Erza Marlini

Guru IPA di SMP Negeri 1 Tualang Kab. Siak Prov. Riau Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Siak Provinsi Riau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pertanyaan diluar Konteks
gambar : dokumentasi pribadi

Pertanyaan diluar Konteks

Aku memasuki kelas 9.D untuk kedua kalinya. Jumlah siswa yang hanya separoh membuatku lebih mudah mengelola kelas selama pembelajaran.

Pembelajaran dimulai dengan membahas konsep gaya magnet. Saat dilakukan demonstrasi interaksi antara kutub magnet aku berkata, “Kutub magnet hanya tertarik dengan jenis kutub yang berbeda, jika kutub yang sama saling didekatkan, yang terjadi adalah penolakan”. Beberapa dari mereka tersenyum.

Selanjutnya kami membahas mengenai magnet elementer dan domain magnet. Aku menggambarkan bagaimana bentuk domain benda netral dan benda bersifat magnet.

Dalam benda netral, letak domain acak. Berbeda dengan letak domain benda bersifat magnet. Ada keteraturan, dan letak domain sejajar atau berbaris pada arah tertentu. Dengan digambarkan di papan tulis, sepertinya mereka mulai paham.

Kemudian, aku membahas tentang kepribadian magnetis dan kaitannya dengan domain magnet yang sejajar dan terarah. Tiba-tiba ada siswa yang bertanya, “Bagaimana dengan susuk, Bu?” Aku terkejut mendengar pertanyaan dari anak laki-laki kurang rapi berusia 14 tahun tersebut.

Pertanyaan yang jelas-jelas diluar konteks. Tapi, aku paham maksudnya. Memakai susuk katanya bisa membuat orang yang memakainya menjadi lebih cantik, dan akan lebih banyak orang lain tertarik.

Apakah kuabaikan pertanyaannya? Sebisa mungkin pertanyaan siswa tersebut kujawab, dengan diselingi candaan.

Ketika semester ganjil, Ia kurang tertarik belajar. Kesimpulanku melihat dari proses dan tugas-tugas yang diselesaikannya saat itu.

Apakah Ia bodoh? Ketika aku bertanya apakah sama benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet dan benda yang ditolak oleh magnet? Ia bisa menjawabnya. Pertanyaan tersebut juga sudah kuberikan di kelas yang lain. Kebanyakan mereka menjawab sama saja.

Aku melihat ketertarikannya yang lebih ketika demonstrasi medan magnet. Kutaburkan serbuk besi diatas kertas yang dibawahnya ada magnet batang. Saat itu dengan bercanda aku katakan lada hitam.

Kemudian aku persilakan mereka satu persatu untuk melihat ke depan. Ternyata Ia yang datang pertama dengan semangat sambil mengajukan pertanyaan. “Bagaimana kalau serbuk besi ditambahkan Bu?” Aku tambahkan serbuk besi, dan terlihat bahwa di ujung magnet serbuk besi semakin menumpuk dan terbentuk ‘duri-duri’. Dan teori kekuatan magnet terbesar terletak di kutub tersampaikan.

Ketika pertanyaannya mengenai susuk kuabaikan, masihkah Ia mempunyai ketertarikan belajar denganku?

Siak, 21 Januari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bund... Sebisanya kita jangan samlai mengabaikan pertanyaan anak, meskipun terkadang diluar konteks, tapi mungkin saja itu adalah pertanyaan yang membuat dia jadi semakin memahami materi yang kita sampaikan.

21 Jan
Balas

Terimakasih Bu Puji

21 Jan



search

New Post