Menulis merupakan kebiasaan yang sudah dilakukan ketika masih sekolah. meskipun dalam bentuk diari.

Menulis curahan hati dalam bentuk catatan diari, bisa melegakan hati.

Mungkin saja menulis adalah terapi untuk seseorang yang pernah mengalami speech delay ketika masih batita.

Menurut artikel halodoc.com, anak yang mengalami speech delay biasanya akan menunjukkan gejala kegagapan atau kesulitan mengucapkan kata-kata dengan tepat. Selain itu, anak yang mengalami gangguan ini juga mengalami kesulitan untuk mengekspresikan diri atau memahami maksud orang lain.

Gangguan bicara akibat speech delay memberikan dampak ketika sudah dewasa.

Ketika mendengar cerita dari kedua orangtua, saya mungkin termasuk kategori anak-anak speech delay.

Tapi, Alhamdulillah, saya bisa berprestasi di sekolah.

Mungkin karena mengalami gangguan bicara, saya memiliki sedikit teman.

Pengaruh positifnya, saya bisa lebih fokus untuk belajar.

Membaca buku adalah kebiasaan yang sudah dilakukan ketika masih kelas 2 SD.

Dengan menulis, saya bisa mengungkapkan apa yang saya rasakan.

Ketika menulis di blog gurusiana, saya bukannya tak ingin ikut tantangan, apalagi sekedar memperoleh sertifikat. Tapi, saya ingin menimba ilmu lebih dalam saat menulis. Agar ide dan inspirasi dalam pikiran dapat dituliskan dengan baik dan indah.

Alhamdulillah, ini adalah tulisan ke tiga puluh secara berturut-turut di gurusiana. Setelah sebelumnya pernah gagal dua kali.

Jangan bandingkan dengan teman-teman lainnya, apalagi yang sudah menulis selama satu tahun tanpa jeda satu haripun. Saya sudah sangat bersyukur untuk pencapaian hari ini.

Siak, 19 Februari 2021