Erwin Yarnita

Dilahirkan pada 7 Agustus 1971 di Simpangan OKU Sumatera Selatan. Alumni SDN 16 Baturaja 1984, SMPN 2 Baturaja 1987 SMAN 1 Baturaja 1990, IPB D 3 Pendidikan Bio...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Suamiku ODHA (39)

Ternyata Suamiku ODHA (39)

"Hann, gabung di diyeuk wae atuh!"

Setelah mengucap salam, seseorang di seberang sana langsung mengajakku bergabung.

"Maaf, ini siapa ya?"

Aku sungguh tidak mengenali pemilik suara itu.

"Bu Dokter mah kitu euy!"

Sepertinya dia agak sewot, tergambar dari nada suaranya yang kudengar. Aku berusaha keras mengingat-ingat siapa gerangan dia. Sejurus kemudian,

"Dede?"

Spontan aku menyebut sebuah nama. Tanpa dinyana ternyata di ujung sana benar Si Dede yang asli Cerebon.

Bisa kupastikan Dede yang kulitnya putih itu berubah menjadi merah merona karena bahagia.

Aku menyampaikan pada Kuartet Wati, Ami, Haifa dan Venny jika Dede mengundang untuk bergabung di kamar hotel yang disewanya.

Tanpa babibu mereka semua sepakat. Jadilah kami berenam menghabiskan malam dengan celoteh dan canda hingga fajar merekah pecah.

**

Pagi yang cerah, kami putuskan untuk menikmati orkestra alam berupa suara kicauan aneka burung yang sungguh merdu. Juga memenuhi rongga dada dengan oksigen yang berlimpah dengan berjalan-jalan di trotor sepanjang Jalan Raya Pajajaran.

Area yang tersedia mulai dari depan Hotel Salak hingga Tugu Kujang. Dibangun sedemikian rupa oleh Pemkot Bogor untuk memfasilitasi warganya bergoes ria atau sekedar berjalan kaki bersama keluarga dan sahabat.

Tepat di ujung trotoar yang menghadap Tugu Kujang. Dibuat bangunan seperti gapura panjang yang bergaya Italia. Pintu-pintu yang besar dan tinggi terlihat sangat gagah. Berlatar rerimbunan pucuk-pucuk pohon yang menjulang langit di Kebun Raya. Sungguh aku merasa berada di belahan dunia lain. Sepertinya area ini memang disediakan untuk spot berswafoto.

Aku berjalan bergandengan tangan dengan Ami sambil bertukar cerita dan sesekali mengabadikan kenangan dalam bidikan kamera gawai.

Tetiba aku menyadari jika teman-teman yang tadi ada di belakang kami sudah raib.

"Hey Mi, yang lain pada kemana ya?"

Kami berdua celingak-celinguk mencari keberadaan mereka.

Teriba dari kejauhan terlihat seseorang melambaikan tangannya. Memberi isyarat agar kami mendekat.

"Ayo atuh kita persiapan, ini sudah pukul delapan."

Pak Komti mengingatkan kami untuk menyudahi jalan-jalan pagi.

Sesuai kesepakatan kami akan bertemu di Takol alias Taman Koleksi pada hari Ahad pukul 9 pagi.

Takol adalah halaman depan kampus Baranangsiang. Berisi koleksi beberapa jenis tanaman yang berusia beberapa dasawarsa. Satu diantaranya adalah pohon kapuk.

Saking besarnya pohon ini, membutuhkan belasan orang yang berjajar bergandengan tangan untuk memeluknya dengan sempurna.

Cerita unik apa yang tersembunyi pada pohon yang super besar ini?

Bersambung... .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wauw...keren bgt ni. Dtggu lanjutannya mumpung bs SKSS Dinda

03 May
Balas

Ya Oma, thanks Oma syantik. Salam

03 May



search

New Post