Sebagai seorang yang suka travelling ke berbagai daerah bahkan luar negri, kenaikan tiket pesawat di Desember 2018 menjadi hal yang menyedihkan. Bagaimana tidak, yang tadinya merencanakan liburan dua kali setahun, sekarang bahkan harus berpikir dua kali kalau mau naik pesawat pulang ke Medan.

Saya memiliki berbagai aplikasi di smartphone seperti Traveloka, Air Asia dan Pegi-pegi. Dan membandingkan harga tiket naik tersebut dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya. Sungguh sangat mengecewakan ketika hampir semua aplikasi menunjukkan hasil yang sama, sama-sama naik maksudnya.

Januari 2018 dari Medan ke Pekanbaru berkisar Rp 340.0000,00 sampai dengan Rp 400.000 di hari biasa bukan season peak. Dari Batam ke Pekanbaru sekitar Rp 320.000,00 sampai Rp.350.000,00. Dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur sekitar Rp. 280.0000 sampai dengan Rp. 320.000,00. Begitu juga dari Pekanbaru ke Singapura, sekitar Rp. 320.000,00 sampai dengan Rp.350.000,00

Semenjak Desember 2018 sampai hari ini, kenaikan berkisar 100%. Januari 2020 dari Pekanbaru ke Batam sekitar Rp 600.000,00. Begitu juga dari Pekanbaru ke Medan, sekitar Rp. 600.000,00 sampai dengan Rp.720.000,00.

Semoga kementrian terkait dapat segera menemukan solusi yang tidak hanya menguntungkan sebagian pihak. Jika wisatawan domestik dan luar berkurang, bagaimana pendapatan daerah yang menggantungkan perekonomiannya dari sektor ini?

Kenaikan tiket pesawat memberikan efek domino ke berbagai sektor. Bukan hanya sektor pariwisata saja, tetapi sektor transportasi, dan banyak sektor lainnya.

Keindahan Indonesia dari Sabang sampai Merauke perlu juga dinikmati oleh orang lain, termasuk saya. Tiket murah meriah, kami merindukanmu !