait (PUTIBA). Karya ini juga telah mulai dilirik dan di tulis oleh beberapa gurusianer di blog Gurusiana dan media sosial Facebook Group MGI.

Dalam ulasannya, Prof. Tengsoe menyampaikan bahwa Pentigraf merupakan cerpen tiga paragraf yang terdiri dari 210 kata. Formula yang harus diperhatikan dalam penulisan pentigraf adalah persoalan yang disampaikan harus focus pada persoalan yang dihadapi seorang tokoh atau tema yang diangkat. Elemen narasi berupa tokoh, alur, dan latar harus dihadirkan secara bersama-sama dalam satu jalinan yang utuh. Mengurangi dialod dan mengubahnya ke dalam teks deskripsi atau narasi, Bagian ke-3 berisi hal yang tak terduga, yang dapat menimbulkan suspene atau ketegangan dan formula yang terakhir adalah panjang paragraf harus sewajarnya, maksimal 210 kata.

Filosofi Pentigraf disampaikan secara apik oleh Bapak Eko Prasetyo, diibaratkan masa hidup manusia yang singkat. Sebahagian besar orang tidak memiliki waktu yang banyak untuk membaca tulisan yang panjang atau menulis sebuah karangan. Pentigrag sesuangguhnya sebuah solusi agar pesan dalam tulisan bisa disampaikan dengan cepat dan tak memerlukan happy ending bahkan tidak harus mengikuti logika normal agar tidak menimbulkan tanda tanya bagi pembaca.

Pentigraf menjadi ilmu baru dalam karya satra yang patut dikembangkan dan pastinya patut berbangga hati karena sosok penggagasnya adalah tokoh sastrawan dari negara kita Indonesia tercinta.

Pulo Gebang , 23 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus ulasannya bu

24 Jun
Balas

Terima kasih ibu Irma, sehat selalu ya

25 Jun

Mantap bu..telah berbagi ilmu pentigraf lewat webinar dengan kita semua..salam

23 Jun
Balas

Terima kasih pak Eko, salam literasi kembali, semoga kita selalu sehat

23 Jun

Mantap bu

23 Jun
Balas

Terima kasih ibu , barakallah

23 Jun

Mantab,Bu.

24 Jun
Balas

Terima kasih bu Cicik, semoga selalu sehat walafiat

24 Jun



search

New Post