Esty Widjayanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Generasi Milenial dan Permainan Tradisional

Generasi Milenial dan Permainan Tradisional

Gobak sodor. Sebuah permainan tradisional yang kini makin jarang ditemui. Generasi milenial masa kini jauh lebih familiar dengan dunia maya yang tampaknya memang sulitdijauhkan dari mereka. Sekarang di lingkungan rumah sudah jarang sekali anak-anak yang bermain nuansa tempo dulu, seperti lompat tali, petak umpet, gundu (kelereng), egrang, termasuk gobak sodor juga.

Perkembangan zaman nampaknya semakin membawa generasi muda ke era digital. Permainan pun kini yang dikenal lebih banyak berbau digital. Anak-anak atau remaja lebih suka bermain game online, medsos, atau aplikasi youtube. Tak banyak yang terlibat pada permainan Gobak sodor. Sebuah permainan tradisional yang kini makin jarang ditemui. Generasi milenial masa kini jauh lebih familiar dengan dunia maya yang tampaknya memang sulitdijauhkan dari mereka. Sekarang di lingkungan rumah sudah jarang sekali anak-anak yang bermain nuansa tempo dulu, seperti lompat tali, petak umpet, gundu (kelereng), egrang, termasuk gobak sodor juga.

Perkembangan zaman nampaknya semakin membawa generasi muda ke era digital. Permainan pun kini yang dikenal lebih banyak berbau digital. Anak-anak atau remaja lebih suka bermain game online, medsos, atau aplikasi youtube. Tak banyak yang terlibat pada permainan fisik yang dulu sering terlihat pada jenis permainan tradisional.

Sayang sekali memang. Permaian tradisional sebenarnya bukanlah permainan yang hanya bersifat senang-senang saja. Selain menghibur, permainan tradisional juga menuntut pemainnya banyak bergerak. Berbeda jauh dengan aktivitas remaja masa kini yang terkesan malas gerak karena lebih memilih sibuk berselancar di dunia maya sembari merebah atau duduk-duduk saja. Permainan tradisional juga mengajarkan arti penting kebersamaan, biasanya butuh satu pasangan,bahkan tim yang terdiri dari beberapa orang,untuk memainkan permainan tradisional tersebut. Sementara gadget, lebih banyak membuat orang sibuk sendiri meski sedang berkumpul dentan teman atau kelurga.

Kemajuan zaman tentulah memberi dampak yang bermacam-macam, baik yang positif maupun negatif. Generasi muda saat ini harus mahir membangun mental. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial, bukan robot yang disetir oleh media teknologi. Melalui pengenalan terhadap permainan tradisional, diharapkan mampu menghidupkan kembali nilai-nilai sosial yang sepertinya semakin hilang digerus zaman. Semoga saja masih ada suara riuh dan tawa anak muda yang tengah asyik melestarikan permainan tradisional. Semoga saja masih ada harmonisasi hubungan manusia yang tercipta lewat media permainan tradisional. Ya, semoga. yang dulu sering terlihat pada jenis permainan tradisional.

Sayang sekali memang. Permaian tradisional sebenarnya bukanlah permainan yang hanya bersifat senang-senang saja. Selain menghibur, permainan tradisional juga menuntut pemainnya banyak bergerak. Berbeda jauh dengan aktivitas remaja masa kini yang terkesan malas gerak karena lebih memilih sibuk berselancar di dunia maya sembari merebah atau duduk-duduk saja. Permainan tradisional juga mengajarkan arti penting kebersamaan, biasanya butuh satu pasangan,bahkan tim yang terdiri dari beberapa orang,untuk memainkan permainan tradisional tersebut. Sementara gadget, lebih banyak membuat orang sibuk sendiri meski sedang berkumpul dentan teman atau kelurga.

Kemajuan zaman tentulah memberi dampak yang bermacam-macam, baik yang positif maupun negatif. Generasi muda saat ini harus mahir membangun mental. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial, bukan robot yang disetir oleh media teknologi. Melalui pengenalan terhadap permainan tradisional, diharapkan mampu menghidupkan kembali nilai-nilai sosial yang sepertinya semakin hilang digerus zaman. Semoga saja masih ada suara riuh dan tawa anak muda yang tengah asyik melestarikan permainan tradisional. Semoga saja masih ada harmonisasi hubungan manusia yang tercipta lewat media permainan tradisional. Ya, semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip.

16 Aug
Balas

Betul Bu....

16 Aug
Balas



search

New Post