Eva solina

Guru SMP N 1 Barumun Tengah, Padang Lawas. Memilih berbicara lewat tulisan karena kewalahan mengungkapkan kata dengan berbicara. 25 Years old A w...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jika Bukan A Atau B, Maka sampai Z

"If they can't learn in the way you teach then learn how they study". Aku terpana membaca kalimat pendek diatas, kuulang-ulang dan meng-iya-kan. Kira Kira seperti ini bunyinya " Jika mereka (muridmu) tidak bisa belajar dengan caramu mengajar ( Guru ) maka belajarlah bagaimana mereka belajar.

"Bbbbeeeeemm!!" Kepalaku seperti dipetok menyalahkan caraku selama ini mengajar. Selama ini aku merasa bahwa anak muridku harus mengikuti instruksiku dan belajar dengan caraku. Aku sering bercerita kepada mereka bagaimana aku belajar dulu.

Setelah kupikir-pikir ada potongan ayat atau sabda yang mengarah pada hal tersebut (aku tidak tahu betul yang mana namun yang terpenting adalah isinya). Dikatakan bahwa " Jangan samakan anakmu denganmu karna kalian hidup dizaman yang berbeda dan generasi yang berbeda maka jangan samakan cara mengajar mereka".

Ada murid yang belajarnya dengan menghafal dan diawasi penuh. Ada juga murid yang belajarnya harus ditelantarkan agar ia bisa berkreasi. Ada murid yang harus disuruh mencatat dengan detail dan gamblang namun ada juga yang menyimpulkan dari penjelasan kemudian mencacat sendiri dengan rapi.

Kubandingkan denganku yang belajarnya lebih mengerti dari penjelasan temanku dan lebih banyak belajar sendiri atau bimbingan "YouTube" karna bisa kuulang-ulang sesukaku. Menatap keatas kelas dengan fokus mata untuk menyampaikan sesuatu didepan kelas. Tidak bisa menghafal mati dan lebih suka menggunakan kata-kata yang kurangkai sendiri dengan membayangkan gambar atau sketsa maupun peta konsep.

Lalu kuperhatikan muridku lamat-lamat. Mereka harus menghafal kata-kata, membuat cacatan lalu ada yang harus disanjung-sanjung agar semangat belajar ada juga saatnya aku harus memarahi sampai menyentuh sedikit latar belakang individu siswanya. Seperti pada hari semalam.

" Bu minggu depan adalah giliran kelas kita membawakan Yasin bu " sahut seorang murid memberitahuku meminta agar ditunjuk petugasnya. Disekolah kami ada program yang selalu kami lakukan untuk apel pagi seperti misalnya literasi dihari selasa, menonton dihari rabu, kamis menghafal surah pendek, jum'at kami khususkan membaca Yasin bersama yang mana anak-anaklah yang memimpin. Akupun merancang dan mengumumkan petugas masing-masing bagian. Namun salah satu petugas tak mau menjadi pembaca Yasin, lalu kunasehati dengan mengancamnya akan menghukumnya namun ia timpali dengan membalas bahwa ia tidak akan hadir pada hari H. Lalu aku diam dan mencari cara.

Ia tetap meluapkan segala alasannya untuk tidak menjadi petugas. Lalu aku menceritakan betapa baiknya melakukan hal tersebut, itu akan menjadi amal ibadah bagi kita, juga memberikan pahala pada orang tua kita jika sudah tiada. Aku memilih poin tersebut kusampaikan karna anak yang menolak menjadi petugas tersebut sudah tidak memiliki ayah, sama denganku. Lalu anak tersebut diam. Dan hari ini ia menjalankan tugasnya.

Contoh kasus lain yang harus disanjung ketika aku mengajarkan bahasa Inggris disatu kelas. Sebagai guru bahasa asing di daerah pedesaan seperti sekarang sudah terbiasa dan faham akan penolakan murid untuk belajar, mengucapkan kata, membiasakan bahasa ini. Sebab mereka masih memiliki pemikiran yang belum terbuka akan pentingnya belajar bahasa asing ini. Berbeda dengan suasana mengajar diperkotaan, logat dan pola fikir mereka sudah terbuka mengenai bahasa asing.

Beberapa anak ribut saat aku menuntun mereka mengucapkan beberapa kata penting pada pembelajaran kala itu. Lalu aku diam dan mulai bertanya pada mereka yang tadi ribut. Menanyai cita-cita mereka, lalu kujelaskan ujian apa yang harus mereka lalui untuk bisa lolos dan mendapatkan posisi mereka. Ada yang menyebut ia ingin menjadi pegawai bank, ada yang ingin jadi tentara lalu dokter pun guru.

" Rupanya ada tes bahasa Inggris ya kalau mau jadi tentara bu?" Tanya seorang yang ingin menjadi tentara. Lalu kujawab " Tentu". Mereka menunjukkan raut baru mengetahui. " Kalau pegawai bank bu?" sahut salah satunya lagi. Lalu kujawab dengan hal yang sama. Keadaan kelas mulai berangsur tertib. Lalu kulanjutkan memotivasi degan ini itu berharap mereka memiliki kesadaran masing- masing untuk belajar apapun.

Aku terngiang teringat bahwa aku mengajar di kelas SMP bukan SMA atau Mahasiswa. Mereka bahkan belum tahu mengapa mereka belajar ini dan itu. Senjata apa yang mereka harus siapkan untuk berperang nanti.

Ada lagi yang tak pernah membawa kamus saat pelajaran bahasa Inggris menjadikan aku gurunya kamus berjalan. Kumarahi karna sudah terlalu sering tak membawanya, kusuruh membelinya lalu mereka menjawab harganya mahal dan lain-lain.

Kubalas dengan " Harga sebuah kamus akan berlipat ganda kamu dapatkan pada masa yang akan datang degan syarat kau gunakan dengan baik ". Lalu kutunggu dipertemuan selanjutnya lagi ada yang masih tetap tak membawanya. Lalu kusuruh berdiri dan boleh duduk jika sudah mengahafal kata- kata yang kuberikan.

Seorang guru akan terus menerus memotivasi, mencari cara, menjadi flexible terhadap zaman. Karna zaman akan membuat generasi berbeda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post