Etik dwi sulistiyowati,S.Sos

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Peran Ganda Seorang Ibu Guru

Peran Ganda Seorang Ibu Guru

Peran Ganda Seorang Ibu Guru

Salah satu kebanggaan seorang wanita adalah dapat mengaktualisasikan dirinya dalam dunia pekerjaan. Impian pekerjaan yang dibayak diidamkan banyak orang adalah pegawai negeri alias jadi PNS khususnya guru. Pembukaan lowongan guru PNS selalu dinanti nanti hampir setiap tahun. Pembukaan lowongan guru PNS inipun tergantung dari kebutuhan daerah masing-masing. Semakin tahun penerimaan guru PNS semakin dirasa sangat sulit untuk dimasuki. Jadi ketika kita menjadi seorang guru dan sudah berstatus PNS merupakan hal yang harus selalu disyukuri.

Menjadi seorang guru adalah suatu pekerjaan yang mulia dimana kita berkewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa apapun input siswa yang didapat sekolah kita. Seyogyanya siswa yang belajar disekolah kita lulus seratus persen. Jika anak tidak lulus, pandanga miring jatuh ketatapan sang guru. Guru diberikan tugas pokok yang tidak ringan ditambah dengan tugas-tugas tambahan lainnya yang memerlukan tenaga dan pemikiran ekstra juga. Guru dituntut memberikan yang terbaik dihadapan siswanya apapun kondisi sang guru tersebut.

Kondisi sang guru untuk tampil terbaik dihadapan para siswa tidak lepas dari kondisi diri dan lingkungan yang membentuknya. Bagi bapak guru yang dapat tampil dengan performan yang baik dihadapan para siswa adalah hal biasa tapi bagi ibu guru dapat tampil dengan performa terbaik dihadapan para siswa itu adalah yang luar biasa hebatnya. Mengapa dikatakan sebagai hal yang luar biasa hebat karena dibalik itu semua ada pengorbana besar seorang wanita. Wanita yang bekerja sekaligus ibu rumah tangga harus membagi tenaga dan pikiran serta perasaanya untuk dua dunianya, dunia domestik dan dunia publiknya. Ketika ibu guru dalam dunia domestiknya peran yang dijalankan adalah sosok seorang istri dan ibu yang harus selalu siap melayani suami dan anak-anak tercinta apapun kondisinya. Jika anak-anak sudah besar mungkin tidak terlalu merepotkan karena mereka sudah terbiasa mengerjakan sendiri tanpa diperintah. Tapi apa yang terjadi jika ibu guru ini memilik anak lebih dari dua atau tiga anak yang berumur Balita bahkan Batita ????....jawabanya adalah pagi repot sekali….

Ibu guru ini harus bangun pagi sekali untuk mempersiapkan sarapan suami dan anak-anak, bekal anak-anak sekolah sambil mengantar sekolah anak yang mungkin jaraknya agak jauh. Selain itu Ibu guru harus mempersiapkan diri untuk mengajar para siswa disekolah. Tidak jarang ibu guru harus menahan rasa kantuk untuk menyelesaikan tugas sekolah dimalam hari karena waktu yang ada tidak cukup untuk mengerjakan dan menyesaikannya disekolah, entah itu mempersiapkan pembelajaran, membuat soal ulangan, koreksi ulangan dan remedial serta tugas-tugas yang lainnya. Sementara tugas ibu tangga menunggu untuk dijamah.

Pulang dari sekolah sang ibu guru masih dihadapkan pada rutinitas tugas rumah tangga seperti tiba dirumah anak bungsu langsung minta gendong, anak nomor dua minta dibuatkan susu dan harus oleh ibunya, anak pertama laporan bahwa besok harus membawa ini itu untuk praktek biologi. Setelah itu memandikan anak, mengantar anak mengaji atau les dan membereskan rumah. Belum lagi jika ada kegiatan kemasyarakat seperti pengajian dan PKK. Seorang ibu yang memiliki peran ganda sebagai wanita karir memang harus siap lahir dan batin terutama mental dan spikologis. Jika tidak ada beberapa hal yang harus dikorbankan. Kondisi ini kadang membuat sang ibu guru harus memilih untuk memenangkan salah satu peran. Misalnya jika ibu guru sukses didunia publik kadang tidak sukses didunia domestik begitu sebaliknya. Sukses sebagai ibu guru yang berprestasi tapi tidak sukses sebagai ibu rumah tangga yang baik. Kadang kita sangat tidak suka dengan ketidakdisiplinan disekolah tetapi ternyata anak kita sendiri kurang disiplin.Ini yang menambah beban pikiran seorang ibu yang berperan ganda sebagai guru.

Untuk meminimalisir kegagalan kedua peran sang ibu guru atau mengedepakan salah satu peran saja diperlukaan dukungan dari lingkungan sekitar. Pertama jelas….dukungan dari pasangan atau suami. Suami harus memberikan pengertian lebih kepada istrinya. Selalu siap dalam kondisi apapun walaupun tidak diminta,karena untuk bermain didua dunia tidaklah mudah. Kedua lingkunga kerja yang kondusif dimana masing-masing rekan sejawat entah itu dalam bentuk senior atau atasan harus saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan selama dalam itu masing dalam koridor yang benar.

Nah… ibu guru-ibu guru diseluruh tanah air tetap semangat, jangan pernah putus asa dan selalu ikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Jangan menyerah dengan keadaan semua masalah pasti ada jalan keluarnya….hidup ibu guru Indonesia…………..!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebat itu, layak disematkan guru multitalenta dalam banyak pekerjaan

29 Oct
Balas

realitas wanita karir dengan anak-anak yang masih imut-imut

29 Oct



search

New Post