PUISI
MELAMAR SIRAMPOC 1
Oleh : Eryka Syams
Kudaki kabut cinta dan kasih
Yang baru kutemukan di bukit kelabu
Kau sangka ku takkan mampu hingga ke puncak
Kini kubuktikan dingin bekunya air
Tak menyentuh ruang nafasku
Dan tenggang waktu tak mengusik lambungku
Nyata... Aku kuat seperti yang dipikirkan
Berjalan mendaki kelok liku bukit
Menuju Kampung KB yang asing di telinga
Nyata memang sejak jaman orde baru
Ayah ibu punya anak cukup dua
Dan kau serta warisan mu
Telah menjadi guru
Meski Ayahmu wafat tertimpa bukit pasir
Saat itu usiamu menjelang sepuluh tahun
Namun tekad lebih kuat menguasai hati
Dan kau berhasil
Ada yang aneh terasa di lubuk paling dalam
Jika harus meminang tak tertinggal ukuran
Emas seratus gram, minimal lima puluh gram
Semua bahan masak di dapur dipersembahkan
Demi memperoleh gadis pujaan
Pantas saja tak terdengar satu pun berita
Kau beranak pihak dengan budaya di luar sana
Malam menjelang memasuki kampung KB
Di tepian bukit rumah mewah rapat bagai di kota
Tak terkesan terisolir meski belum ada angkutan
Nafas turun naik menahan rasa
Belum pernah terlewati arena seperti ini
Serasa jantung pindah dari tempatnya
Ooo....andai tahu begini rute jalannya
Tak ku berangkat menyambangi cintamu
Tak kan jadi meminang...
Ahhhh ....
Nyatanya aku tiba juga di hunian tepian bukit itu
Selepas Isya ... nafas sudah kembali ke tenggorokan
Tak ingin turun lagi...
Membayang jurang di tepian kala malam mulai menusuk.
Cileungsi, 28122018; 13:23 wib
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar