Perampas Kue Talam Ubi

Oleh : Dra. Hj. Erniwati

Tiba-tiba mata ini lansung membesar melihat cemilan "kue talam ubi" di atas meja beberapa teman. Berarti sudah banyak yang memesan. Kebetulan ada dua bungkus lagi di atas meja si pembuat cemilan ( teman sekantor yang hobinya memasak berbagai macam cemilan). Ku lihat tak ada nama yang tertera di bungkusnya. Biasanya setiap bungkus tertera nama sesuai dengan yang memesannya.

Aku berpikir positif saja, mungkin yang ini free, belum ada yang pesan. Ya .... sudah ku buka plastik pembungkus wadah dan ku santap kue talam ubi yang masih hangat di pagi itu. Nikmat sekali karena manisnya pas, sesuai sekali dengan seleraku.

Kue talam ubi yang nikmat kami nikmati dengan salah seorang teman karena teman lain sedang berada di kelas

Ketika kue talam ubi tinggal separuhnya, temanku menanyakan apakah aku mengisi list pemesanan di WA. Aku menggeleng dan mulai ada rasa tak enak di hati. Jangan- jangan yang ku makan ini sudah pesanan orang.

Begitu teman si penjual datang lansung ku tanyakan tentang Kue talam ubi yang ada di mejanya. Ternyata pembaca cemilan itu sudah bertuan, sementara aku sudah menyantapnya. Wadaw .... dengan sedikit malu-malu aku minta maaf dan berjanji tidak akan merampas lagi, he...he....

Kue talam yang masih tersisa di wadah itu akhirnya disantap bersama-sama pada jam istirahat. " Enak ya kue talam hasil rampasan", kataku. Semua tertawa lagi. Ha... ha ....

(Kisah lucu di pagi itu)