Mudif

Istilah itu kini akrab di bibirku sejak putri surlungku mondok.

Biasanya berangkat Jumat pulang Sabtu. Menginap satu malam. Tidak untuk mudif kali ini. berangkat Sabtu pulang Minggu. Ada pekerjaan yang tak bisa kutinggalkan di sekolah. Persiapan PKKS. Kujalani.

Sebagai literasi kami harus meghadirkan Pojok Baca di beberapa titik lingkungan sekolah. Sambil berpikir desain tempat , aku wa anakdidik ku, Jurusan Teknik Informatika.

"Assalamualaikum nak."

"Ibu bisa minta tolong nga nak?" Wa ku pada M. Syawal sang ketua kelas XII Teknik Informatika C.

"Waalaikum salam Bu."

"Siap Bu." Jawabnya lagi.

"Buat kapan Bu?"

"Ibu tunggu sampai pukul 12.00 ya nak." Jelasku.

" Siap Bu." Kata Syawal membuat ku senang dan tenang. Bagaimana tidak ini sangat membatu kami. O ya kami memang sengaja melibatkan anakdidik kami dalam berkreasi di sekolah. Kemampuan mereka sudah tidak bisa diragukan lagi. Alhamdulillah. Senangnya.

Tim yang solid seberat apapun beban pekerjaan akan terasa ringan.

Kami Beres pukul 12.30. Akupun langsung melaju dengan motor kesayangan ku. Kusiapkan perbekalan mudif. Hehehehe..kalo dilihat seperti mau pindahan . Bagian belakang mobil penuh. Mulai dari perlengkapan masak sampai perlengkapan tidur. Kompor sampai kasur kami bawa. Tak lupa makanan cemilan, susu uht bahkan madu untuk bekal putriku di asrama. Ada rasa tersendiri ketika ada pada situasi ini. Kami nikmati proses ini. Demi putri Solehah ku. Ada banyak ujian kesabaran dan tentunya diuji mental juga. Mental anak dan ortu harus sama-sama kuat.

Alhamdulillah Lolos di satu semester ini. Tinggal beberapa hari lagi jadwal penjemputan libur semester ganjil. Tepatnya 21 Desember esok kami kembali. Perpulangan santri. Lolos sudah. Alhamdulillah.

Perjalanan kali ini cukup lama. 4jam setengah Bogor_Lebak Banten. Biasanya paling lama 3 jam. Macet nya di berbagai titik. Kami sampai setelah adzan Magrib. Langsung memuju Wisma. Menginap di wisma pondok. Tidak lagi pasaang tenda di saung sekitar asrama. Sudah ada maklumat yang panjang. Kami paham.

Dan Pagi ini di saung, kami sarapan bersama sambil bercengkrama. Ada tawa dan bahagia antara Ade kakak serta anak dan orang tua.

Ada pemandangan berbeda. Sambil bercanda dengan adik nya, bibirnya terus komat-kamit menghafal. Karena pagi ini juga putri sulungku, santriwati ku sedang ujian lisan.

"Ujian apa kak hari ini? Tanya ku disela tawa canda dengan adik nya Kafi.

" Ujian bahasa Arab Bun." Jawabnya

" Susah nga?"

" Lebih susah dari bahasa Inggris." Jelasnya.

" Kenapa? Kok bisa?" Tanya ku penasaran.

"Bahasa Arab buat laki-laki sama perempuan itu beda. Klo bahasa Inggris kan sama."

"Oh. Semangat KK. Insyaallah pasti bisa. Yang penting sudah berusaha belajar." Kataku menguatkan.

"Iyah. " Jawaban khas putri ku tentunya dengan senyum tipisnya. Suara sirine khas pondok terdengar nyaring sekali tepat pukul 07.00. putriku sudah minta izin k kelas dari setengah jam yang lalu. .

"Kok cepat kak? Kan belum bel?" Tanyaku

"Iya Kaka kebagian yang pertama ujiannya. Terusau baca-baca lagi di kelas."

" Ya udah. Bismillah ya Kak. Semoga bisa." Doaku mengiringi sambil ia cium punggung tanganku, ayahnya dan 2 adiknya.

"Ya. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Ada bahagia melihat sosok putriku yg sudah enam bulan ini terpisah dariku. Tambah berisi tubuhnya. Ia sehat, ia senang itu karena ia menikmati status barunya. Sebagai santriwati di ponpes Lebak Banten.

Alhamdulillah