Eva Anggraini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Surga Menantimu Anakku Sayang

Surga Menantimu Anakku Sayang

Pagi itu sekitar Oktober 2018, cuaca cukup cerah. Kegiatan rutin di Madrasah berjalan seperti biasa. Kami, kepala dan wakil sedang berbincang tentang beberapa hal di ruang kepala. Tiba - tiba masuk seorang guru. "Buk, anak kita kecelakaan, sekarang ada di rumah sakit yarsi. " Cepat kerumah sakit dengan waka siswa, ibuk lanjutkan sedikit lagi, kataku. Terus terang saya tidak terlalu kaget karena sering kali kejadian seperti itu selama jadi guru dan kepala madrasah. Biasanya luka ringan dan beberapa waktu akan sembuh. Kami tetap melanjutkan diskusi kami. Tiba - tiba handphone berbunyi, tertulis nama waka siswa kami. "Ibuk, mohon segera kerumah sakit, kondisi anak kita kritis. Setengah berlari kami turun, naik mobil dan berusaha secepatnya menuju rumah sakit. Baru setengah jalan menuju Yarsi, handphone kembali berbunyi, Terdengar suara dari sana. " Buuuukk...anak kita icha telah pergi untuk selamanya.. " Innalillahi wa innailaihi rajiuun. Tak terasa air mata mengalir, dada terasa sesak. Ada rasa penyesalan di hati. Tidak langsung berangkat tadi. Hanya dalam hitungan menit. Ternyata Allah lebih menyayanginya. Sampai dirumah sakit sudah banyak orang. Teman - teman Icha, teman kakaknya/uda. Ternyata anakku icha berboncengan dengan udanya ketika kecelakaan itu. Aku langsung menuju ke tempat anakku. "Yaa Allah ya rabbi. Air mataku tumpah ruah. Begitu cantiknya gadis remaja itu. Putih bersih dengan rambut lebat dan legam. Tak terlihat bekas kecelakaan apapun. Seperti tertidur pulas, dengan mata tertutup rapat. Aku menciumi wajah cantik itu. Masih hangat. Mataku terasa perih. Rasa perih itu semakin menjadi ketika terdengar panggilan si uda dari ruangan lain. Dia belum tahu kalau adikknya sudah pergi. "Icha...icha dimana, icha bagaimana. Icha..icha. Semua hanya diam tanpa berani mengatakan apa yang terjadi. Kami tidak tega melihat auratnya Icha terlihat. Kami mecarikan jilbab putih dan memakaikan kepada jenazah Icha. Betapa cantiknya dia dalam balutan jilbabnya. Serasa dia tersenyum kepadaku setelah dipakaikan jilbabnya. Ayah mereka mengusap dan menciumi anak gadisnya sambil berkata. "Icha, kok tinggalkan papa nak. Bukankan icha mau jadi dokter. Icha anak kesanyangan papa, jangan tinggalkan papa. Icha masih terlalu muda nak. Semuanya larut dalam duka. Tapi semuanya sadar bahwa takdir Allah harus diterima dengan tabah. Tantu Allah yang tahu apa hikmah dibalik semua itu, dan pasti itu yang terbaik. Allah lebih sayang kepada anak kami. Setelah urusan administrasi selesai jenazah dibawa pulang dan disemayamkan di rumah duka. Bapak Kakankemenag dan ibuk kasi penmad datang membesuk. Semua prosesi penyelenggaraan jenazah segera diasiapkan. Banyak manyarakat yang ikut membantu. Setelah semuanya siap, kami segera memulai penyelenggaraan. Aku menguatkan diri dengan ibuk waka humas memandikan jenazah, dibantu beberapa orang. Ada kakak almarhumah, sementara ibunya tidak kuat. "Wahai ya Allah, agak remuk hati ini. Tubuh belia ini begitu bersih, Pakaiannya pun sangat bersih. Pada beberapa bagian seperti ada patahan. Jiwa keibuanku tersentuh begitu dalam. Berbagai doa kupanjatkan kepada sang pemilih tubuh ini. " Mudahkan jalankannya ya Allah, sayangi dia, tempatkan di tempat terbaik disisimu ya Rabbi. Kami tahu Engkaupun sangat menyaynginya.. Selesai memandikan, kamipun mengafaninya. Sebelum shalat zuhur jenazah dibawa ke mesjid untuk dishalatkan. Banyak yang ikut menyalatkan. Selesai dishalatkan, kami antar ke peristirahatan terakhir. Teman - temannya ikut mengantarkan. Wajah - wajah sedih dengan mata yang sembab tertunduk melafazkan doa. "Allahummaghfirlaha wahamha wa'aafihi wa'fu anha, wa akrim nuzulaha, wawassi' madkhalaha wa aghsilhu minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubulabyadlu minad danas.. Selamat jalan anakku Icha, kami yakin syurga telah menantimu. Kami tahu engkau anak baik. Kesayangan banyak orang. Kesayangan guru dan orang tua, serta teman - temanmu. Anak yang ceria dengan banyak prestasi. Masih terbayang ketika engkau berdiri meniup terompet. Ya, kamu anggota korps musik MTsN 1 Bukittinggi, peniup terompet. Ketika koma, Icha dengan setengah sadar masih minta diantar ke kelasnya di MTsN 1. Mungkin dalam bayangannya dia telah berada di sekolahnya, karena pagi tadi dia dalam perjalanan ke sekolah. Rasa sedih kami bertambah, karena pengemudi motor, penyebab kecelakaaan tidak beranggung jawab. Dia kabarnya melarikan diri dan tidak ditemukan. Tidak ditemukan atau sengaja tidak ditemukan. Sungguh luar biasa, dia tak merasa terbeban menyebabkan hilangnya satu nyawa anak yang sedang tumbuh dewasa, dan satu lagi cacat. Menurut saksi mata dia tiba - tiba keluar dari persimpangan jalan, ngebut berlawanan arah yang menyebabkan korban jatuh dan terhempas keras ke mobil disampingnya. Tapi kita yakin Allah tidak tidur, maha tahu apapun yang terjadi. Dan kami yakin anak gadis baik dan cantik itu sedang menunggu orang tuanya dan kami di syurga...Selamat jalan anakku "Ghina Salsabila". Insya Allah..Aamiin ya Rabbi...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin..InsyaAllah..

18 Feb
Balas

Sampai nangis baca buk...

18 Feb
Balas

Iya eni..masih nampak2 sampai sekarang

18 Feb

Anak baik, insyaallah akan mendapatkan tempat yang baik.

18 Feb
Balas



search

New Post