Ketika Wanita Memilih (Tantangan Menulis Hari ke-9)
Wanita sejatinya adalah makhluk yang diciptakan dari tulang rusuk kaum Adam. Bertugas mendampingi dan menemani laki-laki dalam mencari ridho-Nya dengan sepenuh hati. Menjadi seorang istri, ibu, serta anggota masyarakat adalah peran yang tidak dapat dielakkan. Di sisi lain, wanita juga seringkali mengabdikan diri dalam perjuangan hak-hak kaumnya.
Semua hal ini bisa terjadi ketika seorang wanita memutuskan untuk memilih sesuatu. Sejak diberikannya kemampuan berpikir yang lebih cepat matang dibandingkan dengan kaum lelaki, seyogyanya ia mempertimbangkan banyak aspek dalam hidup. Segala hal ditimbang dengan cermat, tidak terkecuali ketika memutuskan untuk menikah.
Menikah adalah momentum dua anak manusia yang diikat dalam sebuah komitmen untuk menjalin rumah tangga. Meraih sakinah, mawaddah, dan warahmah lewat penyatuan dua ego manusia yang memiliki perbedaan latar belakang, suku, kebiasaan dan lainnya. Perjalanan hidup yang ditempuh juga bisa lebih lama dibandingkan waktu hidup bersama orang tua. Rasa manis, asam, dan pahit akan berganti peran mengisi tabir kehidupan dalam pernikahan.
Maka melalui hal inilah, menikah bagi umat muslim dapat menyempurnakan setengah agama yang dimiliki. Pengorbanan seorang istri ataupun suami dalam mengarungi bahtera rumah tangga tentunya dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan yang cermat. Semua aktivitas yang dilakukan selama pernikahan dianggap bernilai ibadah. Bahkan hal kecil seperti menebarkan senyum pada pasangan juga dinilai sebagai bagian dari ibadah.
Berbicara wanita, terdapat sebuah keputusan krusial seperti memilih melanjutkan bekerja atau mengabdikan diri menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Wanita yang sudah biasa bekerja pasti telah mandiri baik itu dari segi finansial, pemikiran, dan juga prinsip hidup. Ia telah terbiasa mengatur segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan diri mulai dari kebutuhan primer hingga tersier. Permasalahan hidup yang datang silih berganti juga menjadi kewajaran dalam diri hingga menemukan solusi terbaik.
Menikah, menjadi pintu gerbang wanita melakukan pendewasaan diri ke tahap berikutnya. Memilih untuk tetap bekerja dapat diupayakan dengan tidak melupakan kodrat sebagai seorang istri. Pekerjaan di kantor atau tempat kerja dapat pula menyita perhatian terhitung Senin hingga Jumat. Belum lagi, antrian tanggungan rumah tangga seperti memasak, mencuci baju, menggosok pakaian, merapikan rumah, dan sederet hal lainnya menunggu dengan setia di rumah. Waktu kebersamaan dengan pasangan juga bisa mengalami pengurangan durasi. Meski begitu, wanita dalam hal ini perlu cerdas lagi bijak menyikapi segala gejolak yang mungkin menimbulkan konflik dalam rumah tangga.
Di sisi lain, jika seorang wanita memilih untuk secara total mendedikasikan diri bagi keluarga maka wanita harus siap dengan segala resiko sekaligus keuntungan yang didapat. Hal pertama berkisar pada kendali hidup berpindah pada seorang kepala rumah tangga yang bertanggung jawab memberi nafkah lahir dan batin. Kebebasan untuk menggunakan uang akan berubah seiring pemberian nafkah dari sang suami. Daftar kebutuhan serta keinginan juga harus disesuaikan agar tidak menyusahkan kedua belah pihak. Sekali lagi, ego diri harus diredam dan disortir demi keutuhan biduk rumah tangga.
Hal kedua adalah penyesuaian status dari seorang wanita pekerja kepada seorang ibu rumah tangga. Aktivitas pekerjaan yang sebelumnya menyita banyak waktu akan segera diisi dengan aktivitas mulia seorang ibu rumah tangga. Kebiasaan baru juga akan muncul seiring pekerjaan rumah tangga yang bertambah setiap harinya. Jika sebelumnya wanita pekerja terbangun di pagi hari untuk segera bergegas mencari rezeki, maka setelahnya, wanita akan terbangun untuk memulai aktivitas ibadah bersama suami dan keluarga.
Begitulah kehidupan selalu menyediakan beragam pilihan bagi manusia, terkhusus halnya kaum perempuan. Setiap pilihan yang telah diambil memiliki dua mata pisau yang sewaktu-waktu dapat memberi kebahagiaan atau pula sebaliknya. Bukanlah salah bila memilih melanjutkan bekerja selama wanita dapat menyesuaikan dengan waktu yang diberikan untuk keluarga. Pun bukanlah hal yang sia-sia jika memutuskan sebagai ibu rumah tangga dengan niat memuliakan suami dan anak demi kebahagiaan dunia akhirat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar