Euis Ismaliawati

Seorang Konselor di SMAN 1 Sumberjaya Kab. Majalengka. bertugas sejak tahun 2005. Kegemaran akan menulis sebenarnya sejak lama, hanya masih belum percaya diri ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Saat sang Peluit di Karantina

Bulan Syawal baru saja dimulai. Hari kedua Syawal, anak kesayanganku demam tinggi, panasnya hingga 39.8 derajat. Sebagai seorang ibu, gak tega rasanya melihat anak yang aktif dan lincah terkulai lemas karena panas. Meski makananan dan susu yang biasa di seruputnya, selalu habis. Berbagai macam cara, mulai diberikannya Paracetamol, air kelapa, air larutan, dan di baluri bawang telon hingga kompres pun dilakukan demi meredakan panas sang buah hati. Sebisa mungkin ibunya tenang, meski di hati tetap gelisah. Ada apa dengan anakku?! Hingga semalaman pun tidak bisa tidur demi mengecek suhu badan sang jagoan.

Hari berikutnya Alhamdulillah panas pun hilang..anakku mulai terlihat senyumnya..meski kulihat sayu masih menggelayut di matanya. Mungkin panas dalamnya belum hilang seluruhnya. Tidak apa-apa, yang penting sudah terlihat bertenaga. Anakku minta mandi, karena seharian kemarin blm mandi.

Di sanalah nampak beberapa titik di beberapa bagian badannya..bintil-bintil merah dan beberapa berair. Hanya tertegun.. apakah ini cacar?! Ku panggil suamiku dan bertanya, "apakah ini cacar?!" Bukan, keringat Buntet! Jawabnya. Tapi, entah mengapa dalam hati kecilku, mengatakan "ini cacar air!"

Segera mungkin ku keringkan anakku dg handuk, dan ku oleskan lotion anti gatal karena anakku bilang, "panas dan gatal mah!" Setelah beres, anakku lebih memilih main lego seperti biasanya. Sembari mengawasi, aku searching tentang raasa penasaranku. Dan ternyata sesuai dengan yang ku khawatirkan, bahwa bintil yang ada dibagian badan anakku adalah cacar. Demi meyakinkan dan agar tidak salah penanganannya, aku foto dan ku kirim ke sepupuku yang seorang dokter. Dan memang jawabannya adalah cacar. FIks, cacar. Akhire, sepupuku memberikan penjelasan singkat menangani cacar, sembari mengatakan kl memang masih raguu, bawa aja ke dokter terdekat.

Singkatnya, diajaklah anakku ngobrol saat dia bertanya, "mah, cacar itu apa?!" Sebisa mungkin ku jelaskan cacar itu apa, karena usianya yang belum genap 6 tahun adalah Virus yang sedang nempel ke badanmu namanya virus cacar. Sementara, nanti mainnya di dalam rumah saja dengan ayah dan mamah. Main lego atau bongkar pasang robotnya. "Kenapa mah?! Kan pengen main?!" Belum boleh main dengan temen-temenmu sayang..nanti temennya ketularan virusnya. Kasihan kan kalau smpai temannya pada sakit?! Nanti, kalau virus di badannya sudah hilang, boleh main lagi. Alhamdulillah..anakku pintar.. paham dengan yang dijelaskan.

4 hari kemudian . "Mah, Aka sakit Tah?! Kok gak pernah kelihatan main?! Sepi mah!" Saya cuma bisa jawab, lagi dikarantina dulu, khawatir temen-temennya ketularan, aka Lagi kena cacar! Tidak ingin menutupi apa yang sedang di alami anakku. Biarlah mereka mem-protect anaknya juga. Karena ternyata, beberapa anak selain aka pernah sakit yang sama, dan tidak memberitahu, sehingga tidak mem-protect anak-anak yang lain.

Ya, sepi adalah sebuah kata yang membuat senyumku tak bisa hilang. Aka anakku memang ramai dan aktif orangnya. Siapapun pasti akan tau dari suara yang dibuatnya, itu adalah aka. ya, anakku selalu bersuara dan berlari kemanapun dia pergi. "Ngeeng...ngeeeeng..." Aka selalu ramai dengan celoteh keingin tahuannya manakala ada yang harus dijelaskan. Dan sebisa mungkin aka selalu menyelesaikan permainannya.

Teruslah berlari dan bersuara anakku sayang. Lawanlah virusmu semampu yang harus kmu lakukan. Raihlah sehatmu kembali, kalahkan sakitmu hingga semua virus hilang. Teruslah bersuara dan berlari, kejar impianmu menjadi astronot dan menjadi penyelamat dunia seperti yang kamu dengungkan saat ditanya oleh guru-gurumu. Kami, orangtuamu sebatas mendampingi dan membimbingmu semaksimal mungkin. Semoga Allah memudahkan jalanmu, we love you!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga cepet sembuh ya aka...sehat selalu

31 May
Balas

Alhamdulillah...sudah sehat kembali sekarang.. terimakasih do'anya Bun...

04 Jun
Balas



search

New Post