Eva solina

Guru SMP N 1 Barumun Tengah, Padang Lawas. Memilih berbicara lewat tulisan karena kewalahan mengungkapkan kata dengan berbicara. 25 Years old A w...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sebingkis Cerita Akan Selalu Menagih Untuk Diceritakan

" Baik, Sekarang perhatikan halaman 166, silahkan kerjakan sesuai instruksi " ucapku mengakhiri penjelasan materi pelaajaran Hari ini sembari duduk dan mengatur nafas. Ku tatap wajah mereka satu ke yang lain, memperhatikan tingkah mereka lamat-lamat dan mendengar ucap mereka yang saling menimpali selagi menulis. Sesekali aku tersenyum tak lupa pula menyernyitkan dahi memberi kode pada satu dua kali moment dan kemudian wajah-wajah itu buram perlahan dan suara itu menjauh hampir tak terdengar lalu ku temukan wajah yang samar-samar kuingat. Hidungnya pesek, rambutnya keriting, kulitnya cukup cerah, tak lupa pula bintik-bintik kecil menghiasi wajahnya. Ia sangat bising, Tak terlalu ada yang spesial darinya. Kemudian benakku menyeru bahwa itu adalah aku. Aku terpana, benar itu aku yang dulu, sudah lama tak melihatnya di "Kenangan" benak. Ingatanku memeluk aku dengan memori yang simpang siur.

Kuingat ia selalu buru-buru ke sekolah karna takut terlambat. Sebenarnya tak ada hal yang penting yang harus ia lakukan dengan datang cepat, hanya saja itu sudah menjadi hal yang harus untuknya. Bukan sekali dua kali ia duduk didekat tiang bendera menunggu orang kedua datang ke sekolah. Belum lagi perihal "Libur". Pernah sekali gurunya menasehati orang lain untuk tidak Libur meski Ada acara disekitar rumah karna tanpa ada kami yang masih belia Dan harus belajar, tidak Akanlah terbengkalai keberlangsungan acara itu. Begitu gurunya menasehati murid yang sering absen. Sampai lah ia pada kesimpulan dan kebiasaan Tak pernah Libur meski didepan rumah ada acara.

Biar kuceritakan contoh kasus 1 tentang tidak liburnya. Ia memilih berjalan dari kampungnya ke Madrasah sekitar jam 5:30 " Sendiri ". Ia tetap Tak mau libur meski semua temannya libur Dan ikut "mangalap boru". Mangalap boru adalah prosesi menjemput pengantin wanita di daerah kami dan orangtua ,anak-anak pun remaja diperbolehkan ikut, itu adalah hal yang menyenangkan. Kebetulan Hari itu seusai mereka pulang sekolah dan diperjalanan ke kampungnya masing2 mereka sudah berjanji tidak ikut dalam acara itu dan ia memilih membantu ibunya di sawah. Tapi temannya malah pergi Dan tinggallah ia sendiri sepulang dari sawah Dan memutuskan untuk tetap pergi ke Madrasah meski sendiri berjalan kaki melewati kuburan ,sawah dan perkampungan.

Kasus kedua biar kupersingkat saja, ia jatuh Dari pohon "Hapadan" tepat di lumpur tempat kerbau bersemedi. Jelas saja ia berlumur lumpur dan tidak bisa balik kesekolah tapi ia memilih lari ke sawah mengambil baju pramuka untuk dipakai dan kembali kesekolah. Kau tak mengerti kenapa ia harus kesawah mengambil bajunya kan?

Bukan karna rumahnya disawah tapi di daerahnya memiliki tradisi tidur disawah semasa musim bersawah meski mereka punya rumah diperkampungan yang cukup dekat. Unik bukan?

Kemudian benakku melompat ke momen kerika menerima rapot Tsanawiyah. Ia dan kawan-kawannya sudah duduk di depan kelas mengintip meski bisa mendengar jelas suara Toa dari aula sekolah tempat orangtua murid berkumpul dan menerima rapot masing masing anak. "Kau makan apa?" Tanya temannya sinis mengaku bingung kenapa ia melulu yang juara umum.

Ia memang semakin bisa menata pembelajarannya dengan baik di bangku Tsanawiyah. Membuat ia memutuskan melanjutkan pendidikannya ke Medan dengan harapan menemukan asahan otaknya.

Izin sudah ia peroleh dengan persayaratan yang sudah disetujui. Ia mengerti keadaan ekonomi keluarganya tak mumpuni dan ia setuju "Menumpang" di rumah saudaranya.

Tiga tahun berlalu hanya dilewati dengan aktivitas pergi kesekolah, sampai dirumah isya membantu memasak, belajar menggunakan komputer di rental dan menyiram rindu di kampung pada orang tua.

Ia mandiri, sadar diri dan ingin memperbaiki diri. Ia terlahir dari keluarga yang paling minim perekonomiannya diantara anak oppung yang lain membuatnya berdamai tapi menundukkan tantangan.

Baik,. Cerita tantangan selanjutnya belum siap diceritakan. Mungkin karna tantangannya masih sibuk menantang. See you. Mau masak dulu hehehe.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post