eva suzana

Cikgu ini lahir di Payakumbuh pada tanggal 20 April 1969. Saat ini bertugas sebagai guru IPA di SMP Negeri 2 Kec.Harau Kab.Lima Puluh Kota Sumbar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tok Tok di Kamar Hotel

Mengikuti pelatihan di hotel sekarang bukan hal yang asing bagi seorang guru. Mungkin karena fasilitas menginap lebih memadai, komsumsi yang memuaskan dan ruang pertemuan yang cukup luas. Satu kamar bisa untuk 2 sampai 3 orang. Biasanya yang datang atau check in duluan akan dapat teman sekamar sesuai yang diharapkan, misalnya dengan teman sendiri. Namun bagi yang datang belakangan harus rela disisip ke kamar yang masih kurang penghuninya. Plusnya tentu mendapat teman baru. Terkadang kita mendapat kamar baru dengan catatan jika ada yang datang belakangan akan digabungkan ke kamar kita.

Nah, untuk yang terakhir ini aku mendapat pengalaman demikian. Akibat datang telat karena mobil yang dikendarai teman mengalami kendala teknis di jalan , aku mendapat kamar baru karena kamar lain sudah penuh. Teman temanku serombonganku bapak bapak semua sehingga tak mungkin sekamar denganku. Mau tak mau aku harus menerimanya dengan sedikit berharap ada yang bergabung denganku nanti.

Singkat cerita, sampai acara pelatihan berakhir sekitar jam sembilan an tak ada rekan guru yang bergabung denganku. Apa boleh buat aku harus melewati malam ini sendirian. Meski ada rekan guru menawarkan untuk bergabung ke kamarnya namun aku takut menggangu kenyaman karena mereka sudah nyaman bertiga, berempat akan terlalu ramai di kamar tersebut. Lagipula pindah kamar akan merepotkan menyeret koper lagi ke kamar mereka yang cukup jauh letaknya. Seseorang yang baru kukenal di tempat pelatihan dan ditawarkan oleh temanku untuk bergabung denganku juga dengan halus menolak, mungkin sudah nyaman dengan teman sekamarnya dan sepertinya enggan untuk berpisah, namun dia menyempatkan diri untuk singgah ke kamarku dulu, sebelum kembali ke kamarnya yang posisinya tak jauh dari dari kamarku. Aku berterimakasih atas perhatiannya dan tersenyum meyakinkannya bahwa aku tak apa sendirian di sini. Bukan tipeku untuk membujuk seseorang demi kepentinganku, apalagi orang yang baru kukenal.

Begitulah, begitu tiba di kamar aku langsung bersiap untuk tidur. Perasaanku awalnya biasa saja, meski terasa sepi tapi adanya pintu ke arah balkon yang membuatku bisa melihat situasi luar dari kamarku yang ada di lantai tiga membuatku sedikit merasa nyaman. Sebelum tidur aku berbaring sejenak sambil membuka beberapa aplikasi medsos. Angka jam menunjukkan pukul sebelas. Di tengah keheningan kamar, karena ternyata TVnya tidak bisa dinyalakan sepertinya remotenya baterainya sudah suak, terdengar bunyi seperti bunyi ketukan, seperti bunyi sesuatu yang sedang dipalu dari arah atas kamar.

"Tok..tok..tok..tok.!" Suaranya terdengar jauh namun sangat jelas. Semula aku mengira itu bunyi cecak yang sering terdengar di loteng rumah. Tapi ini hotel bukan loteng rumah. Tak lama terdengar bunyi yang sama dengan nada yang sama. Aku mulai ciut, dan teringat cerita yang pernah aku baca tentang adanya ketukan misterius di hotel. Ketukan itu terdengar lagi. Seperti ada tukang yang sedang memaku sesuatu.

"Apa ini seperti cerita cerita itu ya?" gumamku dengan denyut jantung terasa lebih kencang.

"Kalau iya..jangan lama lama ya..!" gumamku lagi. Ada rasa takut menjalari, namun rasa malu atau akal sehatku masih bekerja. Akan memalukan jika aku berteriak dan kabur keluar kamar tengah malam begini. Aku hanya berdiam diri, tetap melihat-lihat HP sambil melafalkan doa dengan lirih. Bunyi itu terus berbunyi dalam selang waktu tertentu. Sesekali aku melirik ke arah sumber suara. Teringat untuk menelpon orang rumah, namun ternyata anak bungsuku yang masih terjaga.Aku ceritakan saja sekedarnya lalu menutup telpon sambil menyuruhnya segera tidur. Aku coba mengabaikan bunyi tok tok tersebut dan berusaha memejamkan mata, tak lupa berdoa tentunya. Entah sampai kapan bunyi itu bergema di kamarku, yang jelas aku terbangun subuh itu, suara itu tak ada lagi. Alhamdulillah ternyata aku bisa tertidur.

Begitu aku ceritakan kejadian semalam kepada beberapa rekan guru, mereka terkejut. Mereka menganggapku nekad. Aku hanya tersenyum. Aku bisa apa, saat itu harapanku ada yang menawarkan diri menemaniku, tapi nyatanya tidak ada. Aku sangat maklum akan hal itu sehingga aku tak perlu berkecil hati.

Dan anehnya aku bukannya kapok, tapi masih bertahan menikmati kesendirian pada malam berikutnya. Syukurlah tak ada lagi bunyi tok tok tersebut. Malam kedua berjalan dengan aman tanpa ada rasa takut lagi. Begitu pulang dan sampai dirumah dan teringat kejadian di kamar hotel aku baru merinding. Nekad juga aku saat itu, pikirku. Tetapi syukurlah merindingnya baru aku rasakan saat sudah di rumah. Aku memang sering begitu, begitu mengalami kejadian yang kurang menyenangkan, perasaan takutnya selalu telat, selalu setelah kejadian itu berlalu. Kapan kapan aku ceritakan peristiwa lain itu ya..

*

Payakumbuh, 16 Desember 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post