Amanah menjadi guru di daerah perkebunan memiliki tantangan tersendiri. Sejak awal mengajar di SMAN I Galang, keinginan untuk membawa siswa-siswaku melihat “dunia luar” sangat besar. Saya ingin sekali mereka termotivasi melanjutkan kuliah dan kembali membangun desanya. Namun hal ini tak semudah membalik telapak tangan.

Kehadiran gawai sebagai identitas globalisasi dan kemajuan teknologi mempercepat keluarnya mereka dari Galang. Berselancar ke rimba semesta digital tanpa bekal literasi digital yang kokoh. Jadilah mereka terjerumus pada dampak negatif gawai dan tak memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran di sekolah. Tak jarang sekolah mereka menjadi korban keliaran mereka dalam penggunaan gawai.

Aku mulai merasakan ini sebagai sebuah hal yang sangat mendesak harus diretas. Menjauhkan dan melarang mereka menggenggam gawai adalah mustahil, sebab itu identitas mereka. Akhirnya aku mencoba memanfaatkan gawai dan aplikasi di dalamnya untuk belajar Sosiologi. Salah satu aplikasi yang digunakan di kelas sosiologi adalah Canva. Aplikasi Canva digunakan guru untuk media ajar dan tugas siswa.

Ternyata mereka sangat menyukai dan merasa tertantang dengan media Canva Ceria. Waktu mereka banyak digunakan untuk mencoba berbagai tamplate Canva dalam tugas-tugas mereka. Mereka juga akhirnya dapat memanfaatkan aplikasi Canva untuk kebutuhan pribadi semisal mempromosikan dagangan online mereka. Gawai tak lagi menjadi hal yang menakutkan dan harus dihindari. Tapi Gawai menjadi sesuatu yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan.