Farida Hanum

Orang ndeso yang punya angan-angan jadi penulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
GORESAN PASCA REUNI (1)

GORESAN PASCA REUNI (1)

Pagi yang cerah, semilir angin berhembus lembut menggerakkan dahan dan ranting. sementara di kejauhan terdengar nyaring kicauan burung bernyanyi bersahutan. Ruroh mengawali aktifitas pagi dengan jogging di sekitar rumahnya. Rumah desa yang masih memiliki udara bersih dan belum terkontaminasi polusi udara. Hawa dingin, hamparan sawah terbentang luas disekitar rumah Ruroh menambah kesejukan desanya. Ruroh mengikat tali sepatunya dan melakukan sedikit pemanasan sebelum ia jogging. Dilanjutkan dengan berlari-lari kecil menyusuri area persawahan sambil sesekali menggerak-gerakkan tangannya. Di kejauhan tampak petani sedang membajak sawahnya. Dulu...dulu sekali membajak sawah menggunakan dua kerbau di tunggangi petani dengan alat sederhana. sekarang, meskipun masih terasa kental suasana desanya, petani membajak sawahnya sudah menggunakan mesin.

Hari Minggu, hari yang menjadi rutinitas Ruroh untuk berolah raga. Karena kesibukannya setiap hari nyaris menyita waktunya hanya untuk bekerja dan mengurus urusan rumah tangga. Tak bisa meluangkan waktu setengah jam pun untuk berolah raga. Tapi kali ini Ruroh tidak bisa terlalu lama jogging. Karena Ia harus segera bersiap-siap untuk menghadiri undangan reuni SMA. Ya...hampir 30 tahun setelah lulus SMA, Ruroh tak pernah bertemu dengan teman-teman SMA, Banyak kenangan yang terukir saat-saat SMA. 30 tahun terputus hubungan dengan teman, sahabat, bahkan dengan mantan pacar. Tiba-tiba saja pikiran Ruroh menerawang ke masa-masa lalu. Saat masih berseragam abu-abu. " Heem...bagaimana wajah teman-teman sekarang ya...?" Ruroh menghayal sendiri. " Pasti kita sudah pada tuwir (istilah tua zaman sekarang ), ya...aku saja sudah berumur setengah abad, anak sudah besar-besar pasti teman-temanku juga sama. bahkan mungkin ada yang sudah menjadi nenek atau kakek.

Ruroh begitu semangat menghadiri acara reuni, apalagi suaminya juga mendukung dan membolehkannya hadir di acara reunian. Sebelum berangkat Ruroh membuatkan sarapan untuk suami dan anak-anak. Seperti biasa Ruroh, suami dan anak-anak sarapan pagi bersama. " Dimas...ikut mama ke acara reuni ya..." Ruroh membujuk Dimas anak bungsunya. " gak mau ma...Dimaz pingin main layang-layang" tolak Dimaz. " sudahlah ma...berangkat sendiri aja, biar anak-anak di rumah sama papa". tegas suami Ruroh. Ruroh hanya terdiam, pinginnya ia bisa hadir dengan suami dan anak-anaknya tapi tak satupun ada yang mau ikut dengannya. Ya...itulah anak-anak mereka tidak akan mungkin mau diajak acara orang tuanya. mereka sudah punya dunianya sendiri. Sementara suami Ruroh tak begitu peduli dengan urusan istrinya. Baginya yang penting urusan rumah dan anak-anak beres semua.

