Eryka Syams

Bunda guru di SMA Muhammadiyah Cileungsi, sdh. 25th..mengajar B.Indonesia dan Seni Budaya. Memiliki putra 2 orang yg.sdh.beranjak dewasa. Kegiatan sekaran...

Selengkapnya
Navigasi Web

Artikel

GURUKU

Sekolah tempat kita bekerja "harus" dapat mengubah paradigma kita menjadi guru bermental driver (pengemudi) ,winner (bermental juara), dan good listener (pendengar yang baik). Bukan guru bermental penumpang (passenger), pecundang (loser), dan tukang bual (bad speaker) Guru yang memiliki tujuan hidup tidak sekedar menumpang hidup, mencari nafkah, dan mencari kenyamanan. Guru yang berani mengatasi rasa ketakutan, berani mengambil risiko, keluar dari zona nyaman, dan selalu menutut diri lebih.

Guru yang berperilaku terpuji bukanlah guru yang kerap seenaknya sendiri. Guru yang dihargai karena menghargai muridnya. guru yang merasa bahagia ketika berhasil mengantarkan kebahagiaan (delivering happiness) bagi para muridnya. Murid bisa melupakan apa saja yang diajarkan maupun dilakukan gurunya. Namun murid akan selalu mengingat dan mengenang apa saja yang membuat hati mereka tersentuh. Inilah yang mengubah paradigma saya sebagai guru.

Saya punya keyakinan bahwa masalah utama guru itu bukan sekedar kurikulum dan strategi pengajaran, melainkan semangat. Murid tidak akan mengingat materi pembelajaran tetapi merekam inspirasi yang tersirat dari sang guru. Masalah utama guru bukan lagi soal kesejahteraan , melainkan spirit dan keteladanan. Banyak guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dan memperoleh tunjangan.

Kendati demikian , perubahan yang dialami oleh sebagian besar guru baru sebatas bergeser dari " mediocre teacher" menjadi "superior teacher". Dari guru yang kerjanya sepanjang hari ngomong di depan kelas menjadi guru yang mendemonstrasikan kewibawaannya di hadapan murid. Fasilitator centered learning. Pusat kegiatan belajar-mengajar medioker adalah guru itu sendiri, bukan si murid. Kurikulum disajikan tanpa pengolahan . Proses pembelajaran tidak mempertimbangkan kecerdasan murid. Murid yang harus menyesuaikan dengan gaya mengajar guru. Bukan guru yang menyesuaikan gaya mengajarnya dengan gaya belajar murid.

Guru medioker berkarekter instruksional, kerjanya hanya menyuapi murid (spoonfeeding). Murid dididik jadi bermental Pecundang. Guru superior, sepanjang hari , dari tahun ke tahun, kerjanya memperagakan otoritas dan kewibawaan. Pusat kegiatan belajar-mengajar adalah guru, bukan murid. Guru tipe killer ini selalu minta diperhatikan murid, bukannya malah memperhatikan murid. Murid dididik menjadi penakut dan pengecut. Guru terpuji mengajarkan materi rumit dengan cara sederhana. Guru yang membuat murid "ngeh" dan "mudeng", to simplify complex things. Administrasi pengajarannya bagus. Pusat kegiatan belajar - mengajar masih gurunya sendiri. Walau tindakannya terpuji , guru seperti ini masih terperangkap materirialisme kurikulum. Murid dididik menjadi orang pintar. Guru yang hebat , mengisnpirasi murid. Ia sadar sepenuhnya punya satu mulut dan dua telinga. Itu sebabnya guru tipe ini berusaha menjadi pendengar yang baik dan tidak obral bualan di kelas sepanjang waktu..Guru hebat, sedikit memberi indtruksi "participant contered learning" . Pusat kegiatan belajar-mengajar adalah murid. ..bukan guru. Kurikulum diolah dan disajikan sesuai kebutuhan murid. Guru hebat mendidik murid menjadi manusia bermental driver dan winner. .......

bersambung (dikutip dari "Guru Gokil Murid Unyu" J. Sumardianta

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post