Sore itu di sudut rumah sakit, entah kenapa air mata ini tiba-tiba mengalir keluar dari kelenjarnya. Dan aku larut dalam lamunanku. Seketika aku dikejutkan oleh suara, "dek yuk!" Sambil berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit, suami mendadak menanyakan hal-hal aneh kepadaku. Dek siapa yang duluan diantara kita berdua?. Dek kalau Abang yang duluan apakah kamu akan menikah lagi? Seandainya kamu yang duluan siapa yang akan mengurusku di hari tua nanti? Sampai hari ini kami belum lagi dititipkan amanah dari Allah SWT.

Kaki kami terus melangkah dan mataku Sibuk memperhatikan kamar-kamar kecil berpenghuni, selalu ada berpendamping di dekat mereka. Mataku terhenti di ujung bangsal, ada seorang laki-laki sendiri, tiada teman dan tanpa pengunjung, pemandangan berbeda disisi lainnya. Aku kembali larut dalam lamunanku, membayangkan aku atau suamiku diposisi itu. Kudekati laki-laki separuh baya itu, lidahku kelu kala di dekatnya tak sepatah katapun yang terucap, kusodorkan sesuatu kepada beliau dan aku berlalu.

Ku duduk di lorong rumah sakit menghayalkan segala asaku. Asa kami berdua di usiaku yang akan memasuki masa pra lansia.