Tantangan menulis hari ke-142

What is in a name, barangkali Anda masih ingat dengan kalimat yang pernah popular miliknya William Shakespeare. Kira-kira kalau kita alih bahasakan menjadi, “apalah arti sebuah nama”. Mungkin sepintas ada benarnya juga. Kita tidak perlu terlalu mempermasalahkan nama. Namun, mengapa pepatah dari Om William tadi kemudian muncul. Barangkali kita masih ingat cerita Romeo and Juliet yang cintanya terhalang sehingga tidak bisa bersatu karena nama belakang mereka. Ya, nama belakang dua keluarga, yang sudah lama menjadi musuh bebuyutan. Hal tersebut hingga sekarang masih kita temukan, sehingga sebetulnya pepatah dari Om William masih relevan dengan zaman sekarang.

Namun di sisi lain, pepatah tersebut harus dipatahkan, dan memang masuk logika, bahwa nama itu sangat besar sugestinya bagi sang pemilik nama. Nama adalah doa. Semakin sering orang berucap nama kita, maka dapat dipastikan doa-doa akan selalu mengalir kepada kita. Oleh sebab itu, berikanlah nama anak kita dengan sebaik-baiknya nama, dan mengandung pengharapan yang baik pula, sehingga menjadi doa bagi pemiliknya.

Pentingnya pemberian nama yang baik dan jelas juga akan menolong anak kita nantinya di dalam pengisian data. Apabila terlalu panjang dan rumit dalam penulisannya, maka dapat dipastikan akan menyusahkan bagi pemilik nama. Tentunya akan memancing masalah di dalam suatu peristiwa. Contohnya ketika sang pemilik nama akan mengikuti tes, maka dapat dibayangkan apabila orang tersebut akan kesulitan di dalam mengisi biodata.

Apalagi kini ada aturan dari Kemendagri tentang pemberian nama orang per tanggal 21 April 2022, bahwa nama orang paling sedikit harus terdiri atas dua kata, artinya tidak boleh satu kata, dan jumlah huruf paling banyak mengandung 60 karakter sudah termasuk spasi. Untuk aturan pemberian nama harus lebih dari satu kata, barangkali ada kaitannya dengan apabila suatu saat orang tersebut harus ke luar negeri, maka dia tidak akan mengalami kesulitan, karena seperti yang kita tahu, kalau ke luar negeri, harus memiliki nama yang lebih dari satu kata. Jadi, dari pada ribet nanti, lebih baik orang tua mengetahui hal pemberian anak. Apabila sudah terlanjur memiliki nama satu kata, maka biasanya diharuskan untuk mencantumkan nama orang tua di belakangnya, dan itu lumayan memakan waktu untuk mengurus-urusnya. Lain halnya dengan Amerika, di sana apabila memiliki nama satu kata, maka akan ada semacam ID, misalnya ada yang memiliki nama Rose, maka yang tercetak menjadi “FNU Rose” (First Name Unknown).

Barangkali kalau di Indonesia sendiri, yang memiliki satu kata untuk nama, semakin ke sini semakin jarang, bahkan cenderung panjang-panjang. Nama yang hanya satu kata kebanyakan dari kelahiran zaman old, biasanya berawalan Su….

Walau begitu, penting sekali bagi keluarga kita untuk selalu mengikuti informasi terkini dari Pemerintah. Hal tersebut kita lakukan untuk kebaikan kita juga nantinya. Bagi para mama yang sebentar lagi akan melahirkan dan sudah mempersiapkan nama hanya satu kata, silakan untuk dipikir ulang agar ananda tercinta menjadi orang yang banyak didoakan oleh orang lain, dan tentunya tidak banyak mengalami masalah akibat dari nama pemberian orang tua yang kurang bijaksana.

Penulis adalah guru SMKN 1 Cianjur.