Catatan Harian Guru

Sekolah Kita

Muridku, lihatlah sekolah kita. Sekolah kita dulu sangat sederhana, berdinding ayaman bambu dan beralaskan lantai tanah. Daun pintunya berderit kalo di buka dan di tutup. Lapangannya yang luas di penuhi rumput nan hijau, serta di kelilinggi selokan yang penuh ikan.

Muridku masih ingat juga pohon mangga di halam sekolah yang tidak pernah berhenti berbuah. Manis kalo matang dan sangat masam jika masih muda. Pohon mangga itu berdiri kokoh di tengah persis halaman sekolah kita. Bermain di bawah pohon mangga sangat asyiknya sampai lupa pulang ke rumah. Ada beberapa bangku di bawah pohon mangga yang biasa buat duduk bersama teman.

Muridku, keindahan alam pedesaan di sekita sekolah kita mampu membuat kita rajin belajar. Belajar bangun pagi, belajar tepat waktu dan belajar ilmu pengetahuan. Ruang kelas yang hanya 5 kelas cukup untuk ruang pembelar dan satu ruang guru di rasa sydah cukup. Sekolah kita sangat sederhana namun nyaman. Apa yang terjadi jika musim hujan datang? Semua guru dan siswa berjalan tanpa alas kaki, sepatu atau sandal di pakai nanti jika masuk kelas, setelah cuci kaki. Payung kita dari pelepah daun pisang dan buku kita dimasukkan tas plastik supaya tidak basah. Apabila hujan semalaman besok tidak ada anak yang berangkat ke sekolah.