Fadhilah, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Ayah meninggal dunia

Saya ingin menceritakan hal yang paling membuat saya sulit untuk tidak menitik air Mata, 20 tahun yang lalu, kematian Ayah tanpa pesan dan kesan, beliau pergi tak pernah kembali lagi ketika saya mengikuti lomba debat di Palembang, setelah 2 hari Ayah meninggal, saya baru diberi tau oleh pihak panitia lomba, tak ayal dibenak saya, rasa kesal, kenapa saya terlambat diberitahu.

Tetapi hikmahnya, mungkin ada, karena, saya menang dan mendapatkan hadiah yang bisa buat saya mandiri, maklumlah, setelah Ayah tidak ada, hidup kami berubah drastis, tak ada lagi hal terbaik yang kami dapatkan, hancur berantakan, tak ada lagi hal yang tersisa, tapi untunglah masih ada uang tabungan dan hadiah dari lomba yang saya ikuti.

Seiring Wahyu berjalan, saya berpikir selalu ada hikmah dari sesuatu apa yang Allah takdirkan.

Dari rumah yang indah berubah menjadi rumah sangat sederhana, dari mobil mewah, berubah menjadi sepeda butut, tapi hal yang Allah berikan selalu menjadi hal terbaik, walau sesakit apa pun itu, hidup itu harus terus berjalan, karena hidup bukan untuk ditangisi, diratapi, tapi diperjuangkan, andai hidup itu selalu bahagia, dimana letak suatu kebahagian yang hakiki

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post