Seseorang menelponku, saat aku lagi asyik memainkan jemari di keyboard Hp. Setelah berlepas rindu sekian lama terpisah dalam canda gurau pertemuan dunia maya. Sebuah kata mengusikku "curhat" intinya. Kuterima semua ceritanya dari A sampai Z. Sebagai teman yang baik aku simpan cerita dan kepedihannya.

Setelah kuberikan semua responku dan menenangkannya akupun berpikir menyadari kehidupan yang penuh liku. Adakalanya orang mensyukuri saja atas takdir yang diterima. Ada juga yang tidak bersabar dengan suratan nasib.

Akankah kita bisa protes terhadap apa yang sudah digariskan? Apakah kita menganggap Dia tidak adil untuk kita? Yang pasti kita tidak bisa berbuat seperti apapun yang kita maui. Ada kata kunci diujung usaha kita. Bertawakal dengan apapun keputusan-Nya.

Adakah kita menelaah antara keinginan dan yang kita dapat. Suatu kesedihan yang menimpa, suatu cinta yang pergi, suatu janji yang diingkari, suatu harapan yang terpenuhi, suatu impian yang jadi nyata, kesemua itu adalah sesuatu yang mesti kita jalani meski terkadang terasa berat.

Ada sebuah rasa yang kita lupakan saat kita mengalami kebuntuan menganalisa semua peristiwa. Rasa kepasrahan sepenuhnya untuk yang kita percayai diurutan ke enam dari rukun iman. Percaya dengan apa ketentuan baik dan buruk dari sang Khaliq yang sering kita abaikan. Kita hanya wayang dari dalang sejati. Kita bidak catur dari sang pemain tunggal.