Ini adalah pengalamanku hari ini. Karena sudah hsmpir satu bulan tidak pulang kampung, maka ku ajak suami dsn anakku pulang untuk bertemu dan melepas rindu dengan saudara di kampung. Kebetulan aku dinas tidak di kampung. Sudah lebih 20 tahun. Walaupun demikian aku sering juga pulqng untuk bertemu saudara. Karena orang tuaku sudah tiada.

Karena Minggu libur kami hanya bisa nginab satu malam saja. Putriku saat ini kost karena sekolahnya sudah agak jauh dari tempatku. Kebiasaannya kalau pulang selalu membawa baju kotor. Karens ia merasa untuk baju srkolah radanya kurang bersih kalau ia yang mencuci.

Sampai di jqmpung sudah sore. Sku tak sempat mencuci bajunya. Baru pagi ku cuci. Kebetulan hari tidak terlalu panas. Siang itu aku sudah cek mana kainnya yang sudsh kering bisa diambil.

Setrlsh shslat zuhur, kami sisp- siap unruk berangkat. Aku memasukkan bajunya yang kering tadi ke dalsm tas. Ada kaus kaki dan mansetnya belum kering. Langsung ku hanger dsk kugantung. Setelah itu aku tidak mencek lagi pakaiannya. Skupun betwngkay

Waktu dijalan puttiku sempat bertanya, apakah baju putihnya sudah masuk. Karena diceknya tas bsjunya, ia tiddk menemukannya. Wsktu berangkat kakak sudah mengingatkan apakah masih ada yang tinggal.. Karena mengikuti perasaan, aku yakin kslau pskaian putriku sudshku masukkan. Ternyata ada baju purinya.

Sampai di rumsh, karens ingin memasttikan bajunya. Ia cek kembali. Tapi tidsk ada. Langsung ku cek ternyata memang tidak ada. Setelah ku hubungi kakak dan menanyakan apqkah ada rok yang tinggal., apakah masih afa pakain yang terjemur. Ternyata benar

Padahal hatiku sudah berkata, cek dulu kalau ada pakaian di halaman. Tapi tidak ku hiraukan. Akhirnta suara hatiku berkata benar.