Erwin Yarnita

Dilahirkan pada 7 Agustus 1971 di Simpangan OKU Sumatera Selatan. Alumni SDN 16 Baturaja 1984, SMPN 2 Baturaja 1987 SMAN 1 Baturaja 1990, IPB D 3 Pendidikan Bio...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Suamiku ODHA (45)

Ternyata Suamiku ODHA (45)

45.

"Papa... Papa!"

Aku baru saja menyelesaikan curhatku pada pemilik sejati kehidupan ini, saat kudengar suara Zacky memanggil-manggil papanya dengan suara yang cukup keras.

Setelah merapikan mukena dan sajadah, bergegas aku menuju ke sumber suara. Terlihat Mas Soni sedang khusyuk memanjatkan hajatnya dengan tangan yang menengadah.

Segera kuraih pundak Zacky lalu membawanya ke kamarku.

"Ada apa sayang?"

Kutatap matanya yang basah.

"Mama tadi Zacky bermimpi melihat papa terbang jauh naik ke atas langit lalu menghilang. Zacky takut papa beneran pergi, Ma!"

Aku merasa hancur mendengar penuturan anak bungsuku ini. Namun sebisa mungkin aku menutupi rasaku yang berkeping-keping.

Aku lalu menuntun Zacky menemui papanya yang baru saja menyelesaikan khalwatnya dengan Sang Maha. Zacky segera menubruk dan menghambur ke dalam pelukan papanya. Lirih terdengar suara Zacky meminta papanya untuk tidak pergi.

"Papa tidak akan kemana-mana sayang!"

Mas Soni berusaha meyakinkan Zacky yang masih dihantui oleh bunga tidur yang menyinggahinya tadi.

"Yuk bobok lagi! Papa akan menemani Zac. Mau?"

Mas Soni menuntun Zacky menuju ke kamarnya. Aku hanya mengantar keduanya dengan pandangan yang sulit untuk aku jelaskan. Yang pasti rasaku pedih bagaikan luka tersayat pisau.

Kumandang suara azan subuh yang menerobos masuk menyelinap ke dalam indera pendengaran ku, menyadarkan aku untuk tidak larut dalam perasaan yang tak menentu.

***

Manusia punya rencana tapi Allah yang memiliki kuasa.

Seiring berjalannya waktu, mengantarkan ku pada posisi ikhlas menerima dan menjalani kehidupan ini. Kejadian apa pun yang menimpa, aku berusaha selalu membangun prasangka baik kepada Allah.

Setelah melalui tiga kali sidang, yang sekalipun tak pernah kuhadiri. Akhirnya pada sidang keempat agendanya adalah pembacaan putusan.

Kali ini dengan bismillah kukuatkan hati untuk hadir. Mendengarkan langsung putusan sidang di Aula satu Pengadilan Agama Surakarta.

Pembacaan putusan sidang akan segera dilakukan oleh hakim ketua. Sungguh aku merasa panas walau dalam ruangan yang ber-AC. Jari-jari tanganku basah karena berkeringat. Sungguh aku merasa sebagai pesakitan.

Sedangkan Mas Soni tadi pagi-pagi sekali sudah izin untuk kembali ke pesantren yang telah menjadi rumah keduanya selama hampir satu tahun terakhir ini.

Tiga orang yang berbaris rapi, perlahan memasuki ruangan sidang, kemudian duduk si tempat yang sudah disiapkan. Pakaian khas yang mereka kenakan memberikan kabar bahwa mereka bertiga adalah hakim.

Aku menarik napas dalam-dalam. Memenuhi rongga dadaku dengan oksigen, untuk mengusir rasa galau tingkat dewa yang sedang melanda.

Sanggupkah Hanna mengikuti perjalanan sidang hingga akhir?

Maaf masih harus bersambung.., .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren cerbungnya

11 May
Balas

Thanks mom. Barokallah

11 May



search

New Post