Lebaran memang saat yang membahagiakan. Semua orang serasa menjadi orang baik, ramah, dan pemurah. Hari raya tersebut identik dengan tradisi saling memaafkan kekhilafan sanak-saudara. Selain itu ada kebiasaan saling berbagi angpau maupun THR.

Suasana lebaran di tengah pandemi korona tidak serta merta menghilangkan tradisi dan kebiasaan yang sudah turun-temurun tersebut.

Bahkan, Mba Mus, seorang pedagang keliling tidak mau ketinggalan untuk berbagi THR seperti tahun lalu. Wanita paruh baya yang rutin datang ke sekolah untuk menjajakan kebutuhan dapur tahun ini berbagi panci kepada para pelanggannya. "Biar bisa buat masak mie." ujarnya terkekeh di sela-sela kesibukannya melayani pembeli.

Mba Mus tidak pilah-pilih siapa yang mendapatkan THR darinya. Siapa pun yang berbelanja dengannya tentu mendapat bagian. Baik yang belanjanya banyak, sedikit, bahkan yang hanya sesekali membeli.

Tahun lalu pedagang keliling yang selalu datang sekitar jam 14-an itu sudah berbagi THR berupa tas belanja. Meskipun tidak seberapa harganya para pelanggan nampak bahagia. Dan sepertinya cara Mba Mus sangat efektif untuk menarik hati pelanggan. Terbukti, semakin banyak yang membeli dagangan dari waktu ke waktu.

Terima kasih Mba Mus. Semoga dagangannya laris. Rizkinya berkah dan melimpah.

Mba Mus sudah mengajarkan ternyata untuk berbagi tidak harus menunggu memiliki harta banyak harta. Justru berbagi yang menjadi pemantik datang rizki.

Sekolahku, 8/6/2020

Di sela-sela waktu menunggu sinyal e-raport.