Jam 10.00 tepat Ruroh berangkat sendiri dengan mengendarai motor matic putihnya. Ia meluncur pelan menuju gedung sekolahnya. Gedung SMAN 1, SMA faforit di kotanya. SMA yang dari jaman Ia sekolah sampai sekarang tetap menjadi sekolah faforit. 30 menit bersepeda Ruroh sudah sampai di depan gedung SMA. Gedung yang sama 30 tahun yang lalu. hanya sedikit polesan yang membuat gedung SMA semakin terlihat mewah. Ruroh memarkir sepedanya. dan berjalan menyusuri lorong gedung tua tempat Ruroh menimba ilmu. Sayup-sayup terdengar suara musik tembang lagu kenangan " Wi...duri..elok bagai rembulan..ou sayang...lagu widuri milik Broery Pesolima terdengar merdu mengiringi langkah Ruroh. " Hai ...apa kabar?" terdengar suara sapaan yang mengagetkan Ruroh. Ruroh menoleh ke belakang. Ia masih bingung, keningnya ditekuk menunjukkan keraguan pada dirinya. " e..e..Maaf siapa ya...? Ruroh balik bertanya. Keduanya sama-sama bingung. Ruroh dan cowok berpostur tinggi dan berkumis tebal itu saling bertatap muka.

"Aku Fendi" cowok itu mengulurkan tangannya. Sesaat Ruroh kembali menerawang ke masa 30 tahun yang lalu. Ia mencoba mengingat nama Fendi."Ya Allah...kamu si Fendi" Ruroh tak bisa mneyembunyikan rasa bahagianya. Ia langsung menerima jabat tangan Fendi. Fendi memang tidak sekelas dengan Ruroh Fendi anak IPS 1 sedangkan Ruroh IPS 2, tapi keduanya pernah saling menyukai. walaupun disebut dengan cinta monyet, tapi mereka cukup lama saling peduli satu dengan yang lainnya. Lulus sekolah putus pula hubungan cinta mereka. bahkan mereka tak pernah lagi berkomunikasi. Maklumlah...jaman dulu belum ada yang namanya gadget. jadi ketika mereka mengutarakan rasa sayangnya saja mereka harus menulis surat. Itulah seni percintaan jaman old.

"Assalamualaikum..." Ruroh menyapa teman-temannya yang sudah datang lebih awal. Ruroh langsung dikerumuni teman-teman perempuan. Mereka saling berpelukan melepas rindu sambil tertawa lepas persis saat masa-masa sekolah, mereka lupa bahwa mereka sudah bukan anak sekolah lagi, mereka bergembira seakan tak punya beban hidup. Mereka semua begitu bahagia. saling bertukar cerita , bercanda dan bergurau. Begitu pula dengan Ruroh, ia larut dalam kegembiraan bersama teman-temannya. Ruroh benar-benar menikmati acara kumpul-kumpul dengan temannya.ya...ini reuni yang pertama setelah lulus dari SMA. makanya ia begitu bahagia bisa ketemu mereka.

Sementara Fendi menemui teman-teman pria yang duduk tidak jauh dari Ruroh dan teman-temannya. Tidak kalah hebohnya dengan teman perempuannya, Fendi dan teman-teman juga bisa tertawa lepas, bercanda dan bersenda gurau.Di saat-saat mereka bergembira tampak dari kejauhan Fendi berkali-kali melirik ke arah Ruroh. Sesekali mata mereka berpapasan. Secara bersamaan pula mereka mengeluarkan senyuman khas mereka. Rupanya pertemuannya kali ini memunculkan kembali sisa-sisa kasih sayang yang pernah mereka jalin saat SMA dulu. Ada rasa kangen diantara keduanya. Ini tampak dari pandangan mereka. Tiba-tiba saja Fendi berdiri dan menghampiri Ruroh. Ia duduk di sebelah Ruroh menggeser si gendut Mia. Mia yang faham betul tentang mereka berdua langsung pindah tempat duduk dan membiarkan mereka berdua. "hei..! gimana kabarmu?lama ya kita tidak bertemu?" Fendi mengawali percakapan. "Iya. Alhamdulillah...baik, dinas dimana sekarang?" Ruroh balik bertanya. Mereka asyik bernostalgia, bercanda dan bergembira tak peduli walau acara sedang berlangsung. hingga tak terasa acara reuni pun selesai. Mereka berdua begitu bahagia, pertemuan yang terjadi setelah 30 tahun benar-benar berkesan bagi mereka. Apalagi kemudian mereka saling bertukar Nomor HP, tentu mereka akan semakin rutin berkomunikasi. Awal pertemuan ini membuka kembali kisah asmara mereka 30 tahun yang lalu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post