Belajar Menulis, Haruskah Membuka Aib Keluarga?
Tantangan hari ke-1#TantanganGurusiana Saat pertama kali belajar menulis beberapa bulan yang lalu, berbagai grup kepenulisan saya ikuti. Dari grup Facebook maupun WhatsApp. Semua karena keinginan untuk mengetahui seluk-beluk kepenulisan.
Berbagai tulisan yang di posting oleh anggota grup yang lain saya simak. Sesekali memberi like dan coment. Gaya tulisan dan isinya pun beragam. Yang penting bisa dan berani menulis dulu, mungkin demikian prinsipnya.
Setelah beberapa waktu saya cermati, kebanyakan tulisan berisi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Alasannya, menulis paling mudah dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.Semakin saya cermati, mayoritas tulisan yang diminati berkaitan dengan permasalahan rumah tangga. Dari perselingkuhan, pelakor, pasangan yang tidak bertanggung jawab dan berbagai aib dalam keluarga. Saya katakan diminati karena tulisan yang berisi privasi keluarga lebih banyak menuai like dan coment. Bahkan terkadang banyak yang meng-share di beranda masing-masing. Meskipun, menurut saya secara kepenulisan masih terdapat kesalahan. Itu tidak dipersoalkan. Sepertinya, asalkan isinya sensasional bahkan kontroversial maka disukai. Maaf, bukannya saya sok tahu. Karena saya juga masih belajar.
Melihat berbagai tulisan yang mengungkapkan permasalahan dalam keluarga pernah terbesit dalam pikiran saya, apa memang harus mengungkap permasalahan keluarga ya untuk bisa menulis?Saya pun berfikir tentang permasalahan dalam keluarga saya. Mencoba menuliskannya tapi saya urungkan untuk mengunggahnya ke media sosial.
Hingga suatu hari, saat itu mau shalat berjamaah. Sambil menunggu suami wudlu, saya iseng baca-baca majalah di rak buku di samping tempat shalat. Sebuah artikel tentang Trik Rumah Tangga Sakinah. Di dalamnya memuat anjuran untuk menyimpan aib keluarga. Semua dalam rangka mempertahankan keutuhan keluarga.
Masih dalam artikel tersebut, sebahagia apa pun sebuah keluarga, pasti ada kekurangannya. Pertengkaran dalam sebuah keluarga merupakan pernik yang mewarnai pernikahan. Konflik adalah bumbu yang membuat ikatan suami-istri semakin indah.
Jika setiap permasalahan diekspos ke dunia maya, justru akan memunculkan permasalahan lain yang bisa jadi lebih besar.
Dalam QS Al Baqarah: 187 disebutkan "...mereka (istri-istrimu) merupakan pakaian bagimu dan kamu merupakan pakaian bagi mereka..."
Hal tersebut jelas mengisyaratkan bahwa antara suami-istri harus saling menerima kekurangan untuk saling melengkapi. Aib salah satu adalah aib bagi yang lainnya. Sehingga harus saling menutupi dari pihak luar. Apalagi mengumbar di media sosial yang dapat diketahui oleh siapa pun tentu perlu dihindari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Maaf, menurut saya,kalau menulis tentangdiri atau keluarga kita, ya bolehboleh saja pak, asal jangan membuat aib kita. Kalau masih ingin menuangkan dalam tulisan, bisa kita tukar tokohnya, lokasi kejadiannya,
iya ibu, bisa juga disamarkan nama dan lokasinya agar pasangan atau keluarga tidak merasa tersinggung. terima kasih sudah berkenan membaca.. salam kenal..
Maaf, menurut saya,kalau menulis tentangdiri atau keluarga kita, ya bolehboleh saja pak, asal jangan membuat aib kita. Kalau masih ingin menuangkan dalam tulisan, bisa kita tukar tokohnya, lokasi kejadiannya,
iya ibu..