"Ei, ente tahu nggak? Kemaren si Roro jalan berdua dengan Tito. Mereka menuju sebuah cave tak jauh dari rumahku." Kata Leka suatu hari kepada temannya.

"Au..Benarkah?" Jawab Lebai temannya.

"Benar! Mereka lama di sana. Aku baru melihat mereka keluar dari cave dua jam kemudian." Tambah si Leka.

Pembicaraan dua orang di atas, terdengar pula oleh temannya yang lain yang bernama Fitnah. Fitnah adalah seorang wanita yang sangat gemar menyebarkan berita tanpa konfirmasi atau memastikan kebenarannya terlebih dahulu.

Fitnah langsung membuat status,

"Berita hangat! Sepasang sejoli bernama R dan T telah berselingkuh di sebuah cave lebih kurang dua jam." Itu bunyi status Fitnah di sebuah sosmed.

Ada beberapa komentar dari para sahabatnya. Ada yang meminta Fitnah meneliti kebenarannya dulu dan ada yang menambah bumbu sehingga status itu menjadi ramai mengomentarinya.

"Teliti dulu dong. Setahu saya R dan T adalah sahabat baik yang sedang merancang sebuah usaha baru." Komentar salah satu sahabatnya.

"R dan T itu siapa ya? Kalau selingkuh berarti masing-masing sudah punya pasangan dong." Komentar yang lain.

"Ih,, tega ya mainkan perasaan pasangan nya." Komentar yang lain lagi.

Akhirnya sampailah komentar itu sebanyak seribu lebih. Karena hampir 60% yang mencerca dan seolah membenarkan kejadian tersebut, akhirnya disimpulkan oleh orang bahwa R dan T benar-benar berselingkuh. Ketika didengar oleh pasangan mereka masing-masing, akhirnya tejadi pertengkaran dan perceraian.

Nah jika kita telusuri cerita di atas, terlihatlah Fitnah telah menambah kata 'selingkuh' dari berita yang didengar dari orang yang menyaksikan keberadaan T dan R pertama kali. Karena adanya penambahan satu kata itu saja membuat berita itu menjadi hangat dan terdapat sebuah kesimpulan yang salah. Akibat yang lebih fatal lagi ada kerusakan hubungan silaturrahmi antara orang dan pasangannya.

Kondisi seperti di atas merupakan contoh dari awal terjadinya sebuah berita hoax. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat tercela ini. Aamiin

Padang, 24 Desember 2020

#H-13