Ernawati Sulistiyaningsih

Ernawati Sulistiyaningsih biasa dipanggil Erna Lahir di Purwokerto 01 Januari Kini mengajar di SDN POndok Bambu 01 Pagi Jakarta Timur Tinggal di daerah Pu

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan Seorang Bunda

Perjuangan Seorang Bunda

#Tantangan Gurusiana #Tantangan menulis hari ke-74 Perjuangan Seorang Bunda (Part 2) Hari ini saya kembali akan bercerita tentang sosok bunda pemilik warung makan, sesuai permintaan sahabat saya. Pagi ini usai menjemur cucian baju, saya mendatangi warung makan bunda. Seperti biasanya bunda sedang memasak. Hari ini saya ingin membeli sayur sop dan lauknya. Saya menawarkan diri membantu bunda. Menggoreng bumbu ikan bandeng. Tentu saja kesempatan ini saya pergunakan untuk mengetahui sosok bunda lebih banyak. Perempuan paruh baya ini berasal dari kota Semarang. Beliau datang ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi pembantu rumah tangga sekitar tahun 1980. Beliau hanya sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar saja karena keterbatasan ekonomi. Beliau bekerja pada orang berada di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Ternyata sang majikan menyewakan garasi rumahnya kepada seseorang dan disulapnya menjadi warung makan padang. Dari sinilah bunda banyak belajar mengenai masakan. Setelah meyelesaikan pekerjaan di rumah majikannya, bunda mengisi waktunya dengan memperhatikan sang penjual nasi padang meracik bumbu dan mengolah masakan, terkadang dia ikut membantu tanpa mengabaikan tugas utamanya sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikannya. Dan karena seringnya beliau belajar , akhirnya bunda bisa mengusai beberapa menu andalan di warung makan padang tersebut. Di usia 18 tahun bunda bertemu seorang kekasih hati, yang bekerja di sebuah bengkel tak jauh dari tempat tinggal sang majikan. Dan beberapa bulan kemudian, bunda menikah dengan sang pujaan hati yang berasal dari suku betawi. Sejak menikah itu bunda tidak lagi bekerja di rumah sang majikan, beliau tinggal bersama mertua yang sudah sepuh. Bunda adalah sosok yang penyayang, ia merawat kedua mertuanya dengan sangat baik termasuk saat keduanya sakit hingga akhirnya wafat. Tak perlu lama bunda dan suami menunggu sang buah hati, setelah 1, 5 tahun perkawinan bunda dikarunia seorang putri cantik. Dan diusia 2 tahun putri pertama , lahir kembali putri kedua bunda. Jeda 4 tahun kemudian lahirlah putri bungsu bunda. Namun jodoh bunda dengan suami hanya sampai si bungsu bersekolah di SMP. Suami tercinta mendadak wafat karena serangan jantung. Bunda dan ke-3 anaknya harus ikhlas ditinggal sang kepala keluarga yang begitu disayangi. Disinilah perjuangan bunda dimulai. Ilmu memasaknya segera ia terapkan demgan menerima orderan memasak. Ia membuka katering dan warung makan dengan bermodal meja kecil di depan rumah. Tidak hanya memasak sayur dan lauknya tetapi bunda juga menerima pesanan kue kering dan kue-kue basah tradisional, khususnya kue kering lebaran. Semua anak dilibatkan untuk membantu bunda, seperti membantu mempersiapkan masakan, membeli bahan-bahan, dan bahkan ada yang mengiklankan melalui media sosial. Yang penting halal, tidak merugikan orang lain, dan mandiri itu prinsip yang bunda pegang. Dalam mendidik anak-anak bunda menganut prinsip keterbukaan dan pendekatan. Bunda sering mengingatkan putri-putrinya untuk menjalani ibadah sebaik mungkin dan menjaga nama baik keluarga. Bunda mengikutsertakan putri-putrinya berjuang bersama mendapatkan rezeki Allah untuk kelangsungan hidup mereka termasuk biaya sekolah. Alhmadulillah putri-putri bunda tumbuh menjadi anak yang shalehah, penurut, dan menyayangi bunda. Keadaan ekonomi menyebabkan putri-putri bunda tidak dapat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Namun setamat dari Sekolah Menengah Atas, mereka mendapatkan pekerjaan yang baik dengan penghasilan yang lumayan. Setiap bulan, mereka selalu menyisihkan rezekinya untuk bunda termasuk keperluan gizi dan kesehatannya. Bunda tidak pernah meminta, dengan kesadaran sendiri mereka saling merawat bunda dengan caranya. Kemandirian yang ditanamkan bunda dilaksanakan oleh seluruh putrinya termasuk ketika kedua putrinya menikah. Mereka tidak lagi tinggal di rumah bunda dan menitipkan cucunya kepada sang nenek. Karena mereka menyadari bunda sudah terlalu letih bila harus menjaga anak-anak mereka lagi. Mereka tidak juga bisa melarang bunda untuk berhenti membuka warung makan karena bunda pernah mengatakan bahwa tidak ingin merepotkan anak-anaknya, bunda tetap ingin mandiri, selagi ia masih sehat. Sayapun bertanya apa resep kebugaran fisik beliau, ternyata cukup sederhana, hidup teratur, dan menjaga makanan. Beliau setiap hari mengkonsumsi susu untuk manula yang selalu dikirim oleh putri-putrinya, tidur tidak terlalu malam, dan sebelum tidur sempatkan minum jeruk nipis, dan pastinya beribadah sesuai tuntunan agama, banyak bersyukur, dan selalu dibawa enjoy atau menghindari stres. Benar apa yang dikatakan bunda, dengan banyak bersyukur Allah akan selalu menambah nikmat dan kemudahan, dengan dekat kepada sang Khalik, maka Allah akan lebih mendekat dan menyayangi hambanya, dan semakin kita terus semangat berikhtiar, Allah akan menunjukan ikhtiar hambanya dan diberika karunia rezeki yang halal dan barakah. Allah selalu bersama prasangka hambaNya dan bersama orang-orang yang sabar. Terima kasih bunda untuk pelajaran hidup hari ini. Jakarta, Sabtu, 28 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makin mengalir ceritanya mba lies...wah tinggal beberapa saat lagi lulus ya.

28 Mar
Balas

Alhamdulillah mba Ayu ....terus belajar terkadang di rumah malah suka kehabisan ide, jadi apa saja deh ditulis.

29 Mar

Ternyata kita belajar dimana saja dan pada siapa saja ya bu. Semoga ibu yang punya warung makan sehat selalu. Terimakasih sudah berbagi. Sukses, sehat n bahagia selalu bersama keluarga tercinta. Barokallah.

28 Mar
Balas

Alhamdulillah benar bunda Yarnita, ilmu yg kita peroleh tidak dibangku sekolah saja ya tetapi dilingkungan sekitar jg bs diperoleh dar interaksi dengan orang lain. Terima kasih kembali bunda sdh mampir. Doa yg sama untuk bunda Erwin Yarnita dan keluarga. Aamiin

28 Mar



search

New Post