Faidah Setyaningsih

Teruslah menulis meskipun tidak ada orang yang membacanya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjalanan Menulis
Gambar hanya sebagai pemanis.

Perjalanan Menulis

Faidah Setyaningsih

SMA Negeri 1 Mirit

 

Beberapa waktu lalu saya diminta oleh kepala sekolah untuk berbagi inspirasi menulis di depan teman-teman guru. Sudah beberapa kali diminta tetapi saya selalu menghindar. Karena saya merasa belum layak untuk berbagi. Tapi, akhirnya saya kalah dan harus berbicara di depan guru lain. Saya cuma bercerita pengalaman.

Sebelum memutuskan untuk belajar menulis saya berfikir bahwa menulis tidak mungkin bagi saya. Mengapa? Karena saya tidak memiliki bakat. Saya tidak bisa menulis. Saya bukan guru Bahasa Indonesia. Ditambah lagi anak masih kecil-kecil dan jam mengajar padat.

Hingga akhirnya, saya mendapatkan tugas dari kepala sekolah untuk mengisi web sekolah dengan berita. Upaya penolakan sudah saya lakukan. Karena memang saya tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas tersebut. Tapi alasan apapun tidak diterima. Satu-satunya jalan adalah saya harus mulai belajar menulis.

Tulisan pertama saya buat. Berita tentang kemenangan tim voli dalam kompetisi pada tingkat kabupaten. Sesuai saran dari kepala sekolah, tulisan saya konsultasikan dengan guru Bahasa Indonesia. Ternyata, tulisan saya banyak yang salah. Revisi di sana sini sebelum di-posting di web sekolah.

Pada penulisan berikutnya saya sengaja tidak konsultasikan, langsung saya posting. Begitu seterusnya. Tulis posting, tulis posting.

 Tulisan-tulisan saya semua tentang berita sekolah. Hingga teman-teman memberi julukan "ibu wartawan."

Untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis, saya mencoba memposting tulisan-tulisan di media sosial baik facebook maupun blog. Menulis di web pun masih terus saya lakukan. Karena ini tugas sekolah yang harus saya kerjakan.

Suatu saat, di sebuah grup WhatsApp ada informasi tentang pembuatan buku antologi. Saya tertarik. Meskipun tidak tahu apa itu antologi. Saya pun mencari tahu tentang antologi di google. Oh, ternyata artinya kumpulan. Bisa kumpulan beberapa tulisan dari seorang penulis. Bisa juga bermakna kumpulan tulisan dari beberapa orang penulis. Saya memberanikan diri mengirimkan tulisan sesuai ketentuan yang ada pada informasi di grup WhatsApp tersebut. Di bulan Ramadhan, buku yang memuat tulisan saya terbit. Inilah buku pertama saya. Diberi judul "Guru Mulia Karena Karya." Respon teman-teman beragam. Ada yang memberi apresiasi. Ada juga yang tidak peduli. "Masa guru mulia karena karya. Guru mulia ya karena ngajar," komentar seorang rekan guru. Komentar itu tidak membuat saya kapok menulis. Saya terus saja menulis dan menjadi kontributor beberapa buku antologi, seperti: Indonesia is We, Filosofi Akar: Menggali 1001 Tradisi Lebaran di Nusantara, Dari Film Pendek hingga Pande Sikek, PPDB Zonasi: Dilema Pendidikan Indonesia.

Selain menulis di blog pribadi, saya juga bergabung dengan blog gurusiana. Di sini saya bertemu secara maya dengan teman-teman guru yang sama-sama sedang belajar menulis. Di grup ini saya mengikuti tantangan menulis setiap hari. Tujuannya adalah untuk melatih konsistensi dalam menulis. Setiap hari peserta tantangan ini harus mengunggah tulisan pada blog gurusiana. Tulisan boleh dalam bentuk apapun, bisa opini, cerpen, berita, best practis dll. Apabila peserta tidak mengunggah tulisan maka dianggap gugur dan harus mengulangi sejak hari ke-satu. Saya pernah tidak mengunggah tulisan pada hari ke-13 karena kendala sinyal. Itu artinya saya harus mengulang dari hari ke satu. Tapi, saya tidak langsung mengulang. Beberapa hari saya tidak menulis. Hati rasanya masih gelo. Tapi ternyata ada peserta lain yang harus remidi setelah mencapai hari ke empat puluhan, bahkan lebih. Mereka tetap semangat menulis. Melihat itu, saya jadi memiliki energi untuk kembali menulis.

Tantangan terlewati hingga hari ke 30 dan saya mendapatkan piagam sebagai gurusianer inspiratif kategori biru. Setelah mencapai tulisan yang ke 60 mendapatkan piagam penghargaan sebagai gurusianer inspiratif kategori perak. Dan setelah mencapai hari ke 90 menulis tiap hari tanpa jeda mendapatkan piagam penghargaan sebagai gurusianer inspiratif kategori emas. Meskipun sebenarnya tantangan masih berlanjut hingga waktu satu tahun lebih, saya berhenti mengikuti tantangan ini. 

Masih bersama media guru saya mengikuti lomba menulis naskah buku. Saat itu saya membuat tulisan yang berjudul "Menuju Pembelajaran Berbasis Karya." Tulisan ini terpilih sebagai pemenang bersama beberapa peserta lain. Dan naskah para pemenang diterbitkan dalam buku yang berjudul "Sudahkah Kita Merdeka Belajar?"

Melihat buku-buku yang memuat karya saya biasanya teman-teman bertanya apakah buku itu ada angka kreditnya. Saya jawab tidak. Karena memang buku-buku itu ditulis secara keroyokan. Sedangkan berdasarkan buku 4 tentang angka kredit buku yang memiliki angka kredit maksimal ditulis oleh 4 orang. Angka kredit berjenjang sesuai urutan penulisnya.

Kemudian saya mulai mengarahkan tulisan untuk kenaikan pangkat. Saya mengikuti diklat penulisan artikel ilmiah populer. Hasil dari diklat tersebut saya mendapatkan sertifikat senilai 1 dan artikel dimuat di koran provinsi Jateng Pos dua kali dan mendapatkan angka kredit masing-masing 1,5. Semua diterima oleh tim penilai PAK. Karena saya dinyatakan bisa naik pangkat setelah selama delapan tahun tertunda. Melihat hal ini, teman-teman yang semula tidak begitu peduli dengan kesibukan tulis-menulis saya mulai tertarik dengan dunia kepenulisan. Tiga orang teman mengikuti diklat penulisan artikel populer seperti yang saya ikuti.

Karena buku antologi tidak memiliki angka kredit, saya mencoba membuat buku tunggal. Sebelumnya saya mengikuti diklat penulisan buku yang diselenggarakan oleh Kelas Literasi Guru (KLG) Jateng. Hasil dari diklat ini saya menerbitkan buku antologi cerpen yang diberi judul "Mengejar Mimpi di Bumi Sukowati." Buku yang berisi 10 cerpen. Cerpen tersebut merupakan tulisan yang saya buat dan sudah diposting di blog sebelumnya. Sebagian lagi merupakan tulisan baru yang sengaja ditulis untuk melengkapi cerpen agar menjadi 10 dan berangka kredit 4.

Saat tulisan ini dibuat, buku tersebut belum dinilaikan angka kreditnya. Rencananya akan saya ajukan untuk penilaian tahun ini.

 

Mirit, 7 November 2021

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post