Faoza Saaroh

I am a teacher with some experiences in the field of mathematics education. I have strong passion in teaching of math with Technological Pedagogical Content Kno...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tes Diagnostik sebagai Strategi Awal dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

Tes Diagnostik sebagai Strategi Awal dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

Proses transformasi kurikulum dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka di SMP Islam Al Ikhlas terjadi secara bertahap. Predikat sekolah penggerak yang mulai melekat sejak tahun 2021 membuat satuan pendidikan senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mengimplementasikan berbagai strategi penerapan pembelajaran bagi peserta didik yang sesuai dengan kurikulum merdeka, yakni mengutamakan kebutuhan pokok peserta didik sesuai dengan kompetensi awal yang telah dimiliki sebelumnya. Strategi tersebut mengacu pada kegiatan awal pembelajaran yaitu tes diagnostik.

Secara teori tes diagnostik dapat didefinisikan sebagai tes yang bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik terkait penguasaan suatu pelajaran tertentu. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Depdiknas bahwa melalui tes ini guru dapat menganalisis prediksi gejala yang akan ditimbulkan oleh peserta didik ketika proses pembelajaran pada topik tertentu. Adapun tes diagnostik memiliki 2 bagian yang tidak dapat terpisahkan, yakni tes diagnostik kognitif dan non-kognitif.

Pada mata pelajaran matematika yang saya ampu, pelaksanaan tes diagnostik akan bermanfaat selama proses pembelajaran di satu semester. Tes diagnostik kognitif terkait materi prasyarat topik pembelajaran matematika dan non-kognitif terkait gaya belajar serta karakter psikologi peserta didik tentunya dilakukan di awal semester. Misalnya pada topik matematika yang akan dipelajari selama satu semester oleh peserta didik kelas 8 SMP Islam Al Ikhlas yaitu terdiri dari Teorema Pythagoras, Lingkaran, Statistika, dan Peluang.

Pada tes diagnostik kognitif, saya memberikan soal melalui platform google form berbentuk pilihan ganda dan isian singkat sebanyak 20 soal. Soal tersebut mengacu pada materi prasyarat tentang keempat topik, misalnya pada topik teorema pythagoras terkait pada unsur segitiga siku-siku. Hasil tes diagnostik kognitif peserta didik pada pembelajaran ini selanjutnya dapat dianalisis oleh guru untuk mengidentifikasi kemampuan dasar matematis dengan tindak lanjut proses pembelajaran yang berkorelasi. Peserta didik yang belum menguasai materi prasyarat maka akan diberikan pembinaan oleh guru secara daring ataupun pembinaan secara berkala ketika proses pembelajaran berlangsung.

Pada tes diagnostik non-kognitif peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk memilih metode pembelajaran yang paling diminati, gaya belajar yang sesuai kebutuhan, teman belajar yang dianggap kompeten, serta elemen matematis yang paling dikuasai selama kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Hasil ini juga menjadi referensi yang efektif dalam merancang modul ajar tepatnya pada konteks aktivitas pembelajaran. Peserta didik akan merasa dihargai oleh gurunya dan dapat meningkatkan motivasi selama kegiatan pembelajaran.

Dokumentasi Praktik Baik:

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap... sukses test dianostiknya. Salam inovasi

02 Jan
Balas

terima kasih

02 Jan
Balas



search

New Post