#TANTANGAN MENULIS HARI KE-82

“AKH...SUDAHLAH”

Oleh: Fauziah Ridhwan

Suatu hari ada teman yang bertanya,”kamu kok nulisnya di gurusiana sich...” dan komentar selanjutnya yang tidak enak sampai di hati dan telingaku. Trus aku jelaskan menulis dengan kewajiban harus mengirimkan tulisan setiap hari sampai 90 hari (targetku) itu tidak mudah buatku.

Mungkin buat orang lain mah gampang ya, karena artikelnya sudah nampang di banyak jurnal yang terakreditasi, atau sudah sangat banyak hasil penelitian yang dilakukannya atau sudah menulis banyak buku ilmiah. Aku bukannya tidak mau seperti itu. Mau bhanget malah, tapi khan semua itu tidak jadi satu malam, perlu latihan. Lagian hobbi kita semua beda-beda dan cara kita menetralisir stres kita juga beda-beda. Ada yang dengan menulis tentunya, bersepeda, menanam bunga, menjahit, main musik dan lain-lain.

Karya sastra dan karya ilmiah punya level masing-masing membandingkannya sama saja dengan kita membandingkan mana yang lebih cerdas anak IPA dibanding anak IPS/Bahasa/Agama (ini juga sudah pernah saya tulis di blog gurusiana). Itu hal yang tidak selayaknya dilakukan. Kecerdasan, bakat dan minat, kondisi, latar belakang serta kemampuan masing-masing kita tidaklah sama.

Buatku apapun yang kulakukan, khususnya dalam hal menulis, selama itu baik dan buatku bahagia ya aku lakukan. Semakin banyak yang memandang sebelah mata ya diabaikan, yang lebih parah lagi bila yang bilang turun level itu justru belum punya novel sendiri atau buku sendiri. Belum baca tulisan teman-teman di media guru serta bukan orang yang “gila baca”. Bak kata pepatah, bahagia itu kita yang rasa, bahagia itu juga sederhana. Jadi menulislah di mana saja media yang memberikan ruang untuk kita belajar dan berkarya. Jadikan ajang menantang diri sendiri dengan target yang dibuat dari awal.

Niatkan saja untuk mencari ilmu dan saudara, berkarya untuk dakwah dan ibadah, niatkan untuk mendidik anak sendiri agar disiplin latihan dengan hobbynya serta titip warisan minimal buat anak cucu sendiri. Jadi buat yang tidak mendukung, akh...sudahlah.

So bahagia itu sederhana.

Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan.