Farida Hanum

Orang ndeso yang punya angan-angan jadi penulis....

Selengkapnya
Navigasi Web
MANUSIA TANPA KERTAS DAN PENA??

MANUSIA TANPA KERTAS DAN PENA??

MANUSIA TANPA KERTAS DAN PENA?

Oleh: Farida Hanum

Menulis menggunakan pena dan kertas sudah ada sejak zaman nenek moyang kita. Kertas digunakan sebagai media menulis sejarah di masa lalu. Hal itu terlahir karena sebelum manusia mengenal aksara atau tulisan, ide-ide, kebudayaan, penemuan, cerita atau peraturan hanya dilukiskan atau diungkapkan secara verbal, sehingga catatan sejarah yang penting tidak bisa dirasakan oleh anak cucu kita. Kertas dan pena memiliki banyak peran dalam kehidupan. Hampir setiap lini kehidupan kertas berperan penting selain sebagai media mencatat sesuatu kertas juga bisa dimanfaatkan dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari, seperti misalnya tissue, pembungkus makanan, dll

Namun, kenyataan saat ini menulis dengan menggunakan kertas dan pena mulai mengalami kepunahan. Salah satu faktor kepunahan tersebut adalah kemajuan tehnologi. Kemajuan teknologi dan aktivitas sehari-hari yang serba instant, menuntut seseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih mudah dan praktis. Termasuk kegiatan yang berhubungan dengan pena dan kertas. Kecanggihan tehnologi menjadikan kebutuhan menulis dengan tangan pun semakin tergantikan oleh kemudahan mengetik di smartphone, tablet, laptop, ataupun notebook.

Jadi, bukan hal yang aneh lagi jika banyak orang lebih memilih untuk mengetik di atas keyboard komputer atau layar sentuh ponselnya dibandingkan harus repot-repot menulis manual menggunakan tangan di atas kertas. Di sadari atau tidak, menulis diatas kertas dengan menggunakan pena sudah mulai jarang kita lakukan. Kita akan lebih mudah merangkai kalimat dengan menggunakan smartphone, karena dimanapun kita ingin menulis, kita akan dengan mudah melakukannya. Misalnya pada saat menunggu antrian, saat menanti angkutan, dalam kendaraan, saat santai, atau dalam kondisi galau-pun kita bisa menulis dengan mudah.

Karena sesungguhnya ide menulis bisa muncul darimana saja dan kapan saja. Jika kita tidak segera mengembangkannya menjadi sebuah tulisan, ide tersebut akan hilang. Coba kalau kita mengandalkan menulis dengan bermodal secarik kertas dan sebuah pena, maka kita harus menunggu saat berada pada suasana yang nyaman untuk bisa menulis, membutuhkan meja sebagai sarana menulis, hal ini bisa menghambat pekerjaan kita atau bahkan bisa berakibat hilangnya ide-ide menulis pada diri kita.

Sebelum zaman millennial, kertas dan pena merupakan komponen yang fardu ‘ain bagi siswa di sekolah. Merangkai kata demi kata dengan menggunakan pena memiliki keistimewaan tersendiri, kita bisa menulis indah, menyusun huruf demi huruf dengan mengandalkan unsur seni. Anak-anak bisa menulis tegak bersambung dengan apik, rapi dan indah. Bahkan pada abad sebelum 21 menulis tegak bersambung menjadi menu wajib dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Intinya menulis dengan tangan merupakan bentuk ekspresi kita dalam mengungkapkan perasaan, Kini, semua itu hilang, anak-anak tidak lagi bisa menulis tegak bersambung, anak-anak tak lagi mampu menulis dengan mengembangkan unsur keindahan, kebanyakan mereka mengandalkan tulisan dengan menggunakan huruf balok. Bahkan ketika mereka dituntut untuk menulis tegak bersambung mereka selalu berkata tidak bisa. Sulitlah, gak senanglah dan entah apalagi alasan-alasan yang selalu mereka buat. Bahkan saat ini, ketika mereka disuruh untuk menyalin tulisan di papan tulis , mereka enggan menyalinnya. Bagi mereka copas by laptop itu sudah pasti akan memperoleh lebih banyak ilmu, praktis, dan tidak butuh waktu banyak. Wow !!, secepat itu pergeseran budaya menulis pada anak-anak kita.

Dilihat dari sisi praktis dan efisien smartphone memang banyak membantu pekerjaan kita. Disamping smartphone berfungsi sebagai media komunikasi praktis, yang bisa menghubungkan kita dengan seseorang yang jaraknya jauh sekalipun. Kita juga bisa berkomunikasi dengan orang yang baru kita kenal melalui aplikasi whatsapp, hingga bisa begitu akrab hanya melalui jejaring sosial saja. Meskipun saat kita bertemu secara langsung terkadang tetap tidak saling mengenal, lucu sekali. Di samping itu smartphone juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan juga ladang bisnis yang cukup menjanjikan dan menghasilkan.

Dengan fasilitas yang super canggih smartphone mampu meringankan beban kita terkait dengan pengetahuan dunia luar. Kita bisa mengakses apapun yang ingin kita ketahui hanya dengan menggunakan benda kecil tersebut. Smartphone yang terus berevolusi semakin menunjukkan kecanggihan dan kepintarannya, aplikasi lengkap yang bisa membantu kita mengembangkan ide-ide menulis dimanapun dan kapanpun, seperti misalnya kita bisa menggunakan speechnotes atau voice notes saat kita ingin menulis di perjalanan, serta masih banyak lagi fitur-fitur canggih yang mampu memanjakan kita sebagai penggunanya.

Bahkan bukan sesuatu yang aneh di era digital ini, media belajar anak tidak hanya sebuah buku, namun bisa juga menjadi tutorial online maupun game yang berbasis pelajaran. Hal ini secara tidak langsung mampu merubah pola fikir anak dalam menghadapi setiap masalah. Kecanggihan tehnologi tersebut, akhirnya mampu menggeser budaya menulis degan menggunakan pena dan secarik kertas. Anak-anak pun tak lagi bersemangat menulis dengan tangan, mereka lebih enjoy dan terbiasa menggunakan smartphone sebagai pengganti pena dan kertas.

Entah bagaimana nasib pena dan kertas di era digital seperti saat ini. Lambat laun kedua benda tersebut akan lenyap ditelan oleh kecanggihan tehnologi. Mungkinkah masyarakat akan benar-benar hidup tanpa kertas dan pena? imposible. Meskipun saat ini penggunaan kertas dan pena sudah mulai langkah dan jarang digunakan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti juga akan hilang dari pasaran.

Bergesernya penggunanaan pena dan kertas harusnya tetap diantisipasi dan diwaspadai. Apalagi jika penggunaan smartphone menjadikan seseorang enggan untuk menggunakan pena lagi. Khususnya bagi anak-anak. Kita sebagai orang tua ataupun pendidik harus benar-benar bisa memanaj penggunaan smartphone pada anak, atau bahkan kalau perlu anak harus dikenalkan pada smartphone seminim mungkin, hal ini disamping agar anak tidak kecanduan barang kecil tersebut juga agar anak tetap giat belajar menulis dengan menggunakan pensil dan kertas.

So, menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari adalah sah-sah saja, namun bukan berarti harus menghilangkan kertas dan pena. Karena sesungguhnya menulis dengan menggunakan tangan memiliki banyak manfaat, selain kita mampu mengembangkan kreativitas melalui tulisan, kita terhindar dari kepikunan, karena otak kita bekerja lebih maksimal dengan merekam segala bentuk tulisan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kertas masih tetap berguna, begitu juga pena. Intinya walau pun sudah berada IT hebat.. Yang jadul dan masih relevan tak boleh ditinggalkan

11 Jul
Balas

Iya bun.kekhawatiran akan hilngnya kedua benda tsb

11 Jul

Selamat datang lagi bu di Gurusiana, tulisan yang keyeeen

11 Jul
Balas

Haha...jd malu sy.lama gk mnulis di gurusiana

11 Jul

Runtut dan mudah dicerna bunda. Terima kasih artikelnya semoga bermanfaat ....

11 Jul
Balas

Terima kasih pak, mengawali menulis di gurusiana lagi

11 Jul



search

New Post