#Tantangan Gurusiana #Tantangan menulis hari ke-82 Telur Dadar Spesial Buatan Suami Sarapan ahad pagi ini terasa lebih istimewa. Menunya tetap sederhana, yang membuat istimewa karena memasaknya bersama si kecil dan suami tercinta. Sejak memiliki anak balita, aku biasa memasak dua masakan yang berbeda. Yang tak pedas untuk Nuna dan menu yang lebih berbumbu untuk anggota keluarga. Menu untuk Nuna hari ini, sayur bening dan patin goreng tepung selesai dimasak. Menu sayur oseng paria pete siap disajikan. Saat hendak memasak lauk teman oseng-oseng, suami menawarkan diri untuk memasak telur dadar ala suami. Semula aku tak yakin akan kemampuannya memasak. Selama menikah, aku tak pernah melihatnya memasak selain masak air. hehe Suami menyiapkan semua bahan, telur 3 butir, 3 cabe merah keriting, 2 siung bawang merah, dan 1 siung bawang putih. Ia mengupas kulit bawang, mencuci semua bahan. Ia mengiris cabe tipis-tipis Bawang merah dan putih diiris tipis dan dicincang halus, ini yang terlihat berbeda dengan caraku. Ia memecahkan kulit telur, dan membuang kulitnya. Ternyata Nuna minta dilibatkan. Ia diberi tugas mengaduk putih dan kuning telur sampai tercampur, lalu cabe dan bawang dimasukan kembali ke dalam waskom berisi telur. Diberinya setengah sendok makan garam. Suami mulai memanaskan wajan yang sudah dituangkan minyak goreng. Setelah panas, adonan telur dimasukan. Ia mengatur nyala api agar matang merata dan dibolak balik. Ketika sudah kuning kecoklatan, ia mengangkat telur dadar dan menyajikan. Telur dadar suami memang tak jauh berbeda dalam proses memasaknya, tetapi untuk saya sangat lezat dan spesial. Mengapa? Karena ini pertama kali beliau memasak dengan bumbu kasih sayang pastinya dan ada jari mungil putri bungsu, yang memang kami mulai kenalkan sejak kecil dengan keterampilan sederhana sesuai kemampuannya. Kami menikmati sarapan dengan penuh suka cita. Stay di rumah saja semakin menambah keakraban hubungan sesama anggota keluarga. Komunikasi terjalin semakin baik, suami dengan istri dan orang tua dengan anak-anak. Sungguh Allah Maha Baik. Allah Maha Mengetahui apa yang telah direncanakan dengan datangnya wabah virus covid 19. Dengan berharap kepada Allah jua, virus ini hilang sebelum Ramadhan tiba. Aamiiin Jakarta, Ahad, 5 April 2020