ETTY YUSRIKA FITRI

Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditugaakan sebagai pendidik di SMAN 1 Riau Silip. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mendidik ala Mendadak

Mendidik ala Mendadak

Seorang anak usia 4 tahun mendekati ibunya yang sedang mencuci piring sambil merengek mengajak si Ibu tidur lagi.

"Apaan sich ??! Ibu masih banyak kerjaan mana ini sudah siang!! Teriak ibu.

Seorang anak usia 3 tahun, terbangun dari tidur dan mendekati si Ibu yang sedang menonton film korea kesukaan sang Ibu. Si anak mengganggu ibunya dengan maksud bermain. Sang Ibu kesal karena tidak konsentrasi menonton film kesukaannya. Lalu, Cuuuut, jari sang Ibu menjepit paha anaknya mencubit lalu memutar cubitannya seraya berkata, " Bobo' ! buruan bobo'....!!! Ganggu aja nich anak!".

Seorang anak usia lima tahun mendekati ibunya yang sedang santai. Sang anak menunjukkan buku gambar berisi pemandangan yang baru saja digambarnya. Si anak berkata, "Ibu, lihat ini".

Sang Ibu berkata, "Warna padinya kok warna kuning, mestinya hijau. Ini jalannya kok warna biru? Nah ini awannya kebesaran". Jelas sang ibu.

Seorang anak usia 7 tahun baru saja pulang sekolah "Mama...!" panggil si anak sambil berlari kecil menghampiri ibunya.

Si ibu menyambut anaknya dengan bertanya "Dapat nilai berapa tadi di sekolah?".

Seorang ibu sedang melipat pakaian yang baru saja diangkat dari jemuran. Anaknya yang berusia 8 tahun mendekati sambil membantu melipat pakaian dengan sembarangan. Sambil memegang pakaian itu si anak bertanya " Bu, golongan darah itu untuk apa ? Mengapa golongan darah orang beda-beda, ada A, ada B, ada O mengapa begitu?".

Ibunya menjawab, " Sudah jangan banyak tanya, pergi main sana aja!".

Seorang anak usia 3 tahun mengotori lantai yang baru saja di pel oleh ibunya, kemudian anak tersebut mengganggu adiknya yang berusia 7 bulan hingga adiknya terbangun, ibunya yang baru saja hendak istirahat marah besar dan tiba-tiba memukul sang kakak.

Mirisnya kehidupan anak. Mendidik anak ternyata tidak cukup hanya dengan bekal menikah saja. Anak adalah lampiran hidup dari sebuah pernikahan. Sejatinya tujuan menikah adalah untuk melanjutkan keturunan.

Alasan menikah tidak cukup hanya cinta. Ada hal yang lebih mulia yaitu memperoleh keturunan sebagai pelanjut garis keturunan.

Cinta, walaupun menikah diawali tanpa cinta. Namun,seiring dengan waktu, komunikasi,dan intensitas pertemuan, rasa cinta tetap akan tumbuh. Namun mendidik anak tidak bisa mendadak se-mendadaknya satu bulan setelah menikah lalu hamil. Mendidik anak tidak se-instan itu.

Oleh karena itu sebuah mala petaka jika menikah tanpa memiliki bekal parenting skill atau ilmu tarbiyatul awlad(mendidik anak).

Jika telah terlanjur memiliki anak sebelum memahami parenting skill atau tarbiyatul awlad, maka berubahlah dalam menyikapi anak. Dengan perlahan namun konsisten, berubahlah.

Ketika anak sepulang sekolah ingin bercerita tentang hari-harinya yang menyenagkan di sekolah, dengarkanlah tanpa harus menanyakan bagaimana nilai ulangannya hari ini.

Ketika anak sedang berbahagia ingin menunjukkan karyanya, pujilah ia Ibu, tanpa perlu fokus pada kesalahan dalam karyanya. Ini adalah bentuk penghargaan yang akan melejitkan potensi anak.

Ketika anak-anak berkelahi dengan saudaranya, pastikan Ibu menemukan formula bagaimana mengakhiri perkelahia dengan pendidikan. Hal yang perlu diketahui oleh Ibu bahwa keributan di antara anak-anak adalah cara alami mereka untuk mengenal saudaranya.

Ketika anak sedang sedih, peluk ciumlah ia dengan kehangatan cintamu. Sungguh, yang dibutuhkan anak bukanlah pintar karena kecerdasan sudah ada dalam diri setiap anak. Hal yang dibutuhkan anak adalah bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepakat Bun....Salam literasi...

22 Feb
Balas

Salam Bunda Rini. Semakin kompleks tugas ibu,semakin bnyak yg harus dipelajari.

25 Feb

Salam Bunda Rini. Semakin kompleks tugas ibu,semakin bnyak yg harus dipelajari.

25 Feb

Semoga kita bisa jadi orang tua terbaik tuk anak kita. Salam literasi Bunda

22 Feb
Balas

Aamiin. Sesungguhnya, ketika kita mengharap anak yg sholeh dan sholehah, itu menunjuk kepada kita sndri agar menjadi ortu yg sholeh.

25 Feb

Memang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Sejak masih dalam kandungan iapun sudah harus mendidik anak. Betapa hebat jika seorang wanita sudah belajar bagaimana menata keluarga dan mendidik anak sebelum ia menikah. Dan para pria harus selalu mensupport tugas utama wanita mendidik anak.

22 Feb
Balas

Telah dipelajari sejak jauh dr sebelum menikah-pun, tetap saja mempraktekkannya dalam keseharian adalah sebuah perjuangan. Jika seorang ibu mati melahirkan disebut sbg syahid,maka ibu yg mendidik anak setelah lahir, layak disebut jihad.

25 Feb



search

New Post